Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy
Gambar Buku ‘Siap Fight, Siap Sukses’ (iPusnas)

Kita tentu sepakat bahwa orang yang bersungguh-sungguh dalam mewujudkan impiannya, kelak dia akan menuai keberhasilan.

Sikap kesungguhan ini memang menjadi salah satu faktor yang sangat membantu kesuksesan kita.

Tanpa memiliki kesungguhan, tentu kita akan terlunta-lunta dalam mewujudkan apa yang kita inginkan.

Terlebih bila hari-hari kita dihiasi oleh rasa malas. Malas untuk bergerak, malas untuk melangkah.

Tak heran bila sikap malas ini akan menghancurkan kehidupan manusia.

Malas membuat banyak orang jadi suka menuda-nunda pekerjaan.

Malas juga menjadikan banyak orang mengalami kegagalan.

Malas memang sangat merugikan kita. Makanya, kita perlu menghindarinya, dan memaksa diri agar tidak menjadi manusia pemalas.

Salah satu upaya agar kita tidak jadi orang malas adalah berusaha melihat kebiasaan orang-orang malas.

Bukan untuk ditiru, tetapi sebagai sarana introspeksi diri, agar kita bisa melihat betapa sikap malas itu sangat menyebalkan dan membuat kita mengalami kerugian yang begitu besar.

Dalam bukuSiap Fight, Siap Sukses’ diungkap perilaku para pemalas.

Di antaranya adalah suka menunda pekerjaan, banyak alasan, pura-pura sibuk, berangkat kerja dengan berat, merasa paling benar sendiri, mulut besar, kurang inisiatif, hobi bergosip dan tidak pernah bersyukur.

Mungkin kita pernah melihat orang yang begitu lihai membicarakan keburukan orang lain.

Sampai-sampai waktunya begitu tersita hanya untuk bergunjing atau bergosip.

Padahal saya yakin, setiap orang yang sudah dewasa pasti tahu tentang larangan bergosip dalam ajaran agama.

Orang yang tidak mau bersyukur juga termasuk ke dalam ciri orang-orang pemalas.

Misalnya tidak mensyukuri penghasilan atau gaji. Padahal sudah mendapatkan gaji hampir lima juta rupiah sebulan, tetap saja tak mau bersyukur.

Bagi yang gemar mengeluh dan enggan bersyukur, coba sekali-kali tidak mikir duit. Banyak sekali kenikmatan yang tidak bisa kita beli dengan uang. Misalnya, uang bisa membeli obat tapi tidak bisa membeli kesehatan. Uang tak bisa membeli jantung yang senantiasa berdetak (hlm. 21-22).

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang hobi mengeluh.

Orang yang gemar mengeluh biasanya hanya akan membebani kehidupan orang lain.

Benar kata Khalifa Bisma Sanjaya, bahwa manusia yang banyak mengeluh, dialah yang banyak dikeluhkan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Semoga terbitnya buku ‘Siap Fight, Siap Sukses’ karya Khalifa Bisma Sanjaya (Quanta, Jakarta) ini, dapat menjadi cambuk penyemangat bagi kita agar tidak menjadi manusia-manusia pemalas dan enggan bersyukur. 

Sam Edy