Buku karya Aris Kurniawan ini unik dan menarik. Dilihat dari judulnya saja sudah unik: Monyet Bercerita. Berisi sekumpulan cerita pendek (cerpen) yang diwarnai dengan drama, kekocakan, juga kejadian tragis dan menggelisahkan.
‘Mata Monyet’ adalah salah satu judul cerpen dalam buku ini yang memiliki kisah yang begitu menyedihkan. Tentang seekor monyet yang dipiara oleh seorang anak bernama Punang. Monyet tersebut merupakan pemberian seorang nenek saat Punang dan ayahnya pergi ke Taman Wisata Plangon.
Punang bercerita pada ayahnya bahwa monyet-monyet yang ada di Taman Wisata Plangon adalah jelmaan manusia yang suka berkhianat. Liman, sang ayah, dengan berbagai cara berusaha menjelaskan bahwa apa yang orang-orang kisahkan tentang asal-usul monyet Plangon itu mitos belaka. Tidak boleh dipercaya.
Sementara itu, diam-diam Liman justru berpikir: jangan-jangan benar monyet itu jelmaan Maryam. Liman merasa heran sendiri bagaimana gagasan aneh itu bersarang di kepalanya yang selama ini menolak takhayul, hal-hal gaib, dan cerita-cerita mistis lainnya yang banyak ditebarkan mulut orang-orang di kota kecilnya.
Pikiran tentang monyet itu jelmaan Maryam membuat Liman berdebar-debar saban berdekatan dengan si monyet, apalagi bertatapan dengan sorot mata sinis dan mengejeknya.
Jadi ceritanya, Maryam adalah perempuan yang dulu sangat dicintainya tapi kemudian dibencinya lantaran berkhianat dan minggat bersama mantan kekasihnya.
Monyet bernama si Mongki tersebut sebenarnya monyet yang lucu dan Punang begitu menyukainya. Berbeda halnya dengan sang ayah yang malah berusaha ingin menyingkirkan si Mongki dari rumahnya. Namun, upaya menyingkirkan Mongki gagal.
Cerpen menarik lainnya dalam buku ini berjudul ‘Plangon’. Sepertinya cerpen ini masih lanjutan dari cerpen sebelumnya. Berkisah tentang Punang, yang ingin membuktikan kebenaran kata-kata Nenek yang ditemuinya di Taman Wisata Plangon. Jadi si Nenek bercerita bahwa salah satu dari monyet-monyet yang menghuni taman wisata tersebut adalah ibunya.
Untuk membuktikan kebenaran cerita Nenek, Punang pun kembali mengunjungi Taman Wisata Plangon, tentu saja tanpa sepengetahuan ayahnya. Sebab ayah akan marah kalau tahu anaknya pergi ke Plangon. Ayah begitu membenci ibu yang telah mengkhianatinya. Ayah menganggap bahwa ibu telah mati.
Cerpen-cerpen menarik lainnya karya Aris Kurniawan bisa Anda baca langsung dalam buku terbitan Basabasi (Yogyakarta, 2019) ini. Sebuah buku unik yang dapat dijadikan sebagai bacaan menghibur di waktu senggang Anda.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Belajar Menerima Trauma Masa Lalu dari Buku Merawat Trauma
Ulasan
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Kalahkan Shi Yu Qi, Jonatan Christie Segel Tiket Final China Masters 2024