Buku "Minimarket yang Merepotkan" karya Kim Ho-yeon bercerita tentang Dokgo, tunawisma di Stasiun Seoul yang menemukan dompet nenek pemilik minimarket.
Novel setebal 400 halaman dari Penerbit Haru ini memiliki ide yang unik dan sangat seru karena beda dari kebanyakan novel yang pernah saya baca.
Setelah Dokgo menemukan dompet tersebut, dia langsung mengembalikannya. Namun karena dia merasa lapar ketika dalam perjalanan untuk menemui sang nenek, Dokgo akhirnya meminta izin agar ia bisa memakai uang tersebut untuk membeli makanan.
Saya suka dengan karakter Dokgo yang digambarkan sebagai sosok yang jujur. Karena pesan moral seperti ini perlu banyak ditanamkan agar pembaca bisa tetap ingat tentang pentingnya nilai kehidupan yang kian terkikis di era modern ini.
Kejujuran Dokgo membuat nenek ingin memberi sedikit uang sebagai rasa berterima kasih. Namun, dia menolak pemberian nenek.
Sang pemilik minimarket ini tak kehabisan akal karena dia akhirnya mengajak Dokgo ke minimarket miliknya dan menawarkan pekerjaan sebagai pegawai shift malam. Kebetulan, pegawai sebelumnya terpaksa resign.
Kisah pun semakin seru dan membuat saya penasaran dengan sosok Dokgo. Siapakah dia yang sebenarnya?
Selain jujur, Dokgo juga mengajarkan kita secara tersirat tentang kebaikan dan tolong menolong. Seperti dalam adegan saat ia menolong hidup banyak pelanggannya yang berantakan.
Karena di zaman sekarang, semakin sulit menemukan orang yang tulus untuk mau menolong orang lain. Sehingga melalui kisah Dokgo, selain berpetualang juga banyak pesan yang bisa dipetik melalui buku "Minimarket yang merepotkan" ini.
Meski jalan ceritanya menarik, tapi hal yang membuat saya kesulitan saat membaca adalah tokoh dan latarnya digambarkan di Korea Selatan. Sehingga saya secara personal biasanya kesulitan ketika membaca fiksi dengan tokoh Korea, Cina, atau Jepang karena nama-namanya susah dilafalkan dan diingat.
Namun saya tetap terus membalik halaman buku ini karena sangat penasaran dengan akhir dari kisah Dokgo di minimarket tersebut.
Akhir kata, buku yang cukup tebal ini tidak akan membuatmu bosan. Sebaliknya, "Minimarket yang Merepotkan" ini akan membuat perasaanmu menghangat, dan campur aduk karena penulis berhasil mengemas ceritanya dengan baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
SEVENTEEN "Let Me Hear You Say": Kata Sederhana yang Jadi Kekuatan Besar
-
Sinyal yang Dikirim untuk Orang Tercinta di Lagu TWICE "Signal"
-
Bukan Sekadar Cetak Gol, Intip Rahasia Teknik Dasar Futsal di Lapangan
-
Dari Gang Sempit ke Panggung Dunia, Kilas Balik Sejarah Panjang Futsal
-
Jangan Asal Tentang, Menang Lewat Taktik dengan Strategi Formasi Futsal
Artikel Terkait
-
5 Rekomendasi Buku Tipis untuk Berantas Reading Slump, Ada Beragam Genre!
-
Cara Menerima Ketidaksempurnaan Diri Lewat Buku 'Love for Imperfect Things'
-
Hikmah Syukur dalam Buku 'Tuhan, Maaf Kami Belum Bersyukur'
-
Buku What's So Wrong About Your Self Healing: Panduan Menemukan Jati Diri
-
Nikmati 28 Kisah Beragam Genre dengan Tokoh Unik dalam Buku Februari Malam
Ulasan
-
Ulasan Novel Islammu Adalah Maharku: Di Antara Amin yang Tak Sama
-
Review Jujur Selepas Nonton Film Sihir Pelakor, Masih Tayang di Bioskop
-
Seru! Review 'Pride and Prejudice and Zombies': Romansa dan Teror Wabah
-
Agnostisisme: Seni Menapaki Jalan di Antara Yakin dan Ragu
-
Enigma Wajah yang Menggugat: Menyelami Pikiran Emmanuel Levinas
Terkini
-
Kalahkan TXT, NCT Dream Raih Trofi Pertama Lagu Chiller di 'M Countdown'
-
Sejarah Futsal: Kisah Inspiratif dari Lapangan Kecil!
-
Bukan Hanya Sekadar Pindah, Hijrahnya Jay Idzes Juga Pecahkan Rekor Kawasan ASEAN!
-
Reply oleh Yuju: Ucapan Selamat Tinggal Manis untuk Mantan Kekasih
-
5 Inspirasi Outfit Bandara ala Lee Know Stray Kids, Comfy Abis!