Manusia merupakan makhluk yang tercipta sempurna dibandingkan makhluk hidup lainnya di muka bumi ini. Manusia diberi akal oleh Tuhan untuk berpikir dan melakukan beragam hal positif dalam hidup ini.
Sebagai makhluk yang tercipta sempurna, jangan sampai kita tidak enggan untuk mensyukurinya. Pandai-pandailah bersyukur dan jangan gemar mengeluh. Jadilah manusia tangguh dan pantang menyerah dalam hidup yang tak mudah ini.
Salah satu bentuk rasa syukur yang dapat kita lakukan adalah berusaha untuk menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitar kita. Dalam buku ‘Tuhan, Maaf Kami Belum Bersyukur’ Irja Nasrullah menjelaskan, banyak cara yang bisa dilakukan agar kita bermanfaat untuk sesama. Bahkan, ketika kita memiliki akhlak mulia, secara tidak langsung kita telah memberikan manfaat untuk sesama.
Di antara hal-hal bermanfaat yang bisa dipraktikkan misalnya, tersenyum kepada orang lain akan membuat mereka bahagia, berjabat tangan dan mengucapkan salam akan meningkatkan rasa persaudaraan di antara sesama, menjenguk orang sakit, mendoakan, serta membesarkan jiwanya akan menjadikan dia lebih optimistis dan sabar terhadap apa yang dialaminya (hlm. 49-50).
Menurut Irja Nasrullah, kebaikan apa pun yang bisa kita lakukan hari ini, lakukanlah. Kita hanya punya hari ini, karena hari kemarin telah berlalu dan hari esok belum tentu bisa kita temui. Hasan Al-Bashri berkata:
“Dunia ini hanya terdiri dari hari. Kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Besok, mungkin engkau tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kau punya. Jadi, beramallah di sana”.
Menggunakan harta yang kita miliki untuk memperbanyak amal kebaikan juga termasuk cara bagi kita untuk mensyukuri karunia nikmat-Nya. Jangan sampai kita merasa pelit dan enggan berbagi. Jangan sampai kita diperbudak oleh harta yang kita miliki.
Reguklah kenikmatan dan fasilitas dunia secukupnya. Selalu bersyukur dengan yang kita terima karena dengannya semua, yang kita miliki menjadi berkah. Materi, umur, dan waktu, akan menjadi berkah jika selalu diiringi dengan kesadaran diri bahwa semua itu hanya titipan-Nya (hlm. 177).
Buku ‘Tuhan, Maaf Kami Belum Bersyukur’ karya Irja Nasrullah (Mizania) ini dapat menyegarkan kembali kesadaran kita bahwa mensyukuri nikmat Allah memang tak semudah menikmatinya. Selamat membaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
-
Ulasan Buku Sabar tanpa Batas, Memaknai Hidup dengan Bijaksana
Artikel Terkait
-
Duka di Balik Komedi, Ulasan Novel Capslok: Capster Anjlok
-
Nicholas Saputra Siap Bintangi Film 'Tukar Takdir', Adaptasi Buku Laris!
-
Ulasan Novel Persona: Kisah Remaja dalam Menghadapi Ekspektasi Sosial
-
Ulasan Buku High Value Woman: Menjadi Perempuan Berprinsip dan Percaya Diri
-
Perspektif Penyakit dan Perawatan dalam Buku "How to Tell When We Will Die"
Ulasan
-
Duka di Balik Komedi, Ulasan Novel Capslok: Capster Anjlok
-
Ulasan Novel Persona: Kisah Remaja dalam Menghadapi Ekspektasi Sosial
-
Ulasan Buku High Value Woman: Menjadi Perempuan Berprinsip dan Percaya Diri
-
Perspektif Penyakit dan Perawatan dalam Buku "How to Tell When We Will Die"
-
Ulasan Film Forbidden Dream, Kisah Sejarah Dua Pemimpi Hebat Era Joseon
Terkini
-
Keputusan Kontroversial Ubisoft terhadap Prince of Persia: The Lost Crown
-
Jadi Detektif, Yuri SNSD Ungkap Latihan Demi Peran di Parole Examiner Lee
-
3 Series Indonesia Tayang November 2024, Seru dan Menegangkan!
-
3 Produk Wardah Crystal Secret Mengandung Arbutin Ampuh Samarkan Noda Hitam
-
Winger Jepang Kritik Pedas Kualitas Rumput GBK: Lapangan Tidak Rata