Atomic Habits adalah sebuah karya dalam bidang psikologi kebiasaan yang digarap oleh James Clear, seorang penulis berkebangsaan Amerika. Buku ini berjudul lengkap "ATOMIC HABITS: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones Tiny Changes, Remarkable Result."
Isinya berfokus pada panduan untuk membentuk kebiasaan positif melalui perubahan-perubahan kecil dalam kehidupan. Secara esensial, buku ini mengulas berbagai perubahan kecil yang, jika dilakukan secara konsisten, dapat memiliki dampak besar bagi manusia.
Umumnya, Atomic Habits termasuk dalam kategori self development, menjadi sumber yang berharga untuk pengembangan diri. Penulisnya merangkum data yang valid dari riset ilmuwan dan institusi terkait psikologi kebiasaan.
Meskipun banyak berisi data, buku ini juga dikemas dengan kisah-kisah inspiratif dari pengalaman pribadi penulis dan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Keberadaan kisah-kisah ini memberikan nuansa yang lebih santai pada buku, walaupun materi intinya bersifat teknis dan berat.
Atomic Habits berhasil menduduki peringkat tertinggi dalam buku self development, terbukti dengan pencapaian prestigiusnya. Buku ini pernah mendapatkan predikat New York Times Bestseller, menandakan penjualannya yang luar biasa di Amerika Serikat. Terjemahan buku ini ke berbagai bahasa, termasuk Indonesia, turut memperluas jangkauan kepopulerannya hingga ke seluruh dunia.
Di Indonesia, buku ini telah mencetak sejarah dengan 29 kali cetakan dan penjualan melebihi 100.000 eksemplar. Keberhasilan ini membuat Atomic Habits diakui sebagai salah satu buku self development terbaik yang pernah ada.
Strategi Efektif Membangun Kebiasaan Baik: Panduan Berdasarkan Konsep James Clear
Dalam upayanya memberikan panduan kepada pembaca untuk membangun kebiasaan baik, James Clear menawarkan empat cara yang saling terkait dan membentuk suatu kesatuan tak terpisahkan. Keempat cara tersebut mencakup: 1) Membuat objek kebiasaan baik terlihat, 2) Menjadikan kebiasaan baik menarik, 3) Memudahkan pelaksanaan kebiasaan baik, dan 4) Memberikan penghargaan diri saat berhasil menginternalisasikan kebiasaan tersebut.
Cara pertama melibatkan visualisasi kebiasaan, di mana esensinya adalah mengubah lingkungan menjadi lebih positif. Sebagai contoh, bagi seseorang yang berusaha membentuk kebiasaan membaca buku, disarankan untuk meletakkan buku-buku di tempat yang mudah dijangkau dan selalu terlihat. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan keinginan membaca buku menjadi lebih mudah dilakukan ketika dorongan muncul.
Cara kedua fokus pada menjadikan kebiasaan menarik dengan mengelola dopamin dalam otak. Studi menunjukkan bahwa kepuasan manusia berasal dari lonjakan dopamin, oleh karena itu, peningkatan dopamin juga diperlukan dalam proses membangun kebiasaan baik.
Sebagai contoh, dalam usaha membentuk kebiasaan menulis, seseorang dapat menemani aktivitas tersebut dengan mendengarkan lagu yang disukainya. Lagu tersebut dapat menciptakan lonjakan dopamin, membuat aktivitas tersebut lebih menyenangkan.
Cara ketiga berkaitan dengan memastikan kegiatan tersebut selalu mudah dilakukan. Intinya adalah memprioritaskan kualitas daripada kuantitas, karena kuantitas cenderung memberikan beban yang berat saat membangun kebiasaan. Lebih baik melakukan sesuatu secara bertahap daripada memberikan beban berlebihan yang dapat menyebabkan rasa malas dan kelelahan, mengganggu konsistensi dalam membentuk kebiasaan baik.
Sebagai contoh, jika seseorang ingin membentuk kebiasaan membaca buku, disarankan untuk membaca dalam jumlah yang sedikit namun menyenangkan, daripada memberikan tekanan dengan membaca dalam jumlah yang banyak dan melelahkan.
Cara keempat melibatkan memberikan hadiah kepada diri sendiri setelah berhasil menjalankan kebiasaan tersebut. Pengamatan penulis menunjukkan bahwa banyak anak muda saat ini telah mengadopsi metode ini dalam kehidupan mereka.
Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas usaha yang telah dikeluarkan, dengan harapan bahwa kegiatan membangun kebiasaan baik akan tetap menjadi pengalaman yang menyenangkan dan memotivasi untuk diulangi.
Melalui memberikan hadiah kepada diri sendiri, individu dapat menciptakan rangsangan positif yang terkait dengan keberhasilan dalam menjalankan kebiasaan baik. Pendekatan ini dirancang untuk memperkuat hubungan positif antara upaya dan hasil, menciptakan siklus positif yang mendorong konsistensi dalam mempertahankan kebiasaan tersebut.
Tujuan akhirnya adalah agar aktivitas membangun kebiasaan baik tetap menjadi suatu hal yang dinikmati dan menjadi dorongan untuk dilakukan berulang kali.
Menantang Mitos 21 Hari: Perspektif James Clear dalam Atomic Habits tentang Pembentukan Kebiasaan
Adalah pengetahuan umum bahwa membentuk kebiasaan membutuhkan waktu 21 hari, namun dalam "Atomic Habits," James Clear memiliki pandangan berbeda mengenai hal tersebut. Ia berpendapat bahwa ukuran pembentukan kebiasaan seharusnya bukanlah waktu, melainkan repetisi atau pengulangan dari kebiasaan tersebut.
Meskipun demikian, Clear menegaskan bahwa proses pembentukan kebiasaan dapat berbeda-beda untuk setiap individu, dengan beberapa orang mampu mengadopsi kebiasaan baru dengan cepat, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama.
Pandangan Clear ini memiliki konsekuensi bahwa pembentukan kebiasaan tidak selalu terjadi tepat dalam waktu 21 hari. Namun, jika seseorang tetap ingin menggunakan angka 21 sebagai panduan, pendekatan yang tepat adalah melakukan kebiasaan tersebut sebanyak 21 kali pengulangan, baik dalam rentang 21 hari, lebih cepat dari 21 hari, atau bahkan lebih lama dari 21 hari.
Dengan pendekatan ini, fokus lebih pada jumlah pengulangan atau repetisi, dibandingkan dengan jumlah hari secara khusus, menekankan bahwa kunci utama dalam pembentukan kebiasaan adalah konsistensi dan pengulangan yang berkelanjutan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Ulasan Buku Hidup Damai Tanpa Insecure, Belajar Mencintai Diri Sendiri
-
Review Buku 'Waktu untuk Tidak Menikah', Alasan Perempuan Harus Pilih Jalannya Sendiri
Ulasan
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Salaryman's Club: Anime Sports Kombinasi Olahraga dan Kehidupan Kantoran
Terkini
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berhak Pakai Nomor 1, Jorge Martin Pilih Ganti atau Tidak?
-
Meski Tidak Turunkan Skuat Terbaiknya di AFF 2024, Indonesia tetap Ancaman bagi Vietnam
-
Dibintangi Kim Soo Hyun dan Jo Bo Ah, Ini Jadwal Tayang Drama Korea Knock Off