Petualangan Sherlock Holmes dan dr. Watson kali ini melibatkan seorang bintang kabaret Prancis, kolektor seni yang kaya raya, serta sebuah kasus pencurian patung bernilai tinggi. Ini ulasan buku Art in the Blood lebih lengkap.
Identitas Buku
Judul Buku: Art in the Blood (Darah Seni: Petualangan Sherlock Holmes)
Penulis: Bonnie Macbird
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 280 Halaman
Sinopsis Cerita
London. Desember, 1888. Sherlock Holmes, 34 tahun, terpuruk dan kembali kecanduan kokain setelah penyelidikan kasus The Ripper. Watson tak bisa menenangkan ataupun menyadarkan temannya, sampai sebuah surat bersandi datang dari Paris.
Mlle La Victoire, bintang kabaret Prancis yang cantik menuliskan bahwa putra termudanya menghilang, dan ia telah diserang di jalanan Montmartre.
Sherlock Holmes bergegas ke Paris bersama Watson. Mereka menemukan bahwa anak yang hilang itu hanya awal dari masalah yang lebih besar lagi. Patung yang paling berharga setelah patung Winged Victory telah dicuri dari Marseilles, dan beberapa anak di Lancashire telah dibunuh. Semua petunjuk dari ketiga kasus itu mengarah pada satu pria pengoleksi barang seni, yang tampaknya tak tersentuh oleh hukum.
Ulasan Novel
Petulangan Sherlock Holmes yang ditulis oleh Bonnie Macbird ini diceritakan dari sudut pandang dokter Watson, sahabat sejati Sherlock Holmes yang selalu menemaninya mengungkap berbagai kasus kejahatan.
Cerita dalam buku ini terbagi menjadi sembilan bagian, yang masing-masing bagian terbagi lagi menjadi beberapa bab. Satu hal yang aku suka dari buku ini adalah jumlah halaman perbabnya yang pendek, sehingga tidak membosankan.
Aku sendiri cukup jarang membaca seri Sherlock Holmes apalagi yang ditulis sendiri oleh Sir Arthur Conan Doyle. Namun, setelah menyelesaikan buku ini, aku jadi tertarik membaca petualangan Sherlock yang lain.
Dari halaman pertama saja, pembaca sudah disuguhi sebuah cerita yang apik, dengan alur dan gaya bahasa yang seru. Dokter Watson menyampaikan cerita tentang petualangan sahabatnya itu dengan sangat baik.
Berbicara tentang pelaku, tentu saja aku sudah menambatkan rasa curiga dan tuduhan pada salah satu tokoh. Namun, lagi-lagi aku tebakanku salah.
Cara terbaik untuk menikmati cerita detektif dan petualangan adalah menebak sewajarnya saja dan lebih baik menikmati ceritanya sembari menunggu 'hidangan' kejutan di akhir cerita.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel A Farewell To Arms: Kisah Tentang Perang, Cinta, dan Kesetiaan
-
Ulasan Film War 2: Aksi Samurai hingga Drama yang Bikin Baper
-
Misteri Raibnya Para Penduduk dalam Buku Spog dan Spiggy di Planet Alotita
-
Ulasan Novel Snoop: Dilema Privasi di Balik Layar Teknologi
-
Ulasan Novel Brownstone: Bahasa, Budaya, dan Kasih yang Menyatukan Keluarga
Terkini
-
Suara Kritis untuk Omnibus Law: Di Balik Janji Manis Ada Kemunduran Hijau
-
Manakah Lore yang Lebih Kaya Antara Lord of the Mysteries dan One Piece?
-
Dari Hutan hingga Laut, Bagaimana Kekayaan Biodiversitas Bisa Jadi Sumber Ekonomi Berkelanjutan?
-
Bagaimana Terobosan Ini Bisa Bikin Tenaga Surya Kini Jadi Energi Termurah?
-
Rilis Trailer, Film Rabbit Trap Bakal Bawa Dev Patel ke Jurang Mimpi Buruk