Lupus: Cinta Olimpiade adalah novel garapan dari penulis kondang Hilman Hariwijaya, si raja ngocol se-Indonesia Raya yang telah mengalami cetak ulang berulang kali oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama sejak tahun 1987.
Dalam buku ini kejadian-kejadian kocak dan masalah-masalah percintaan tak hanya dialami Lupus, tapi juga adiknya, Lulu. Seperti pada bab pertama yang berjudul sama dengan buku ini, Cinta Olimpiade, Lulu harus kucing-kucingan dengan lelaki yang naksir dirinya.
Lulu yang sebal dengan si Pinokio, yang penampilannya seperti bapak-bapak dan selalu berbicara masa depan, selalu berusaha menghindari si lelaki. Namun, Pinokio begitu gigih mengejar Lulu, bahkan sempat mengatakan pada Lupus bahwa cintanya pada Lulu seperti api olimpiade yang tak kunjung padam.
Lain Lulu, lain pula dengan kisah cinta Lupus. Lupus malah diputusin Poppi karena adanya gosip yang mengatakan Lupus pacaran dengan artis bernama Evita Fanny, yang pernah diwawancarai Lupus. Selain itu, juga ada kabar burung yang bilang Lupus pacaran sama anak ibu kantin yang tinggal di Bandung, ditambah lagi Poppi sering lihat Lupus ngecengin anak kelas satu setiap pagi.
Walaupun Lupus sudah menjelaskan, tapi Poppi tetap dengan keputusannya. Padahal Poppi bukannya tidak punya kesalahan, karena dia pun pergi jalan dengan Fadly, teman satu sekolah yang memang naksir Poppi.
Namun, bukan Lupus namanya jika berlarut-larut dengan patah hati. Tak butuh waktu lama Lupus pun menggebet anak baru bernama Rina, setelah Lupus berhasil memecahkan kasus pengirim selebaran di sekolah yang berisi kecaman kegiatan Posma.
Seperti biasa, cerita-cerita dalam buku Lupus selalu penuh dengan tingkah laku konyol tokoh-tokohnya terutama Lupus. Humor yang disajikan masih cukup segar dan vibes 90-an tentu saja sangat terasa.
Jika ada kekurangan pada novel ini lebih pada masalah teknis seperti typo yang sepertinya terjadi karena fitur autocorrect, seperti kata ‘bisa’ berulang kali menjadi ‘bias’.
Selebihnya novel ini cukup menghibur dan menumbuhkan nostalgia ke masa-masa remaja saya, yang bacaan utamanya ya tentu saja, Lupus.
Baca Juga
-
Menyusuri Sejarah Semarang dalam Novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia
-
Ulasan Novel Nemesis: Pengusutan Kasus Pembunuhan Sepuluh Tahun Lalu
-
Ulasan Novel Demon Rumm: Karya Sandra Brown yang Kurang Menggigit
-
Ulasan Novel Mawar tak Berduri: Pembunuhan Dua Perempuan di Maidensford
-
Ulasan Novel Rasuk: Iri Hati, Amarah, dan Penyesalan yang Terlambat
Artikel Terkait
-
Bookstagrammer Merapat! Ini 4 Novel Grafis dengan Ilustrasi Instagramable
-
4 Rekomendasi Buku Misteri, Siap Temani Harimu yang Membosankan
-
Laut Bercerita: Novel tentang Kehilangan Keluarga hingga Cinta yang Abadi
-
Review Novel Pramoedya: Ketika Cinta Terhalang Ingatan yang Pudar
-
Review Novel The Camarro: Cerita Keluarga Mafia yang Antimainstream
Ulasan
-
Ulasan Novel The Castle Karya Kafka: Potret Dingin Birokrasi yang Membungkam
-
Review Film Fox Hunt: Kisah Nyata Penipuan 17,4 Miliar yang Penuh Aksi!
-
Novel If We Survive This: Perjuangan Dua Saudara di Tengah Virus Mematikan
-
Ulasan Komik Nyai Anteh: Cerita Rakyat Bergaya Modern dan Sarat Pesan Moral
-
Fifty Shades: Trilogi Film Romansa Mewah Penuh Luka dan Kontroversi
Terkini
-
Gaet Lucas Gama, Persik Kediri Komitmen Perbaiki Kesalahan di Musim Kemarin
-
Gak Perlu Cemas Lagi! 4 Rekomendasi Pelembap Aman untuk Skin Barrier Bumil dan Busui
-
BPJS Kesehatan Pangkas 21 Layanan: Efisiensi Anggaran atau Eliminasi Hak Rakyat?
-
5 Drachin Tayang Juli 2025, Ada Drama Reuni Zhao Jinmai dan Zhang Linghe
-
Belajar Hidup dari Anak Kos, Tamat 1000 Pelajaran Hidup di Kota Orang