Agatha Christie, seorang penulis fiksi kriminal Inggris yang mendunia dan dikenal dengan julukan Ratu Kejahatan (Queen of Crime) atau Ratu Misteri (Queen of Mystery) di banyak novelnya kerap menempatkan Hercule Poirot sebagai tokoh utama yang banyak sekali mengusut kasus kejahatan.
Namun, selain Hercule Poirot dan pasangan detektif Tommy & Tuppence Beresford, di beberapa novelnya Agatha Christie juga menempatkan tokoh utama bernama Jane Marple, seorang perempuan tua yang kerap berhasil menguak kasus pembunuhan.
Seperti dalam novel Nemesis yang diterbitkan pertama kali di Inggris pada November 1971, sedangkan di Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1990. Novel detektif kriminal setebal 376 halaman ini akan menyajikan aksi dari Miss Marple setelah ia menerima surat dari kenalan lamanya, Mr. Rafiel. Mengenai perkenalan mereka ada pada novel Agatha Christie berjudul A Carribean Mystery.
Biarkan keadilan mengalir bagaikan air,
Dan kebenaran mengalir bagaikan arus yang kekal. (Hal. 40)
Kalimat tersebut mengakhiri surat yang diberikan almarhum Mr. Rafiel, melalui pengacaranya Mr. Brodribb dan Mr. Schuster, kepada Miss Marple, disertai pula hadiah sebesar dua puluh ribu pound bebas pajak, jika Miss Marple berhasil mengusut sebuah kasus kejahatan.
Sayangnya, Mr. Rafiel tidak memberikan petunjuk yang jelas tentang kejahatan apa, siapa tersangkanya, atau di mana tempat kejadian perkara itu pernah terjadi. Mr. Rafiel hanya percaya bahwa Miss Marple yang dikatakannya Nemesis, Dewi Keadilan, akan bisa membantunya menuntaskan kasus tersebut meskipun ia sendiri sudah meninggal dunia saat surat itu disampaikan.
Saya minta Anda untuk mengusut suatu kejahatan. Saya telah memerintahkan untuk menyisihkan sejumlah uang. Bila Anda mau menerima permintaan saya ini, dan hasil pengusutan Anda itu menyebabkan suatu kejahatan terungkap sebagaimana mestinya, maka uang itu akan menjadi milik Anda sepenuhnya. Saya beri Anda waktu satu tahun untuk menyelesaikan misi itu. (Hal. 39)
Sebuah wasiat yang aneh, tapi toh ternyata Miss Marple tergugah. Bukan karena iming-iming hadiahnya tapi karena merasa tertantang. Ia yang terbiasa menyelidiki suatu kasus berdasarkan pengamatan sosial dan intuisi tajamnya yang bisa ‘merasakan’ suasana kejahatan, memulai penyelidikan ketika Mr. Rafiel mengirimkan hadiah tur perjalanan dengan bus wisata. Sesuatu hal yang diyakini Miss Marple sebagai petunjuk pertama.
Dalam perjalanan dengan bus wisata tersebut, Miss Marple mulai memindai para peserta tur. Mungkinkah salah seorang dari mereka pernah melakukan kejahatan ataukah justru ada dari mereka yang akan menjadi sekutunya?
Miss Marple mulai menyadari bahwa Mr. Rafiel bukannya tidak memberikan petunjuk sama sekali, tapi justru dermawan eksentrik itu menuntunnya menuju berbagai petunjuk, tahap demi tahap, melalui surat-surat yang dikirimkan Mr. Rafiel pada berbagai pihak sebelum ia meninggal, untuk membantu Miss Marple.
Seperti ketika Mr. Rafiel mengirimkan surat kepada sahabatnya untuk mengajak Miss Marple menginap di The Old Manor House yang ditinggali tiga orang kakak beradik, Clotilde Bradbury-Scott, Anthea Bradbury-Scott, dan Lavinia Glynne. Pertemuan Miss Marple dengan ketiga bersaudara itu membuka sebuah kisah tentang beberapa kasus pembunuhan yang pernah terjadi di desa mereka.
Begitupun penuturan yang disampaikan Elisabeth Temple dan Profesor Wanstead, kedua orang peserta tur yang sempat berbincang-bincang dengan Miss Marple, semuanya mengarahkan perempuan tujuh puluh tahunan tersebut pada kasus pembunuhan sepuluh tahun lalu, yaitu pembunuhan yang terjadi pada Verity Hunt dengan tersangka utamanya Michael Rafiel, anak lelaki Mr. Rafiel.
“Sekiranya anak-anak muda seperti itu langsung dimasukkan ke penjara, mereka mungkin akan jera menjalani kehidupan seperti itu. Dia juga seorang pencuri. Dia memalsukan cek, dia menipu. Dia memang tipe orang yang benar-benar jahat.” (Hal. 229)
Bagi pembaca yang menyukai kisah detektif yang sat-set, mungkin akan kecewa bahkan frustrasi ketika membaca Nemesis. Narasi yang lambat, penelusuran Miss Marple yang begitu hati-hati dan mengalir pelan seiring petunjuk yang didapatkannya, membutuhkan kesabaran tingkat tinggi untuk menyimak setiap gebrakan perempuan tua tersebut.
Nemesis membawa pembacanya menelusuri jejak-jejak pembunuhan sepuluh tahun lalu yang terpendam, penuh rahasia, dan teka-teki. Digambarkan pula tokoh-tokohnya yang merupakan para perempuan yang menyimpan banyak kesedihan sekaligus kebencian, yang dilatarbelakangi berbagai faktor psikologis.
Nemesis mungkin tidak seperti kebanyakan novel Agatha Christie yang menyajikan plot twist dan ledakan kejutan di akhir ceritanya. Nemesis lebih kepada pencerahan terhadap keadilan manis yang akhirnya didapatkan seseorang, sesuai harapan Mr. Rafiel.
Baca Juga
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
Artikel Terkait
-
'Ngapain Takut Banget?' Dokter Detektif Tantang Reza Gladys Hadir di Sidang LawanNikitaMirzani
-
Tantang Reza Gladys Hadir di Sidang Nikita Mirzani, Dokter Detektif Nyinyir: Takut Banget Yah?
-
Sidang Vonis Anak Terduga Pembunuh Ayah-Nenek di Lebak Bulus Digelar Secara Terbuka
-
Review Series Hell Motel: Influencer Horror yang Mati Berurutan di Motel
-
Respons Doktif Usai Namanya Muncul Dalam Dakwaan Kasus Pemerasan Nikita Mirzani
Ulasan
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Ulasan Novel Beside You: Takdir sebagai Pemeran Pengganti
-
Mercusuar Cafe & Resto: Pesona Kastil Iblis Cocok untuk Pencinta Gotik!
-
Reality Show Paling Gila, Adu Nyawa Demi Rating dalam Film The Running Man
-
Lafayette Coffee & Eatery: Nongkrong Cantik ala Princess Dubai di Malang!
Terkini
-
Menghidupkan Makna Pendidik Melalui Pengalaman Guru Gen Z Salah Berlabuh
-
Bintang Kebaikan di Hari Senin: Menyemai Karakter dengan Apresiasi
-
Lebih dari Sekadar Mengajar: Menjadi Teladan Hidup
-
Jangan Lewatkan! The Conjuring: Last Rites Tayang di HBO Max 21 November
-
Ada Tom Holland dan Anne Hathaway, Intip Preview Terbaru Film The Odyssey