Film Dokumenter Eksil, menjadi suguhan yang menggugah hati penonton, untuk menyelami masa kelam sejarah Indonesia selama kekacauan politik Gerakan 30 September 1965. Sutradara Lola Amaria menghadirkan potret mendalam tentang tragedi tersebut, filmnya tayang sejak 1 Februari 2024.
Melalui karya ini, Lola Amaria menggambarkan perjalanan tragis para individu, yang pada waktu itu, menjadi korban kekejaman, lari menyelamatkan diri, hingga terdampar di berbagai penjuru dunia seperti Rusia, Belanda, Ceko, Swedia, dan tempat lainnya.
Proses penggarapan film ini cukup lama, dimulai sejak tahun 2015, itu pun setelah ‘timnya’ melakukan riset intensif sejak tahun 2010, termasuk pencarian keberadaan para Eksil (orang-orang terasingkan/terpaksa meninggalkan kampung halaman).
Saat pertama kali menyapa layar bioskop, film dokumenter Indonesia ini berhasil menyajikan pengalaman yang nggak terlupakan.
Meski menghadapi keterbatasan jam tayang dan jumlah layar, bahkan bersaing dengan gelombang film komersial, film ini tetap mampu menarik perhatian penonton dengan judulnya yang menjanjikan, juga melalui tema sensitif yang mengupas sejarah.
Terlebih lagi, film ini memberanikan diri mengangkat isu-isu tabu seputar peristiwa G30S.
Dengan keberanian mengambil sudut pandang yang jarang dieksplorasi, film ini menghadirkan pandangan segar terhadap sejarah yang telah lama dikenal.
Melalui lapisan-lapisan narasi yang diungkapkan, penonton diajak menyelami sisi sejarah yang mungkin belum pernah diketahui sebelumnya. Pencerahan ini datang dari sudut pandang orang-orang terbuang, yang terpisah di berbagai belahan dunia.
Wawancara dengan mereka memberikan dimensi baru pada sejarah yang terkadang hanya diceritakan dari satu perspektif. Itu sungguh membuka pikiranku tentang peristiwa kelam di masa itu.
Dalam pembuatan filmnya, sutradara Lola Amaria menunjukkan keberanian dengan memilih pendekatan yang sederhana namun efektif.
Tanpa modifikasi visual berlebihan, film ini tampil apa adanya, membiarkan narasumber dan footage menjadi media bercerita. Wawancara dalam filmnya dilakukan dengan simpel, tetapi membuahkan informasi dan pengakuan yang mendalam.
Salah satu poin menarik dari film ini adalah pengungkapan isu-isu yang jarang dibahas secara terbuka. Melalui narasumber yang bersedia mengungkapkan pengalaman hidup mereka, film ini menghadirkan kejutan yang membuatku berkaca-kaca. Pengakuan demi pengakuan, mengurai sejumlah rahasia yang belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Meskipun sederhana dalam penyampaian ceritanya, film ini mampu menciptakan dampak emosional yang mendalam. Pengakuan demi pengakuan, kisah demi kisah yang disampaikan dengan jujur dan tulus berhasil menyentuh hatiku.
Sutradara Lola Amaria secara brilian menghasilkan ending yang simpel namun memberikan kesan mendalam. Sederhana, tapi maknanya dalam sekali.
Sebagai penonton, film ini memberikan pengalaman nggak terlupakan dan membuatku merenung. Pilihan sutradara untuk nggak hanya mengungkapkan fakta sejarah, tetapi juga merangkai pengalaman manusia di baliknya, menjadikan film ini sebagai karya yang patut diapresiasi.
Dengan skor 8/10, film dokumenter ini berhasil mengguncang emosiku. Jangan sampai menyesal nggak nonton film ini, ya. Buruan ke bioskop!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Cinta Tulus di Penghujung Ajal, Film Sampai Titik Terakhirmu Sedih Banget!
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
-
Reality Show Paling Gila, Adu Nyawa Demi Rating dalam Film The Running Man
-
Nggak Cuma Soal Utang! Film Wasiat Warisan Bakal Bikin Sinefil Mewek
-
Betapa Nagihnya Nonton Drama Perselingkuhan
Artikel Terkait
-
Review Series Dokumenter American Nightmare, Bikin Emosi!
-
Daftar 3 Film Indonesia Tayang 1 Februari 2024, Ada yang Berlatar Peristiwa 1965
-
Review A Real Bug's Life, Seri Dokumenter Mikroskopis dari Disney+ Hotstar
-
Produser Film Dokumenter Senna Bikin Serial F1
-
6 Film Dokumenter tentang Pembunuh Berantai Paling Mengerikan, Berani Nonton?
Ulasan
-
Review Film The Ghost Game: Ketika Konten Berubah Jadi Teror yang Mematikan
-
Review Film Pangku: Hadirkan Kejutan Hangat, Rapi, dan Tulus
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
-
Perjuangan untuk Hak dan Kemanusiaan terhadap Budak dalam Novel Rasina
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
Terkini
-
Bukan soal Pajak! Purbaya Tegaskan Thrifting Tetap Ilegal di Indonesia
-
Cliquers, Bersiap! Ungu Guncang Yogyakarta Lewat Konser 'Waktu yang Dinanti'
-
Vidi Aldiano Menang Gugatan Nuansa Bening, Tuntutan Rp28,4 Miliar Gugur!
-
Bukan Cuma Kekeringan, Banjir Ekstrem Ternyata Sama Mematikannya untuk Padi
-
Rok Sekolah Ditegur Guru, Zaskia Adya Mecca Ungkap Rasanya Punya Anak Remaja