Novel "Aku, Benci, & Cinta" karya Wulan Fadi mengisahkan tentang hubungan persahabatan yang berkembang menjadi perasaan cinta yang rumit antara Alvaro, Alex, dan Athala, sejak masa kecil.
Alvaro, seorang ketua OSIS yang populer dan digandrungi banyak wanita, dan sering berganti pacar. Sementara Alex menaruh hatinya pada Athala, begitu juga dengan Alvaro yang sangat mencintainya.
Namun, pada akhirnya Alex yang pertama kali menyatakan perasaannya kepada Athala dan berhasil menjadikannya pacarnya, meskipun Athala sebenarnya mencintai Alvaro.
Hubungan persahabatan mereka semakin rumit ketika Anggi, wakil ketua OSIS yang memiliki perasaan benci pada Alvaro karena dianggap sebagai musuh terbesarnya, terlibat dalam cerita.
Namun, saat Bu Lynda meminta Alvaro menjadi mentor musik bagi Anggi, perasaan keduanya mulai berubah secara perlahan, dan Alvaro jatuh cinta pada Anggi.
Konflik semakin memuncak ketika Alex kembali di antara mereka, dan Alvaro memilih untuk mengungkapkan keadaan kepada Alex, yang kemudian mengajaknya untuk bersaing secara sehat demi menghindari kejadian yang terjadi pada Athala.
Anggi pun menyadari bahwa mereka terikat oleh nama yang sama, yaitu Athala, dan merasa sakit saat mengetahui hubungan masa lalu Alex dan Alvaro dengan Athala.
Pada akhirnya, setelah Athala bangun dari koma selama tiga tahun, dia menyadari bahwa Alvaro telah memilih Anggi. Meskipun demikian, Athala tidak menyesal dan bahkan menjadi sahabat Anggi.
Mereka berhasil mengembalikan persahabatan mereka seperti semula, dan setiap karakter menemukan kebahagiaannya masing-masing dalam hubungan mereka.
Novel ini menampilkan tema tentang pentingnya kejujuran dan kesetiaan dalam hubungan, serta mengilustrasikan betapa pentingnya kesabaran dan ketulusan dalam mengejar cita-cita.
Lebih jauh lagi, novel ini memberikan pelajaran bahwa kepuasaan batin tidak bisa dicapai melalui siat egois semata.
Cerita yang disajikan dalam buku ini begitu menyentuh perasaan ketika membacanya dan layak dijadikan salah satu pilihan bacaan yang patut direkomendasikan.
Novel ini berhasil menguras emosi melalui alur yang bertahap dan jelas, serta penokohan yang unik dari setiap karakternya.
Meskipun memiliki jumlah halaman yang cukup banyak, novel ini tetap tergolong sebagai bacaan yang ringan berkat alurnya yang sederhana namun menarik.
Secara keseluruhan, novel ini sangat disarankan bagi pembaca remaja yang mencari hiburan dengan sedikit bumbu emosional.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
-
Lagu Malang Suantai Sayang: Persembahan Sal Priadi untuk Kota Kelahirannya
-
Menulis di Tengah Kebisingan Dunia Digital, Masihkah Bermakna?
Artikel Terkait
-
PDI Perjuangan Bersiap Menang Hattrick, Warganet: 16 Persen Kok Minta Hattrick
-
Penerapan Konsep Zen dalam Buku Jangan Cemas: Kurangi, Relakan, Tinggalkan
-
Cinta Segitiga, Siapa Pria Beruntung Dapatkan Cinta Suci Ratu Guinevere?
-
Ganjar Pranowo Disebut Tak Percaya Diri, Prof Andi Asrun: Hak Angket Gertak Sambal Saja!
-
Review 'Persimpangan': Menggali Makna dalam Labirin Pilihan Hidup Hilya
Ulasan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
Terkini
-
Resmi Menikah! Selena Gomez dan Benny Blanco Gelar Pesta Bertabur Bintang
-
Sekolah Membunuh Rasa, Lalu Apa Kabar Kreativitas Kita?
-
Real atau AI? Foto Pratama Arhan dan Putri Azzralea Ramai Dibahas Warganet
-
Ayah Nissa Sabyan Buka Suara Soal Isu Kehamilan, Ini Faktanya!
-
Anti Kusam! 4 Brightening Sunscreen Niacinamide Harga Rp50 Ribuan