Buku "Kata" karya Rintik Sendu ditulis untuk mereka yang terjebak dalam masa lalu dan ragu-ragu dalam langkah mereka. Buku ini dapat membantu mereka beranjak dari kata-kata yang lalu, menuju kata-kata yang baru. Kisah antara Nugraha, Biru, dan Binta menjadi inti cerita.
Mereka semua membutuhkan kata-kata untuk menjelaskan perasaan mereka dan mencari jawaban dari perasaan yang mereka miliki.
Nugraha, yang memiliki perasaan terhadap Binta Dineschara, harus menghadapi kenyataan bahwa Binta masih terikat dengan Senjani, separuh jiwa Binta.
Sementara itu, Biru, orang yang ditunggu-tunggu oleh Senjani, merupakan sisi dari Binta yang membuatnya merasa lengkap. Namun, setelah kepergian Biru, hidup Binta berubah drastis.
Kehadiran Nugraha dalam hidup Binta awalnya membuatnya merasa risih, namun seiring berjalannya waktu, Binta menyadari bahwa Nugraha mampu memberinya sedikit hiburan dan banyak pelajaran berharga.
Namun, hati Binta masih terpaku pada Biru, dan perasaannya yang terbagi antara Nugraha dan Biru membuatnya merasa bingung.
Nugraha berusaha untuk mendapatkan hati Binta, walaupun itu sulit. Meskipun Binta sempat luluh pada Nugraha, kehadiran pujaan hatinya membuatnya kembali bimbang.
Di antara Nugraha dan pujaan hatinya, Binta harus memilih satu di antaranya.
Cerita ini menggambarkan senja yang kehilangan langitnya, tempat yang seharusnya menjadi tempat bernaung, berpulang, dan menumpahkan keluh kesahnya, namun pergi entah kemana.
Kesedihan senja karena kehilangan langitnya mencerminkan perasaan hampa dan kekosongan dalam diri seseorang.
Rumitnya perasaan yang diangkat dari novel ini terasa dekat dengan pengalaman banyak orang yang terlibat terjebak dalam masa lalu yang belum terselesaikan dan sulit melangkah maju.
Ilustrasi apik yang ditampilkan dalam novel ini juga menjadi daya tarik yang membuat pembaca terkesima.
Meskipun gaya bahasa dalam novel ini cukup puitis, namun novel ini mampu mengajarkan pembaca bahwa membebaskan diri dari masa lalu yang belum usai adalah langkah penting untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
Novel ini juga membuat pembacanya membuka hati, pikiran, serta menemukan seseorang yang bisa menjadi teman dalam menghadapi segala beban.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku The Art of Stoicism, Misi Pencarian Makna tentang Kehidupan
-
Fenomena Job Hugging, Tanda Loyalitas atau Karier Stagnan?
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Artikel Terkait
-
Rumitnya Hubungan Percintaan dalam Ulasan Buku 'Countless Love'
-
Dapat Ancaman Online dari Haters, Fajri UN1TY Beri Peringatan Tegas
-
Novel 'Luki, Jangan Ceroboh Lagi', Tanamkan Disiplin dan Tanggung Jawab
-
Ulasan Buku 'Making Ideas Happen,' Biar Ide Nggak Sekadar Jadi Wacana!
-
Ramadhan Vibes! Selami Perjalanan Spiritual di Buku Secrets Of Divine Love
Ulasan
-
Review Film The Carpenter's Son: Reinterpretasi Kitab Injil yang Apokrif
-
Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh
-
Review Film Lupa Daratan: Cerminan Gelap Dunia Artis di Indonesia
-
Ulasan Buku 'The Wager', Misteri Lautan Perang Dunia Pertama
-
Review Film Mengejar Restu: Perjuangan Cinta di Tengah Tradisi Keluarga
Terkini
-
Debut Villain, Jang Nara Pancarkan Aura Dingin dalam Drama Taxi Driver 3!
-
Mairimashita Iruma-kun Season 4 Rilis Visual dan Trailer Festival Musik Arc
-
The Manipulated: Thriller Psikologis Penuh Dendam yang Wajib Ditonton
-
Koo Kyo Han dan Mun Ka Young Hadirkan Romansa Nostalgia Lewat Once We Were Us
-
Saat Sekolah Jadi Ajang Konten: Tren Makeup di Kalangan Pelajar Tuai Pro Kontra