Buku "La Rangku" merupakan karya Niduparas Erlang yang berisi tentang kumpulan cerita pendek yang terbagi menjadi tiga bagian, dengan total 21 cerita. Keseluruhan cerita ini telah menjadi pilihan surat kabar dan sayembara kepenulisan, yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur pada tahun 2011.
Buku ini memuat kumpulan cerita pendek dengan berbagai macam tema, seperti kesedihan, trauma, hingga mitos di suatu daerah. Dalam buku ini, sang penulis menghadirkan detail-detail seolah membawa pembaca dalam setiap adegan seperti menonton sebuah film.
Sebagai contoh, cerita "Sula" yang mampu membuat pembaca merinding dengan detail bagaimana Mang Karaji kehilangan jempol kirinya akibat tebasan senjata tajam saat mengupas kelapa.
Selain memiliki detail, pembaca juga dapat belajar banyak dari buku ini, terutama dalam hal membuat kalimat yang ringkas dan padat.
Sang penulis menggunakan teknik menyatukan dua kalimat atau perbuatan dengan tanda hubung untuk menjelaskan keterikatan rima, serta memilih kata-kata dengan kecerdikan untuk membuat kalimat menjadi lebih ringkas.
Buku ini juga menawarkan cerita berkualitas tinggi, beberapa di antaranya bahkan memakan waktu hampir satu tahun untuk diselesaikan.
Prestasi penulis tercermin dari penerimaan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2020 dalam kategori fiksi untuk bukunya yang terbaru yaitu "Burung Kayu".
Cerita-cerita dalam buku ini memberikan pengalaman membaca yang unik, seolah-olah kejadian dalam cerita ini nyata dan dapat dirasakan pembaca.
Deskripsi yang jelas juga memungkinkan pembaca membayangkan dengan detail objek maupun suasana dalam setiap cerita. Alur cerita yang tidak terduga membuat pembaca terus penasaran dan terlibat dalam cerita.
Sang penulis berhasil menghadirkan masalah-masalah yang mungkin sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Setiap cerita dihiasi dengan kata-kata yang memberikan kesan nostalgia, yang memperkaya pengalaman saat membaca.
Selain cerpen, buku ini juga menampilkan cerita menarik lainnya seperti "Balon Itu Menyimpan Sisa Napasnya", yang mengisahkan tentang kesedihan seorang lelaki tua setelah kepergian sang istri tercinta.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mungkin jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun penulis memberikan penjelasan melalui catatan kaki, yang memudahkan pembaca untuk memahaminya.
Secara keseluruhan, buku "La Rangku" bukan hanya sebuah karya sastra yang menarik untuk dibaca, tetapi juga sebagai sumber pembelajaran bagi para penulis yang ingin mempelajari teknik menulis fiksi.
Baca Juga
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
-
Lagu Malang Suantai Sayang: Persembahan Sal Priadi untuk Kota Kelahirannya
-
Menulis di Tengah Kebisingan Dunia Digital, Masihkah Bermakna?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
4 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Jabal Magnet!
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Novel Dia yang Lebih Pantas Menjagamu: Belajar Menjaga Hati dan Batasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
Terkini
-
Indra Sjafri, PSSI, dan Misi Selamatkan Muka Indonesia di Kancah Dunia
-
4 Toner Tanpa Alkohol dan Pewangi untuk Kulit Mudah Iritasi, Gak Bikin Perih!
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru