Beberapa waktu yang lalu, akun twitter/X resmi milik Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI), memposting salah satu alutsista andalan milik TNI-AL, yakni kapal cepat rudal atau KCR Sampari-class. Kapal tempur yang digolongkan ke dalam kelas KCR-60 ini disebutkan menjadi salah satu kelengkapan milik TNI-AL yang beberapa waktu lalu menggelar latihan di Sorong, Papua Barat.
“Menggunakan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter KRI Panah-626 buatan PT PAL , prajurit Satuan Kapal Cepat (Satkat) menunjukkan kemampuan serang & sergap pada latihan Visit Board Search and Seizure (VBSS), mendukung Tim Satkopaska Koarmada III, di Sorong, Papua Barat, belum lama ini,” tulis laporan di akun twitter/X Kemenhan RI, @Kemhan_RI.
Kapal cepat rudal atau KCR memang menjadi salah satu alutsista dominan yang dimiliki oleh TNI-AL saat ini. Setidaknya ada belasan unit kapal tempur yang bisa digolongkan sebagai kapal cepat rudal yang kini dioperasikan oleh TNI-AL. Salah satunya tentunya merupakan kapal cepat rudal (KCR) Sampari-class.
Mulai Dibangun Sejak Dekade 2010-an
Melansir dari laman resmi PT PAL (pal.co.id), kapal cepat rudal Sampari-class mulai dibangun pada awal dekade 2010-an. Kapal ini sendiri didesain sebagai kapal yang mudah dan murah diproduksi namun tetap memiliki daya hancur yang cukup kuat sehingga bisa melawan kapal tempur sekelas korvet atau frigate yang lebih besar.
Kapal pertama yang diluncurkan di kelas ini tentunya adalah KRI Sampari 628 yang menjadi salah satu kapal pertama di kelas ini. KRI Sampari 628 dimasukkan ke dalam varian I atau batch I dari kapal Sampari-class bersama 2 unit kapal lainnya. Pihak TNI-AL sendiri kini memiliki 6 unit kapal dari kelas ini yang terbagi dalam 3 varian atau 3 batch. Direncanakan, TNI-AL akan membangun hingga 18 unit dari jenis kapal Sampari-class dalam beberapa tahun kedepan.
Dipersenjatai 2 Jenis Rudal Anti Kapal
Melansir dari laman militarytoday.com, kapal Sampari-class atau KCR-60 memiliki panjang sekitar 60 meter sesuai namanya. Kapal yang diawaki oleh 40-50 orang awak pelaut ini mampu mencapai kecepatan maksimal hingga 56 km/jam dengan daya jelajah hingga 4.400 km.
Kapal ini mengusung 2 jenis rudal anti kapal dalam beberapa unitnya. Rudal pertama yakni Exocet buatan Prancis yang dipasang dalam 4 tabung peluncur. Lalu, adapula yang menggunakan rudal anti kapal buatan Tiongkok, yakni C-705 yang juga dipasang dalam 4 tabung peluncur.
Selain itu, kapal ini dipersenjatai sebuah meriam otomatis kaliber 57 mm dan beberapa meriam otomatis kaliber 20 mm. Kapal ini juga mampu dipasangi beberapa pucuk senapan mesin kaliber 12.7 mm sebagai persenjataan jarak pendek dan perlindungan udara ringan.
Baca Juga
-
PSSI Cari Pelatih Berpengalaman Piala Dunia, John Herdman di Ambang Pintu?
-
Tak Pandang Bulu, Ini Cara Nova Arianto Seleksi Pemain Untuk Timnas U-20!
-
Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
-
Akhir Pahit di SEA Games 2025: Timnas U-22 Tersingkir, Rekor Indra Sjafri Terhenti
-
SEA Games 2025: Waketum PSSI Disebut Jadi Biang Keladi Kegagalan Timnas?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
-
Ulasan Novel Grass, Kesaksian Sunyi Perempuan Korban Perang
-
Ulasan Drama Love in the Clouds: Takdir yang Tidak Pernah Melepaskan
-
Ulasan The First Ride: Perjalanan 4 Sekawan dengan Plot Twist Tak Terduga
-
Ulasan Buku El Nino La Nina Rumah Tangga: Bahas Pernikahan dengan POV Realistis!
Terkini
-
Nomor Satu! Mark NCT 'The Firstfruit' Dinobatkan sebagai Album K-Pop Terbaik 2025 Versi Billboard
-
Restitusi untuk Korban Tindak Pidana Masih Sulit Direalisasikan
-
Satu Miliar Pohon Ditanam, Mengapa Bencana dan Emisi Masih Terjadi?
-
Simfoni di Teras Rumah: Seni, Kesabaran, dan Kedamaian dalam Merawat Burung Kicau
-
Bukan Sekadar Tren Viral: Memahami Kekuatan Pop Culture di Era Digital