Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rizky Melinda Sari
Corat-Coret di Toilet (gramedia.com)

Corat-Coret di Toilet adalah sebuah buku yang berisi kumpulan cerpen atau cerita pendek karya Eka Kurniawan.

Melalui kumpulan karyanya yang diberi judul Corat-Coret di Toilet ini, Eka Kurniawan berusaha menyampaikan kritik sosial melalui hal-hal remeh yang bisa ditemukan di kehidupan sehari-hari.

Identitas Buku

Judul Buku: Corat-Coret di Toilet

Penulis: Eka Kurniawan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 125 Halaman

Ulasan Buku ‘Corat-Coret di Toilet’

Corat-Coret di Toilet berisi 12 judul kumpulan karya cerpen dari Eka Kurniawan.

Setiap judulnya mewakili satu keresahan yang disampaikan dengan cara yang unik dan khas Eka Kurniawan.

12 judul karya yang terdapat pada buku ini antara lain:

  1. Peter Pan
  2. Dongeng Sebelum Bercinta
  3. Corat-Coret di Toilet
  4. Teman Kencan
  5. Rayuan Dusta untuk Marietje
  6. Hikayat Si Orang Gila
  7. Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam
  8. Siapa Kirim Aku Bunga?
  9. Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti
  10. Kisah dari Seorang Kawan
  11. Dewi Amor
  12. Kandang Babi

Aku tidak bisa memilih dan menyebutkan satu judul saja yang menjadi favoritku, karena kedua belas judul-judul di atas memiliki daya tariknya masing-masing.

Ada cerita yang berisi komedi-satir yang membuat tertawa, ada juga cerita yang menggetirkan sampai membuat pembaca merasa bersimpati.

Corat-Coret di Toilet sendiri, yang menjadi judul buku dari kumpulan cerita ini, mengisahkan tentang sebuah dinding toilet umum di salah satu perguruan tinggi yang baru saja dicat ulang.

Namun, seseorang yang merasa iseng mulai mencoret dinding toilet dengan kalimat-kalimat yang mengundang komentar tentang reformasi.

Singkat cerita, dinding toilet itu dipenuhi dengan berbagai komentar dan tulisan-tulisan dari banyak tangan, dengan beragam topik mulai dari urusan pemerintahan sampai ajakan kencan. 

Setelah dicat untuk kedua kalinya, nyatanya dinding toilet itu tetap menjadi media yang menarik bagi orang-orang yang berkunjung untuk menunaikan hajat di sana untuk sekaligus menyumbangkan buah pikir mereka dan menuliskannya di dinding tersebut. 

Pesan yang coba disampaikan dari cerita tentang dinding toilet tersebut adalah orang-orang bahkan lebih percaya pada dinding toilet dibanding anggota dewan, karena salah satu pengunjung toilet itu menyarankan untuk menyampaikan unek-unek ke bapak-bapak anggota dewan, bukannya melalui dinding toilet.

Cerita-cerita lainnya juga memiliki makna yang cukup dalam seperti cerita dinding toilet tersebut.

Menurutku, buku Corat-Coret di Toilet sangat menarik untuk dibaca karena menawarkan tema dan cerita yang beragam. Aku jadi tertarik untuk membaca karya Eka Kurniawan yang lain.

Rizky Melinda Sari