Bagaimana cara untuk hidup bebas? Buku ini mengusung sebuah pertanyaan yang mungkin menjadi kegelisahan banyak orang. Sebab, terkadang banyaknya problema kehidupan yang dihadapi oleh manusia membuat mereka merasa terkungkung dalam keterbatasan. Oleh karena itu, kebebasan adalah salah satu orientasi yang hendak dicapai.
Epiktetos, seorang filsuf Yunani yang juga merupakan seorang mantan budak adalah sosok yang banyak sekali memberi pengajaran tentang cara meraih kebebasan. Salah satunya dengan menerapkan stoicisme.
Buku ini adalah sebuah rangkuman dari dua karya besar Epiktetos, yakni Encheiridion dan Discouses. Pada bagian Encheiridion, terdapat banyak kutipan tentang bagaimana menerapkan filsafat Stoa dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya anjuran agar kita fokus dengan kekuatan internal yang bisa kita kerahkan saat menghadapi masalah. Hal ini berupa kehendak dan pilihan sadar yang bisa kita ajukan pada diri sendiri, alih-alih menyalahkan keadaan yang tidak ideal.
"Dalam segala situasi, ingatlah untuk berpaling pada dirimu sendiri. Dan bertanya sumber daya apa yang kamu miliki untuk menghadapi hal ini (halaman 13).
Sama halnya ketika kita sedang berduka atau kehilangan sesuatu. Alih-alih mengatakan "aku telah kehilangannya", tapi katakanlah "aku telah mengembalikannya".
Apakah seseorang yang kamu cintai meninggal? Katakanlah, "aku telah mengembalikannya."
Sebab pada dasarnya, semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan. Mulai dari pasangan, anak, hingga harta benda. Tugas kita hanyalah merawat dan menjaga apa yang telah dititipkan oleh pemiliknya sampai tiba saatnya mereka dikembalikan.
Pada pembahasan dari bagian buku Encheiridion, ada banyak sekali quotes dari filosofi Stoa yang rasanya sangat menyentuh dari buku ini.
Adapun pada bagian Discourses, pembahasan mengenai cara meraih kebebasan dibahas dalam bentuk 9 poin penting. Di antaranya adalah belajar menghasrati sesuatu sebagaimana adanya, tahu apa yang diinginkan, kebebasan berkehendak, hingga kebebasan emosional.
Nah, bagi kamu yang tertarik dengan filsafat Stoa dan menginginkan hidup yang bebas tanpa belenggu, maka buku How to Be Free karya Epiktetos ini adalah salah satu referensi yang wajib banget buat dibaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Dikta dan Hukum: Ketika Cinta Terhalang Hukum Tuhan
-
Ulasan Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta: Melihat Kasih Sayang dari Sudut Lain
-
Tak Muluk-Muluk, Inilah Impianku jika Dapat THR dari Yoursay
-
Matinya Kepakaran: Sebuah Keresahan tentang Merebaknya Hoaks di Era Digital
-
Pulau Batu di Samudra Buatan: Ketegangan Kisah Banjir yang Tak Terlupakan
Ulasan
-
Review Film Keadilan: The Verdict, Kasus Korupsi Diungkap Tanpa Ampun!
-
Ulasan Film Korea Firefighters: Sajikan Kisah Heroik Para Pemadam Kebakaran
-
Review Film The Ghost Game: Ketika Konten Berubah Jadi Teror yang Mematikan
-
Review Film Pangku: Hadirkan Kejutan Hangat, Rapi, dan Tulus
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
Terkini
-
Strategi Jitu Hadapi Persaingan! Begini Langkah Berani Avery Kusumanegara Merombak Total Hotel Mereka
-
Bukan Emas, Erick Thohir Ungkap Target Timnas Indonesia di SEA Games 2025
-
Jennifer Coppen Sentil Haters usai Raih Penghargaan di TikTok Awards 2025
-
Raisa Kabur dari Wartawan di AMI Awards, Alasannya Bikin Netizen Ngakak!
-
Ungguli Severance Season 2, Debut Tayang Pluribus di Apple TV Pecah Rekor