Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Fachry Fadillah
Sampul Buku "Gurindam Kekinian" karya Ibnu Wahyudi (DocPribadi/Fachry Fadillah)

Buku kumpulan gurindam yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini ialah sebuah buku karya Ibnu Wahyudi berjudul Gurindam Kekinian. Adapun buku kumpulan Gurindam Kekinian ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2017 oleh Penerbit ArtiSeni. Seperti judul bukunya, buku ini tentu membahas hal-hal kekinian atau yang terjadi di zaman sekarang dengan menggunakan jenis puisi gurindam.

Pada buku ini, terdapat lima puluh karya gurindam yang ditulis sambung-menyambung antara satu dengan yang lainnya. Artinya, antara satu karya dengan karya gurindam yang lainnya, terdapat pembahasan yang saling berkaitan.

Buku Gurindam Kekinian ini, penulis menitikberatkan pembahasannya kepada persoalan moral. Dengan demikian, esensi gurindam tetap dijaga dalam buku ini, yaitu untuk memberikan petuah kebijaksanaan kepada orang yang membacanya. Sebagai contoh, saya akan mengambil Gurindam Kesatu hingga Gurindam Keempat dalam buku ini, yang membahas tentang persoalan moral terhadap laku hidup individu.

Pada Gurindam Kesatu hingga Gurindam Keempat, penulis menulis, "Ketika kita mengajukan suatu pertanyaan/jangan rancukan ia sebagai pernyataan//Jika memang perlu melontarkan pertanyaan/tetapkan ia sungguh bukan sebagai jebakan//Jika pertanyaan tak lebih sebagai jebakan/niat yang ada tentu dipicu oleh bisikan setan//Bisikan setan tidak lagi mudah ditengarai/itu sebabnya kita harus jadi orang pandai//".

Dari contoh Gurindam Kesatu hingga Gurindam Keempat di atas, tentu kesemuanya berisi petuah moral terhadap laku hidup individu. Itu sebabnya ketika kita membacanya, kita akan mendapatkan ajaran atau petuah secara eksplisit. Selain itu, dari contoh karya-karya gurindam di atas, penulis pun membawa persoalan-persoalan hari ini dengan bahasa Indonesia yang kita kenal pula hari ini, sehingga kita menjadi mudah mengerti karenanya.

Lebih daripada itu, dari contoh karya-karya gurindam di atas, penulis pun menggunakan rima sebagai aspek bersajak dalam gurindam, dengan empat belas hingga tujuh belas suku kata, sehingga kita menjadi asyik ketika membacanya.

Beberapa kelebihan yang terdapat dalam buku kumpulan Gurindam Kekinian ini, menurut saya, antara lain ialah isinya yang sederhana. Meskipun membahas berbagai persoalan di zaman sekarang seperti halnya media sosial, pembahasan-pembahasan yang terdapat di dalam buku ini tidak terbilang kompleks. Selain itu, gaya bahasa yang disajikan dalam berbagai karya gurindam dalam buku ini pun dapat dibilang sederhana dan mudah dimengerti, tetapi tanpa kehilangan kesan kemelayuannya.

Namun demikian, menurut saya, masih terdapat kekurangan dalam buku ini, yaitu pemborosan kata dan suku kata yang terdapat dalam beberapa larik, yang sebenarnya dapat diringkas menjadi satu kalimat yang padat. Kendatipun demikian, menurut saya, buku kumpulan Gurindam Kekinian ini tetap cocok untuk kalian baca, karena isinya yang berisikan banyak petuah kebijaksanaan serta pembahasannya yang kekinian.

Nah, itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku kumpulan gurindam karya Ibnu Wahyudi yang berjudul Gurindam Kekinian. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan buku tersebut. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik untuk membaca buku tersebut?

Fachry Fadillah