Tidak bisa ditampik memang ada kalanya hukum nampak tajam ke bawah dan tumpul ke atas, nampak lunak pada kaum berpengaruh dan justru semena-mena pada kaum yang tak berpunya. Kondisi yang demikian tak sekali, dua kali memicu kerinduan akan penegakan hukum yang sama rata alias tidak memandang kedudukan, jabatan ataupun kastanya.
Selalu saja ada suara-suara yang menginginkan keberadaan hukum yang bener-benar angkus memberi efek jerah pada para pelanggar hukumnya. Bicara soal hukum yang memberi efek jerah, ada lho film yang menyuguhkan konsep penjara tak manusiawi dan memberi efek jerah pastinya. Film yang dimaksud adalah Box: Metaphor!
Box: Metaphor adalah film fiksi ilmiah yang mengikuti perjalanan seorang protagonis wanita (Tahanan 9173) yang dipenjara dalam kotak besi untuk menjalani siksaan tiada bertepi selama 7 tahun atas kejahatan politik yang dituduhkan padanya. Film ini mengambil latar dunia distopia yang abstrak dengan tatanan kehidupan di mana masyarakat yang mengambil keputusan atas nasib dari para tahanan.
Ulasan Film 'Box: Metaphor'
Box: Metaphor, film yang menawarkan perpaduan ciamik antara perspektif unik tentang hukuman atas kejahatan dengan visualisasi dan efek suara yang memukau. Sewaktu menyaksikannya kamu akan dibawa ke atmosfer mencekam di dalam penjara yang paling tak manusiawi dari konsep penjara manapun.
Bisa dibilang, setelah menyaksikan film ini agaknya kamu bakal berpikir jika seandainya konsep penjara dalam film ini diadopsi ke dunia nyata bisa dipastikan kejahatan akan punah saking mengerikannya konsep penjara dalam film ini.
Konsep cerita yang diusung murni penyiksaan, tiap babak adalah perguliran dari satu adegan penyiksaan ke adegan penyiksaan lainnya. Meski demikian, berkat kebolehan akting yang memukau Kasia Stelmach sebagai tahanan politik (aktor utama), tak sedikit pun buat film ini jadi tontonan monoton yang membosankan.
Secara keseluruhan, film ini menyuguhkan solo penampilan yang menonjol dari Kasia Stelmach, minim dialog, namun cukup piawai menggugah pikiran yang menantang gagasan konvensional. Dengan pengisahan cerita yang menarik dan pendekatan yang inovatif, Box: Metaphor wajib disaksikan bagi penikmat sinema yang menginginkan pengalaman sinematik yang mencekam, mendebarkan lagi menghentak dengan efek musik di berbagai tingkatan.
Baca Juga
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
4 Drama Korea Bergenre Romansa, Tayang Mendatang yang Pantang Dilewatkan!
-
Ulasan Revelations, Film Korea Sarat Misteri yang Patut Diantisipasi
-
Review Film The Highway Family, Saat Mental Kepala Keluarga Jadi Penentu Nasib Keluarga
-
Ulasan Film Wanita Ahli Neraka, Nasib Istri Solehah Bersuamikan Fir'aun
Artikel Terkait
-
Persaingan Film Lebaran 2025, Norma: Antara Mertua dan Menantu Paling Tak Diminati
-
Jejak Ray Sahetapy di Hollywood, Peran yang Terhapus dari Captain America: Civil War
-
Sinopsis Setetes Embun Cinta Niyala, Film Lebaran Tayang di Netflix
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Remake Film Mendadak Dangdut: Apa yang Berubah?
Ulasan
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?