Ulasan Film 'Box: Metaphor,' Suguhkan Konsep Penjara Paling Tak Manusiawi

Ayu Nabila | Lena Weni
Ulasan Film 'Box: Metaphor,' Suguhkan Konsep Penjara Paling Tak Manusiawi
Poster Film Box: Metaphor (IMDb)

Tidak bisa ditampik memang ada kalanya hukum nampak tajam ke bawah dan tumpul ke atas, nampak lunak pada kaum berpengaruh dan justru semena-mena pada kaum yang tak berpunya. Kondisi yang demikian tak sekali, dua kali memicu kerinduan akan penegakan hukum yang sama rata alias tidak memandang kedudukan, jabatan ataupun kastanya.

Selalu saja ada suara-suara yang menginginkan keberadaan hukum yang bener-benar angkus memberi efek jerah pada para pelanggar hukumnya. Bicara soal hukum yang memberi efek jerah, ada lho film yang menyuguhkan konsep penjara tak manusiawi dan memberi efek jerah pastinya. Film yang dimaksud adalah Box: Metaphor

Box: Metaphor adalah film fiksi ilmiah yang mengikuti perjalanan seorang protagonis wanita (Tahanan 9173) yang dipenjara dalam kotak besi untuk menjalani siksaan tiada bertepi selama 7 tahun atas kejahatan politik yang dituduhkan padanya. Film ini mengambil latar dunia distopia yang abstrak dengan tatanan kehidupan di mana masyarakat yang mengambil keputusan atas nasib dari para tahanan. 

Ulasan Film 'Box: Metaphor'

Box: Metaphor, film yang menawarkan perpaduan ciamik antara perspektif unik tentang hukuman atas kejahatan dengan visualisasi dan efek suara yang memukau. Sewaktu menyaksikannya kamu akan dibawa ke atmosfer mencekam di dalam penjara yang paling tak manusiawi dari konsep penjara manapun.

Bisa dibilang, setelah menyaksikan film ini agaknya kamu bakal berpikir jika seandainya konsep penjara dalam film ini diadopsi ke dunia nyata bisa dipastikan kejahatan akan punah saking mengerikannya konsep penjara dalam film ini. 

Konsep cerita yang diusung murni penyiksaan, tiap babak adalah perguliran dari satu adegan penyiksaan ke adegan penyiksaan lainnya. Meski demikian, berkat kebolehan akting yang memukau Kasia Stelmach sebagai tahanan politik (aktor utama), tak sedikit pun buat film ini jadi tontonan monoton yang membosankan. 

Secara keseluruhan, film ini menyuguhkan solo penampilan yang menonjol dari Kasia Stelmach, minim dialog, namun cukup piawai menggugah pikiran yang menantang gagasan konvensional. Dengan pengisahan cerita yang menarik dan pendekatan yang inovatif, Box: Metaphor wajib disaksikan bagi penikmat sinema yang menginginkan pengalaman sinematik yang mencekam, mendebarkan lagi menghentak dengan efek musik di berbagai tingkatan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak