Dalam novel teranyarnya yang bergenre komedi berjudul from Pesantren with Laugh, Irvan Aqila mengajak para pembacanya menyimak tingkah konyol para santri di Pesantren Modern Sabilut Tauhid.
Novel terbitan Gramedia Pustaka Utama di tahun 2023 ini, berpusat di keseharian kesepuluh santri yang menghuni kamar Abdurrahman bin Auf yang dijuluki The Cacingers. Sesuai bodi mereka yang cungkring bin kurus macam orang cacingan.
Tiga tokoh sentralnya sekaligus anggota The Cacingers, Badar-Oji-Guntur atau disingkat Bajigur, suatu kali mengalami kejadian aneh bin ajaib. Mereka berulang kali kehilangan sandal jepit, hanya sebelah kirinya saja, setiap kali mereka salat berjamaah di masjid.
Hal ini cukup aneh, karena para santri lainnya tidak mengalami kehilangan seperti yang terjadi pada Trio Bajigur. Sandal jepit mereka aman-aman saja.
Di sinilah awal mula dari segala kekonyolan terjadi. Cara-cara ajaib dilakukan Trio Bajigur agar tak lagi kehilangan sandal jepit, mulai dari menggembok sandal mereka sampai memakai kantong kresek sebagai alas kaki.
Sebuah misi untuk menjebak pencuri sandal jepit juga dilakukan Trio Bajigur. Namun sayang, untuk melaksanakan niat tersebut, mereka harus bolos salat Subuh berjamaah. Fatalnya lagi, akhirnya justru mereka bertiga yang malah ‘terjebak’.
Lamat-lamat, ketiganya masih bisa mendengar suara langkah sandal yang bergesek dengan ubin. Sampai kemudian, kurang dari semenit, terdengar bunyi krekek-krekek dari arah luar pintu. Wajah ketiganya mendadak pucat! (Hal. 56)
Tak hanya persoalan sandal jepit, dalam novel ini juga ada kisahnya Oji yang naksir bidadari berkalung serbet, kehebohan di Hari Mencuci Nasional, aksi berburu sepatu bola bekas, sampai perlombaan tahunan di pesantren yang menjadi ajang pembuktian The Cacingers. Memangnya mereka mau membuktikan apa ya?
Novel from Pesantren with Laugh, seperti judulnya, menampilkan narasi, dialog-dialog segar, serta kisah-kisah seru dan kocak yang dialami para tokohnya. Ada saja tingkah The Cacingers terutama Trio Bajigur yang bikin saya sebentar-sebentar nyengir sendiri.
Karakter para tokohnya juga cukup ikonik, seperti Oji yang beraksen Jawa medok, Guntur yang gaya bahasanya berdaku-daku, dan Badar yang kerap punya banyak ide absurd bin nyusahin.
Nuansa komedi semakin diperkental dengan adanya sejumlah ilustrasi karya dari Fajar Istiqlal, yang membawa imajinasi pembaca untuk lebih masuk ke dalam cerita.
Konflik-konflik yang dihadirkan cukup ringan. Saya tidak menganggap ini sebagai kekurangan, karena genre novelnya sendiri komedi, tentunya pembaca tak akan diajak untuk berpikir yang berat-berat.
Satu hal menarik yang tak luput dari perhatian saya, di setiap awal bab akan diawali dengan quote dari sang penulis. Bukan sembarang quote, karena barisan kalimat di dalamnya seperti petunjuk terhadap isi bab yang akan kita baca.
“Terkadang kita lebih takut kehilangan harta daripada kehilangan waktu yang tercuri karena kesia-siaan.”
“Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan, bahkan sebelum kita berpikir bahwa kita membutuhkan itu.”
Sebagai novel berlatar belakang kehidupan para santri di pesantren, from Pesantren with Laugh berhasil memberikan kesan yang istimewa bagi saya. Sedikit banyak saya jadi tahu gambaran tinggal di pesantren seperti apa. Yang pasti tidak melulu membosankan bahkan seru dan menyenangkan!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Imung: Siulan Kematian, Misteri Kematian Pengarang Nyentrik
-
Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak Jalanan dalam Novel Sepuluh
-
Ulasan Buku Seri Mengenal Emosi: Malu, Mengajarkan Anak Mengatasi Rasa Malu
-
Ulasan Novel The Sinden: Kisah Absurd Pesinden bernama Dingklik Waranggana
-
Ulasan Novel Buku-Buku Loak, Bernostalgia Melalui Sastra Lama
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Review Film Keluar Main 1994, Komedi Kehidupan Anak Milenial
-
Ulasan Novel Bebas Tanggungan, Dilema Sandwich Generation dengan Utang Keluarga
-
Ulasan Novel Logika Asa, Perjuangan Diri di Tengah Tuntutan Keluarga
-
Ulasan Novel Highly Unlikely, Kisah Anak Pertama Menanggung Beban Keluarga
Ulasan
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!