Perjalanan akhir sebagai seorang mahasiswa memang kerap mengundang hal-hal yang tak terlupakan. Detik-detik tersebut bisa menjadi seperti paradoks waktu. Yakni ketika waktu terasa berjalan begitu singkat tatkala kita mengingat sudah menghabiskan beberapa tahun di kampus. Dan sebaliknya, waktu juga bisa berlalu begitu cepat terlebih ketika sudah berada dalam momen-momen mengerjakan skripsi. Tidak terasa sudah semester 8, tapi kok, belum lulus-lulus.
Ya, persoalannya ada di skripsi. Sebuah momok menakutkan yang akan dialami semua mahasiswa tingkat akhir. Salah satunya adalah Char, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai mahasiswa abadi.
Dalam novel berjudul 'Skripsick: Derita Mahasiswa Abadi ini,' Chara Perdana membagikan cerita-cerita kocak saat tokoh utama bernama Char (yakni dirinya sendiri) bergulat dengan tugas akhir.
Menurut penulis, novel ini memang 80 persen berisi kisah nyata yang dibumbui sedikit hiperbola selama ia berada di kampus. Mulai dari ceritanya yang galau berganti-ganti judul skripsi, kesialannya mendapatkan dosen pembimbing yang pelupa dan killer, hingga berurusan dengan birokrasi kampus yang ribet.
Selama membaca kisah Char dan skripsinya ini, saya beberapa kali menahan tawa dan sesekali ikut bernostalgia saat mengingat pengalaman serupa ketika menyelesaikan tugas akhir.
Novel ini relate banget sih dengan keadaan para pejuang skripsi yang terkadang bernasib ngenes di luar sana. Harapan ingin lulus cepat tapi harus bertabrakan dengan realita yang kadang tidak seindah bayangan.
Yang paling miris ketika si Char ini harus ganti judul padahal sudah menyelesaikan beberapa bab. Belum lagi ketika berkali-kali bertemu dengan mood jelek dosen saat bimbingan dan revisi. Dan yang paling tragis, Char mendapatkan dosen penguji yang pernah bermasalah dengannya, yang menyebabkan ia harus makan hati dan siap 'dibantai' saat sidang.
Nah, siapa nih yang pernah mengalami pengalaman serupa? Asli deh, novel Skripsick ini benar-benar mewakili derita para mahasiswa abadi. Bercita-cita pengin wisuda cepat, tapi apa daya, situasi dan kondisi seolah bersekongkol untuk ikut mematahkan harapan.
Namun pada akhirnya, tekad yang pantang menyerah membuat Char bisa melewati segala jenis ujian yang harus ia hadapi dalam menyelesaikan skripsinya.
Secara umum, novel ini sangat menghibur. Humor yang ada dalam ceritanya mirip stand up comedy yang benar-benar mampu mengocok perut untuk ikut tertawa. Kalau pembaca adalah tipikal yang suka buku genre komedi tulisan Raditya Dika, barangkali akan menyukai buku ini juga.
Meskipun pada beberapa bagian, saya menemui candaan yang rasanya agak garing. Mungkin karena novel ini pertama kali terbit di tahun 2013, jadi beberapa pembahasan terlihat sudah tidak up to date. Apa yang mungkin dianggap viral dan lucu saat sepuluh tahun yang lalu, sekarang kesannya jadi humor yang cringe.
Tapi, secara umum, buku ini recommended bagi kamu yang berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Selain bisa menghibur hati yang galau karena belum wisuda, novel ini juga akan sangat mewakili perasaanmu yang pusing karena harus memikirkan skripsi.
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Paradigma: Meruntuhkan Stigma, Merajut Harapan
-
Ikuti Pilunya Kisah Hidup Para Tokoh dalam 4 Buku Bertema Bencana Alam Ini
-
Ulasan Novel School Nurse: Kisah Perawat Sekolah Pembasmi Roh Jahat
-
Intip Kisah Dua Sejoli yang Bikin Salting Lewat 4 Rekomendasi Buku Berikut Ini
-
Dibintangi Megan Domani, VIU Rilis Trailer Film Adaptasi Novel Algrafi
Ulasan
-
Review Film No Other Choice: Ketika PHK Membuatmu Jadi Psikopat!
-
Novel Semesta Terakhir untuk Kita: Ketika Ego dan Persahabatan Bertarung
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Omon-Omon: Kiprah Menkeu Purbaya di Ekonomi Indonesia
-
Adoh Ratu, Cedhak Watu: FKY 2025 Merayakan Etos Adat Gunungkidul
-
BGN Tanpa Ahli Gizi: Komposisi Pimpinan yang Memicu Kritik
-
Evaluasi Tanpa Jeda: Sikap Nekat Pemerintah soal MBG
-
Sinopsis Silent Honor, Drama China Genre Politik yang Dibintangi Yu He Wei