Sebagai seorang anak, pernahkah kamu merasa kecewa karena keinginan yang tidak dipenuhi oleh orang tua? Lantas, bagaimana akhirnya kamu bisa berdamai untuk menerima hal tersebut?
Hal itulah yang dialami oleh Sophie dalam buku berjudul 'Sophie's Perfect Birthday' yang ditulis oleh Arleen Amidjaja dan diilustrasikan oleh Yoan.
Buku ini menceritakan kisah tentang seorang gadis cilik bernama Sophie yang uring-uringan karena orang tuanya tidak bisa mengadakan pesta ulang tahun yang meriah untuknya.
Hal itu berawal dari keinginan Sophie yang ingin menyaingi pesta ulang tahun temannya yang meriah. Ia menginginkan gaun, kue, ruangan yang megah, dan dekorasi yang sempurna untuk pesta ulang tahunnya.
Ketika Sophie menyampaikan keinginannya kepada orang tuanya, ternyata ibu dan ayah Sophie tidak menyanggupi permintaan tersebut. Permintaan Sophie terlalu berat bagi ibu dan ayah.
Sophie pun merasa kesal karena keinginannya tidak dikabulkan. Ia kecewa karena mengira ayah dan ibunya lebih mementingkan hal yang lain dibanding merayakan hari ulang tahun anaknya sendiri.
Pada suatu malam, ia kemudian bermimpi sedang berada dalam tanah lapang yang gersang. Di sana, ia menyaksikan kelinci-kelinci kurus yang sedang meniup wortel yang kisut.
Sophie pun heran menyaksikan tingkah kelinci-kelinci tersebut. Rupanya, para kelinci meniup wortel dengan harapan bahwa wortel tersebut bisa mengembang agar cukup untuk memenuhi asupan makanan mereka di musim kemarau tersebut.
Sophie pun merasa iba dengan kelinci yang kurus dan kelaparan itu. Ia tahu bahwa tidak mungkin wortel mereka bisa membesar hanya dengan ditiup.
Belum selesai dengan rasa herannya, dunia di sekitar Sophie kembali berputar. Kali ini dia berada di sebuah danau dan menyaksikan katak yang berkostum aneh.
Katak tersebut mengenakan pakaian separuh. Ternyata, si katak hanya ingin agar pakaiannya awet, jadi separuh nya lagi ia simpan. Dengan cara tersebut, si katak punya 2 pakaian untuk dikenakan secara bergantian.
Belum selesai keheranan yang dirasakan oleh Sophie, tiba-tiba ia kembali berada di sebuah tempat yang asing.
Di sana, ia menyaksikan sosok alien yang sedang menangis karena tersesat di bumi. Ia sedih karena tidak bisa bertemu orang tuanya yang berada di luar angkasa.
Baru saja Sophie ingin menghibur alien tersebut, tiba-tiba ia terbangun karena dipanggil oleh ibunya. Ia baru sadar bahwa semua yang dialaminya hanyalah mimpi.
Sophie pun memeluk ibu dan ayahnya. Dari mimpi yang dialaminya semalam, ia pun sadar bahwa ternyata ada banyak hal yang lebih penting di dunia ini dibanding pesta ulang tahun yang megah.
Sophie pun memutuskan bahwa di hari ulang tahunnya, ia hanya ingin berbagi kepada anak-anak yatim di panti asuhan. Ayah dan ibu pun senang dan bangga dengan keputusan Sophie.
Dari cerita di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa tak semua keinginan kita mesti dituruti. Khususnya bagi anak-anak yang kerap belum mengerti mengenai skala prioritas kebutuhan.
Terkadang, besarnya ego membawa kita pada kecenderungan ingin memenuhi semua keinginan tanpa memandang apakah keinginan tersebut adalah sesuatu yang wajar atau tidak.
Dalam hal ini, Sophie belajar dari mimpinya saat menyaksikan makhluk-makhluk yang serba kekurangan. Jangankan pesta ulang tahun megah, di luar sana ternyata ada mereka yang untuk makan saja susah.
Buku ini juga mengajarkan tentang bagaimana menumbuhkan sifat empati dan kepedulian kepada anak. Selain itu, ada pula pesan moral tentang pentingnya mensyukuri hal-hal sederhana yang kita miliki. Sebab, di luar sana, ada orang yang memiliki kehidupan yang amat terbatas dan tidak seberuntung kita.
Nah, bagi Sobat Yoursay yang membutuhkan bacaan anak yang inspiratif, Sophie's Perfect Birthday bisa menjadi salah satu rekomendasi bacaan yang layak untuk disimak!
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Living In Zen, Inspirasi untuk Membuat Perubahan dalam Hidup
-
Novel Lessons in Chemistry: Perempuan yang Mengubah Cara Pandang Dunia
-
UGM Mendadak Batalkan Peluncuran Buku 'Jokowi's White Paper', AC dan Lampu Mendadak Dimatikan
-
UGM Mendadak Batalkan Peluncuran Buku 'Jokowi's White Paper', Said Didu Curiga Ada Intimidasi
-
Ulasan Novel On The Road: Kisah Dua Pemuda Melintasi Negara Amerika Serikat
Ulasan
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
-
Ulasan Novel Terusir: Diskriminasi Wanita dari Kacamata Budaya dan Sosial
-
Review Film Tukar Takdir: Kisah Penyintas yang Menyayat Hati!
-
Review Film Rangga & Cinta: Sekuel AADC yang Lebih Emosional dan Musikal!
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
Terkini
-
3 Rekomendasi Blouse Batik Stylish untuk OOTD Ngantor, Dijamin Anti-Boring!
-
Jourdy Pranata Angkat Suara soal Pernikahan: Bukan Tuntutan, tapi Kesiapan?
-
Suporter SMA 10 Bekasi Penuh Energi, Grand Final ANC 2025 Bakal Makin Pecah!
-
Apes! Gagal Beli Kondom Buat Kencan, Pria Ketauan Selingkuh karena Struk Dikirim ke Istri Sah
-
Ramalan Rocky Gerung: 'Hantu' Ijazah Jokowi Bakal Teror Pemerintahan Prabowo Sampai 2029!