"Jogja Bab Getih dan Klitih" karya Gusti Aditya adalah sebuah buku yang mencoba mengupas sisi gelap dari kota Yogyakarta yang sering kali tersembunyi di balik citra kota pelajar dan budaya.
Buku ini menyoroti fenomena klitih, sebuah bentuk kekerasan jalanan yang kerap terjadi di Yogyakarta dan menjadi momok bagi keamanan kota tersebut.
Melalui gaya penulisan yang tajam dan analisis mendalam, Gusti Aditya berhasil menghadirkan potret sosial yang menggugah sekaligus menggelitik kesadaran pembaca.
Fenomena klitih yang dibahas dalam buku ini merujuk pada aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok remaja atau pemuda di jalanan. Aksi ini biasanya terjadi tanpa alasan yang jelas, semata-mata untuk menunjukkan eksistensi atau mencari sensasi.
Gusti Aditya mencoba menguraikan latar belakang sosial dan psikologis dari para pelaku klitih, serta dampaknya terhadap masyarakat dan korban. Buku ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa klitih bukan sekadar tindakan kriminal, melainkan fenomena sosial yang kompleks.
Aditya menggunakan pendekatan jurnalistik dengan mengumpulkan berbagai testimoni dari korban, pelaku, serta pihak berwenang. Hal ini memberikan dimensi yang lebih kaya terhadap narasi buku, sehingga pembaca dapat melihat masalah klitih dari berbagai sudut pandang.
Selain itu, penulis juga mengaitkan fenomena ini dengan berbagai faktor, seperti sistem pendidikan, lingkungan keluarga, dan dinamika sosial-ekonomi di Yogyakarta.
Buku ini juga tidak segan-segan mengkritik pemerintah dan aparat penegak hukum yang dianggap kurang tanggap dalam menangani masalah klitih.
Aditya menyajikan data-data yang menunjukkan bahwa kasus-kasus klitih sering kali tidak tertangani dengan baik, sehingga menimbulkan ketakutan dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.
Kritik ini diimbangi dengan usulan solusi yang konstruktif, seperti perlunya program-program rehabilitasi bagi pelaku dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran keluarga dan pendidikan dalam mencegah tindakan kekerasan.
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah kemampuannya menggugah emosi pembaca. Dengan narasi yang hidup dan deskriptif, Aditya berhasil membuat pembaca merasakan ketegangan dan kengerian yang dialami oleh korban klitih.
Buku ini juga mengajak pembaca untuk merenung dan bertanya-tanya tentang peran masing-masing dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan humanis.
Namun, "Jogja Bab Getih dan Klitih" bukan tanpa kekurangan. Beberapa bagian buku terasa berulang dan mungkin bisa disajikan dengan lebih ringkas. Selain itu, analisis terhadap solusi yang ditawarkan mungkin belum sepenuhnya mendalam dan praktis untuk diterapkan di lapangan.
Secara keseluruhan, "Jogja Bab Getih dan Klitih" adalah buku yang penting untuk dibaca bagi siapa saja yang peduli dengan isu sosial dan keamanan di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.
Gusti Aditya berhasil membuka mata pembaca terhadap realitas kelam yang sering kali terabaikan dan mengajak kita semua untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Jack Ma Karya Adhani J. Emha: From Zero to Hero
-
Menggali Potensi Diri Lewat Buku 10 Jalan Memahami Diri Sendiri
Ulasan
-
Ulasan Komik Three Mas Getir, Tingkah Random Mahasiswa yang Bikin Ngakak
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
Terkini
-
Rilis 2025, Ji Chang Wook dan Doh Kyung Soo Bintangi Drama The Manipulated
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg