'How to End a Love Story' karya Yulin Kuang mengisahkan perjalanan dua penulis, Helen Zhang dan Grant Shepard, yang memiliki sejarah kelam.
Helen adalah seorang penulis sukses yang menciptakan novel fiksi remaja populer dan kini bekerja di ruang penulis untuk adaptasi TV karyanya. Setelah mengalami kecelakaan tragis yang mengikat hidup mereka, Helen belum pernah bertemu Grant selama tiga belas tahun.
Helen, yang sekarang menjadi penulis terkenal, mencurahkan segalanya pada kariernya. Ia mendapat kesempatan langka untuk bekerja dalam adaptasi TV dari novel fiksi remajanya, tapi ia harus mengatasi sindrom penipu dan kebuntuan menulis yang menghalanginya.
Los Angeles menjadi tempat awal baru yang dibutuhkan Helen, namun ternyata Grant, seseorang dari masa lalunya, juga terlibat dalam proyek tersebut.
Grant, yang telah berusaha keras untuk melupakan masa lalunya, kini menjadi penulis skenario yang dihormati di kotanya. Meskipun serangan panik masih menghantui, ia mengambil pekerjaan di acara Helen demi peluang mengembangkan proyek-proyeknya sendiri.
Pertemuan kembali Helen dan Grant membawa berbagai konflik emosional. Helen masih mengingat Grant sebagai orang yang menawan, lucu, dan dicintai banyak orang.
Sementara itu, Grant mengingat Helen sebagai sosok yang cerdas, cantik, namun tertutup. Bekerja bersama menjadi situasi yang rumit, namun juga penuh dengan percikan api.
Ketika rahasia-rahasia mulai terungkap, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa cerita cinta mereka mungkin tidak pernah dimaksudkan untuk terjadi.
Bagian yang paling menarik dalam novel ini adalah bagaimana Yulin Kuang menggambarkan kehidupan di balik layar ruang penulis. Proses kreatif penulisan skenario memberikan sudut pandang baru yang jarang ditemukan dalam novel romantis.
Selain itu, hubungan rumit antara Helen dan Grant juga menambah kedalaman cerita, membuat pembaca terlibat secara emosional.
Menurut saya, 'How to End a Love Story' adalah novel yang penuh dengan kecerdasan emosional. Yulin Kuang berhasil menyajikan cerita yang penuh dengan kelembutan dan kerentanan, terutama dalam menggambarkan hubungan cinta Helen dan Grant. Kisah mereka mengajarkan pentingnya menerima masa lalu dan menemukan kedamaian dalam diri sendiri.
Secara keseluruhan, novel ini merupakan bacaan yang mengharukan dan menghibur. Saya sangat menikmati setiap halaman dan tidak sabar menantikan karya-karya Yulin Kuang berikutnya. 'How to End a Love Story' berhasil menyentuh hati saya dengan cara yang unik dan mendalam.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Ulasan Novel Pelangi Waktu Malam, Kisah Luka dan Cinta yang Terlambat
-
Romansa Musim Dingin dalam Novel Cruel Winter with You
-
Ulasan Novel Blinded, Perjalanan Penyembuhan Diri dari Eksploitasi
-
Perebutan Kesempatan dalam Novel Enam Mahasiswa Pembohong
Artikel Terkait
-
Liburan Seru di Novel Beach Cute, Kisah Cinta dan Persahabatan Tiga Gadis
-
Keajaiban dalam Novel 'Jupiter Nettle and the Seven Schools of Magic'
-
Ulasan Novel 'The Puppeteer', Kisah Filosofis tentang Makna Keluarga
-
Kisah Cinta Tak Terduga di Musim Panas dalam Novel Love Unwritten
-
Ulasan Novel Lotus in The Mud, Kerumitan Cinta di Tengah Kesulitan Hidup
Ulasan
-
Ulasan Lagu LUCY Flowering, Musim Semi yang Penuh Harapan dan Kehangatan
-
Ayam Bakar sampai Bebek Goreng, Nikmatnya Menu Wong Solo Bikin Ketagihan
-
Taman Wisata Pasir Putih, Objek Wisata Keluarga dengan HTM Murah di Depok
-
Ulasan Novel The Fall Risk: Cinta yang Bermula dari Sebuah Insiden
-
Jelang Idul Adha, 3 Jenis Kambing Lokal Ini Cocok Dijadikan Hewan Kurban
Terkini
-
WKU Kadin Saleh Husin: Perlu Keberpihakan Pemerintah Agar Industri Baja Nasional Tidak Mati
-
Simpel nan Stylish! Ini 4 Look Outfit Xinyu TripleS yang Harus Kamu Lirik
-
Dosen di Era Digital: Antara Pendidik dan Influencer
-
Curi Perhatian! Ini 4 Daily Style Jeon Somi yang Bikin OOTD Makin On Point
-
Setra Pangistren: Prosesi Pelepasan Kelas XII di SMA Negeri 1 Purwakarta