Dibilang novel, bukan. Dibilang cerpen juga kurang tepat. Buku dengan cover yang menarik dan judul yang unik ini memang sulit untuk diabaikan begitu saja. Intip apa saja isi yang ada di dalamnya!
Identitas Buku
Judul Buku: Kita Anak-Anak yang Bersedih
Penulis: Kalis Mardiasih
Penerbit: Among Karta dan Mojok
Jumlah Halaman: 17 Halaman
Sinopsis Buku
Lagi-lagi kita memang mutlak mesti berterima kasih kepada kafir-kafir pencipta aplikasi WhatsApp, Line, Shype, dan lain-lainnya itu, toh? Teknologi penyedia layanan mengobrol itu memungkinkan kita memandang orang-orang terdekat lewat gawai di mana saja dan kapan saja untuk mengganti pulang yang makin mahal.
Ulasan Buku
Seperti yang sudah disebutkan di awal, aku juga tidak tahu buku ini termasuk ke dalam jenis yang mana, tetapi sepertinya lebih mendekati sebuah quotes atau kata-kata, karena tidak ada tokoh, penokohan, latar waktu dan tempat, serta plot cerita.
Isinya fokus membahas tentang seorang perantau yang merantau ke tempat jauh. Jauh dari orang tua dan kampung halaman, membawa mimpi-mimpi serta harapan. Jarak yang terbentang itu bisa diatasi dengan adanya gawai alias alat komunikasi.
Aku menemukan buku ini di aplikasi iPusnas saat sedang santai sembari mencari-cari bahan bacaan baru. Melihat cover dan judulnya yang agak mencolok, aku jadi tertarik. Ternyata isinya sangat singkat dengan jumlah halaman yang bahkan tidak mencapai angka dua puluh.
Meski demikian, sebagian orang mungkin akan relate dengan isi buku ini, apalagi bagi para perantau yang merantau jauh nun di seberang pulau. Penulis menggunakan sapaan ‘kita’ dalam menyampaikan ide dan gagasannya, sehingga pembaca seakan ikut dilibatkan.
Sedikit banyak, buku ini juga mengingatkan kita untuk tidak melupakan keberadaan kedua orang tua yang ada di kampung halaman, bagaimana mereka menunggu sang buah hati untuk pulang ke tengah-tengah mereka, bagaimana cepatnya waktu berlalu yang tidak disadari kecuali saat melihat helai-helai putih di rambut mereka.
Buku ini sangat cocok dibaca sekali duduk, sekadar untuk mengisi waktu luang yang singkat atau untuk mengusir rasa bosan saat menunggu sesuatu. Meski singkat, isi dalam buku ini menyampaikan pesan yang hangat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
6 Rekomendasi Novel Karya Mia Manansala, Misteri Kehidupan Lila Macapagal
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
-
Ulasan Novel 'Art of Curse', Petualangan Membasmi Kutukan Berbahaya
-
Dari Perpustakaan Keliling ke Gerakan Literasi: Perjalanan Busa Pustaka Nyalakan Harapan Lewat Buku
Ulasan
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Review Film A Working Man: Jason Statham Ngegas Lagi, tapi Tetap Seru Gak Sih?
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
Review Film Sacramento: Road Trip Absurd Penuh Makna
-
Review Film Zero: Ledakan Visual dan Kritik Politik
Terkini
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
-
Romantisme Fans Indonesia dan Uzbekistan: Dulu Menjatuhkan, Kini Saling Menguatkan
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Pertama Lagu 1999 di Program 'Show Champion'