Jika puisi hasil ciptaan para penyair, sudah teramat sering kita temui. Beda halnya jika karya puisi itu dikarang oleh seorang guru. Di sinilah letak keunikannya.
Sebagaimana kita ketahui, seorang guru merupakan sosok pendidik yang mengajarkan siswa dengan segenap strategi dan kompetensinya. Guru mengajarkan siswa untuk membaca, menulis, berpikir, berbicara dan mendengarkan.
Maka, jika para guru telah turun gelanggang bersatu padu dalam cipta puisi, barangkali mereka hendak mengajarkan membaca sekaligus menulis kepada siswa-siswanya, terkhusus membaca dan menulis puisi.
Buku antologi Ngidam Puisi ini ditulis oleh 51 guru Sekolah Dasar Negeri di kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Diharapkan, terbitnya buku antologi puisi ini dapat menjadi pemicu semangat para guru untuk terus mengembangkan literasi sehingga ke depan semakin kuat. Sebab, dengan peningkatan mutu literasi para guru, maka proses literasi siswa-siswi juga akan bertambah meningkat.
Lahirnya buku ini sebagai tindak lanjut dari Bimtek Literasi yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora Kabupaten Nganjuk pada 26-29 Oktober 2021 di Sekolah Dasar 03 Payaman, Nganjuk. Selain itu, juga disebabkan atas kegelisahan para guru terhadap rendahnya literasi para siswa-siswi, khususnya sekolah dasar.
Puisi-puisi ciptaan para guru yang terhimpun dalam buku antologi ini mengusung beragam tema kehidupan, sekalipun terdapat beberapa puisi yang memiliki kesamaan ide, yaitu pedesaan.
Ada puluhan puisi yang mengangkat pemandangan desa sebagai inti gagasan. Jika boleh disebut, puisi-puisi itu berjudul Pedesaan, Alamku, Desaku, Alam Pedesaan, Indahnya Lingkungan Pedesaan, Panorama Desaku, Pesona Tak Terbatas, Mentari, Panorama Pedesaan, Alam Desaku, Merindu Alamku, Dulu di Desaku, Desaku nan Indah, Suasana Pedesaan, Pedesaan dan Perkotaan, Senja Merona, Pedesaanku, dan Pedesaan yang Hilang.
Dari sekian kesamaan topik, isinya pun nyaris serupa. Tentang pemandangan alam yang sejuk, pepohonan yang hijau, air sungai yang gemericik, kokok ayam yang bersahutan, sawah yang terhampar, bunga mekar berseri, rumput hijau bergoyang-goyang, kambing yang beriringan, udara bersih, dan lain sebagainya.
Tetapi ada pula guru yang mencipta puisi dengan memunculkan tema kenangan. Semisal, kenangan saat bersama sepeda tuanya, dan kenangan saat mengikuti acara Bimtek.
Berikut puisi kenangan dengan sepeda tua dengan tajuk Kesetiaanmu yang Tak Ternilai karya Ali Mukarom, S.Pd., SD.
Tak terasa waktu berlalu
19 tahun kau temani perjalananku
Sukwan, les privat, belanja, kuliah, ibadah, bahkan tamasya kau ikut jua
Tapi waktu berpisah tiba juga
Bukannya aku lupa padamu
Bukannya bagai sampah tebu
Bukan pula karena sudah ada yang baru
Tapi ini sudah finish, bukan kastaku untuk terus merawatmu
Terima kasih motor antikku yang berjasa
Perjalananmu takkan kulupa
Dari berjuang sampai kenyang
Setia kepada juraganmu yang pas-pasan
Sementara puisi bertema kenangan mengikuti Bimtek, ditulis oleh Bambang Febriono, S.Pd., dengan tajuk Ruang Rindu.
Aku datang lagi dalam ruangan ini
Dengan semangat yang berkobar dalam sanubari
Mengikuti Bimtek Penguatan Implementasi Literasi dan Numerasi
Di sisi hati yang lain, aku ingin segera pulang
Tetapi... begitu berjumpa dengan narasumber dan teman-temanku
Keinginan itu sirna seketika
Seolah kita terbuai dengan suasana
Canda tawa sebagai bumbu semangat mereguk ilmu
Secara keseluruhan, puisi-puisi yang terkumpul dalam buku antologi Ngidam Puisi ini tergolong puisi sederhana. Dikemas dengan bahasa apa adanya. Entah barangkali dimaksudkan kepada para siswa-siswi SD sebagai sasaran pembacanya. Bisa jadi demikian.
Terlepas dari hal itu, semangat para guru dalam berkarya patut diapresiasi dan diteladani. Saya pun yang berprofesi sebagai guru dan kebetulan penggemar puisi, belum tentu bisa mencipta puisi sekeren puisi milik mereka.
Selamat membaca dan berkarya!
Identitas Buku
Judul: Ngidam Puisi
Penulis: Much. Ali Mukarom S.Pd., SD., dkk.
Penerbit: Media Nusa Creative (MNC Publishing)
Cetakan: I, Februari 2023
Tebal: 122 halaman
ISBN: 978-623-175-032-7
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Menkeu Purbaya Ancam Tarik Anggaran Program Makan Gratis jika Penerapannya Tidak Efektif
-
Ferry Irwandi Ungkap Jumlah Orang Hilang pada Tragedi 25 Agustus yang hingga Kini Belum Ditemukan
-
Nadya Almira Dituding Tak Tanggung Jawab Usai Tabrak Orang 13 Tahun yang Lalu
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Young on Top: Rahasia Sukses Membangun Karier di Usia Muda
-
Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru Jadi Pilar Penting Merdeka Belajar
-
20 Aset Tanah Jokowi: Satu Rumah Bisa Buat Gaji 16.000 Guru Honorer se-Indonesia
-
Ketidakpedulian Sosial terhadap Gaji Guru yang Memprihatinkan, Ini Ironi!
-
Ulasan Buku 'Daily Parenting', Panduan Mengasuh Anak untuk Para Orang Tua
Ulasan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
Terkini
-
Real atau AI? Foto Pratama Arhan dan Putri Azzralea Ramai Dibahas Warganet
-
Ayah Nissa Sabyan Buka Suara Soal Isu Kehamilan, Ini Faktanya!
-
Anti Kusam! 4 Brightening Sunscreen Niacinamide Harga Rp50 Ribuan
-
Menggugat Obsesi Industri Film Perihal Debut Sutradara
-
Sanksi FIFA dan Impian Malaysia Menuju Piala Asia 2027 yang Kini di Ujung Tanduk