Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Buku Kepiting yang Pintar (Gramedia)

Sebagai salah satu jenis cerita, fabel menjadi pilihan terbaik untuk diceritakan ke anak-anak, baik oleh guru kepada peserta didik di sela-sela kegiatan pembelajaran ataupun oleh orang tua kepada anak di tempat tidur sebelum istirahat malam.

Pada buku cerita anak bertajuk Kepiting yang Pintar ini binatang-binatang dapat berbicara. Tingkah dan ucapannya dapat menjadi cerminan bagi manusia, sebab cerita-cerita di dalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan, moral dan budi pekerti.

Terdapat 8 (delapan) judul cerita di dalam buku karya Winkanda Satria Putra ini. Pada tiap-tiap cerita, penulis menyelipkan pesan moral berupa semangat berusaha, keteladanan, belajar dari pengalaman, penyesalan, etika, dan lain sebagainya.

Dalam cerita bertajuk Belajar dari Ibu Kepiting pembaca akan mendapat amanat mengenai penyesalan dan belajar dari apa yang sudah terjadi. Pesan moral yang disampaikan adalah apapun keadaan diri kita, hendaknya kita senantiasa bersyukur dan tidak pernah berprasangka buruk (su'udzan) kepada Tuhan.

Seperti kepiting yang hingga kini tidak dapat berjalan lurus. Ia hanya bisa berjalan menyamping.

"Anakku, memang kita ditakdirkan berjalan miring. Dan sampai kapan pun kita hanya bisa berjalan miring, bukan berjalan lurus," kata ibu kepiting kepada anaknya.

Hal ini mengajarkan agar kita mampu menerima takdir Tuhan dan mensyukurinya. Ibu kepiting lalu menjelaskan jika dahulu kala bangsanya bisa berjalan lurus, namun ketika pendahulunya melanggar sumpah, maka saat itulah semua bangsa kepiting dihukum tidak bisa berjalan lurus.

Kepada dewi lautan, bangsa kepiting dulu bersumpah untuk tidak memakan binatang hidup. Namun, kemudian mereka tergoda dengan ikan teri yang tampak lezat. Melihat kerumunan ikan teri berenang ke tepian, mereka lupa terhadap janji yang telah mereka lontarkan kepada dewi lautan.

Mereka lantas menangkap ikan teri tersebut, lalu memakannya dengan lahap. Mengetahui para kepiting memakan ikan teri, dewi lautan murka dan menghukum mereka dengan tidak berjalan lurus. Sejak itulah bangsa kepiting berjalan menyamping.

Pesan yang disampaikan dari cerita ini, kita tidak boleh melanggar dari janji kita sendiri. Janji harus ditepati, bukan diingkari. Kita pun harus belajar dari kesalahan yang sudah terjadi agar tidak terjatuh di jurang yang sama. Dan hukuman yang ditimpakan kepada kita akibat kelakuan buruk harus kita terima dan disertai penyesalan. 

Demikianlah. Dalam buku cerita terbitan Rainbow (Andi Publisher) ini, kita akan bertemu dengan berbagai karakter tokoh kepiting. Seru dan sayang sekali jika dilewatkan.

Identitas Buku

Judul: Kepiting yang Pintar dan Kumpulan Cerita Kepiting Lainnya

Penulis: Winkanda Satria Putra

Penerbit: Rainbow (Andi Publisher)

Cetakan: I, September 2021

Tebal: vi + 42 halaman

ISBN: 978-979-29-4511-9

Fathorrozi 🖊️