September romantis dan menggelitik. Begitulah rasanya ketika Film Seni Memahami Kekasih tayang di bioskop, tepatnya pada 5 September 2024. Yuk, kepoin lebih banyak lagi dari film ini!
Film Seni Memahami Kekasih bergenre komedi-romantis dalam arahan Jeihan Angga, yang pernah bikin Film Mekah I'm Coming (2019). Film ini diadaptasi dari buku memoar komedi berjudul “Sebuah Seni Untuk Memahami Kekasih” karya Agus Mulyadi.
Kisahnya menyoroti perjalanan Agus (Elang El Gibran) si cowok unik cerdas dan sosok editor, yang dengan pendekatan uniknya mendapatkan hati Kalis (Febby Rastanty) si penulis yang tulisannya di-edit Agus untuk tayang di 'Mojok'. Hubungan mereka dipenuhi dengan berbagai twist yang nggak terduga. Menarik ya?
Selain dua bintang utama, ada peran pendukung lainnya: Devina Aureel, Sisca Saras, Desy Genoveva, Indira Ayu Maharani, Benedictus Siregar, Yusril Fahriza, Ruth Marini, Whani Dharmawan, Rezca Syam, dan Yati Pesek. Lalu, apa yang membuatnya menarik untuk ditonton?
1. Kisah Nyata yang Bikin Filmnya Realistis
Suka banget dengan pendekatan kesederhanaan cerita yang begitu dekat dengan kenyataan. Ini bukan kisah cinta penuh dengan adegan dramatis atau intrik, tapi kayak semacam cerminan hubungan asmara yang bisa dialami siapa saja. Wajar sih, secara ini kisah nyata.
Dan bakal ngena banget buat audiens atau pasangan yang sudah menjalin hubungan, seperti yang terjadi pada Kalis yang merasakan keraguan jalinan asmara ketika dirinya di hadapankan pada 'bayang-bayang' masa depan, di mana 'hubungan asmara mungkin akan menghalangi karinya' bila sudah menikah.
Seperti kebanyakan film romansa, yang cenderung mengemas cinta dengan dramatisme berlebihan, terus konflik terlalu dibuat-buat, atau narasinya nggak realistis. Namun, Film Seni Memahami Kekasih sangat berbeda. Film ini menonjol dengan pendekatan sederhana, seolah ingin memberikan ruang kepada penonton untuk lebih terhubung dan related.
2. Penggunaan Latar yang lokal banget
Yogyakarta sebagai setting cerita nggak hanya dipilih sebagai tempat, tapi juga menjadi elemen penting membentuk suasana filmnya. Kota ini terkenal dengan kentalnya budaya, kehidupan tenang, dan nilai-nilai tradisional masih dijunjung tinggi, sehingga memberikan atmosfer tersendiri bagi cerita cinta Agus dan Kalis.
Penggunaan bahasa Jawa dalam dialog juga menjadi bagian dari upaya untuk menghadirkan kesan lebih realistis. Film ini sebagian besar dialog dilafalkan dengan dialek Jawa. Kerennya, bahasa dan dialek yang digunakan nggak cuma jadi aksesoris, tapi juga menjadi simbol identitas setting yang kuat.
Namun, di sisi lain, tantangan yang muncul adalah bagaimana menghadirkan bahasa dan dialeknya secara autentik. Mungkin, Febby Rastanty, masih pelafalan bahasa Jawa cuma bisa dibilang lumayan. Meskipun begitu, nggak sepenuhnya mengganggu kok. Itu karena inti dari film bukanlah tentang kesempurnaan ‘linguistik’, melainkan tentang perjalanan asmara.
Dan jujur saja, latar Yogyakarta memberikan kesempatan kepada penonton dari luar Jawa jadi bisa melihat situasi uniknya, baik dari segi budaya, bahasa, maupun tempat.
Oke deh. Film Seni Memahami Kekasih itu cukup menghibur kok. Bahkan berhasil memadukan realitas kisah cinta dengan latar lokal yang khas. Bila kamu mau nonton tapi masih ragu, seharusnya setelah baca ini bisa langsung ‘cuz’ ke bioskop. Selamat nonton ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
-
Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, Kisah Haru Terinspirasi dari Lagu
Artikel Terkait
-
Pernikahan Semakin Dekat, Intip 5 Potret Febby Rastanty di Acara Pengajian: Tampil Elegan dengan Dress Lace Hijau
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Ulasan Film The Black Phone: Penculikan Misterius Laki-Laki Bertopeng
-
Dibintangi Michelle Ziudith, Film Puang Bos Bakal Angkat Kisah Perjuangan Pembuat Kapal Pinisi
-
Sinopsis Santet Segoro Pitu, Film Horor tentang Persaingan Dagang
Ulasan
-
Ulasan Novel Buku-Buku Loak, Bernostalgia Melalui Sastra Lama
-
Ulasan Film The Black Phone: Penculikan Misterius Laki-Laki Bertopeng
-
Bentala Stella: Bisnis Licik dan Sayuran Gemas 'Pengungkap' Perasaan
-
Ulasan Buku 'Kitab Kawin', Cerpen Pemenang Singapore Book Awards Tahun 2020
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
Terkini
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
-
Adakan PTKO II, Imabsi FKIP Unila Bekali Anggota agar Paham Renstra dan LPJ
-
Resmi Dijadikan Anime, Mr. Yano's Ordinary Days Kisahkan Romansa di Sekolah
-
Rebutan Gelar, Pecco Bagnaia dan Jorge Martin Merasa Tak Perlu Bermusuhan