Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Foto Film Malam Keramat (Instagram/helroadfilms)

Film-film Indonesia memang didominasi horor, itulah mengapa, kayak mudah banget menemukan film horor ampas. Eh. 

Rasanya rindu banget nonton film genre horor yang benar-benar bagus, atau setidaknya nggak mengecewakan. Perasaan rindu semacam ini memang wajar karena seringnya dijejali kisah-kisah horor yang dibuat asal jadi. Dan sebagai penikmat film, nggak salah mengharapkan yang terbaik buat para sineas, kan? 

Kita tahu, film horor seharusnya menawarkan pengalaman nonton yang mencekam tapi nagih. Sayangnya, Film Malam Keramat yang tayang sejak 12 September 2024 di bioskop, tampak gagal memenuhi ekspektasi dari berbagai sisi. Sangat disayang! 

Film ini disutradarai Helfi C.H. Kardit dan diproduksi Helroad Films. Kisahnya tentang Dini (Frederika Cull), agen properti yang lagi hamil. Dini ditugaskan memasarkan sebuah rumah mewah yang terletak di daerah terpencil dan sepi. Suatu ketika Dini harus bertemu dengan calon pembeli yang tertarik dengan rumah mewah. 

Namun, kehadiran Dini di rumah mewah itu juga menarik perhatian sepasang suami istri, Ranu (Ama Gerald) dan Jani (Kenya Nindia), yang berniat mencuri emas berharga dari rumah itu. Singkatnya, mereka semua terjebak dalam teror di rumah mewah. 

Menjelang tengah malam, calon pembeli, Juan (Angga Asyafriena) dan Lisa (Valeria Stahl), tiba di rumah itu bersama sosok nenek misterius yang terlihat menyeramkan. Setelah kepergian Juan dan Lisa, Dini menyadari si nenek masih ada di rumah mewah dan ternyata makhluk gaib yang terhubung dengan kekuatan ilmu hitam yang dimiliki keluarga Juan dan Lisa.

Dini, Ranu, dan Jani yang terperangkap dalam rumah mewah, harus menghadapi berbagai teror dari makhluk gaib yang mengancam nyawa mereka. Ketegangan meningkat ketika mereka berusaha mencari jalan keluar dari teror yang mengelilingi mereka. Sementara itu, Arya (suaminya Dini yang diperankan Samuel Rizal) berusaha keras mencari istrinya yang nggak kunjung pulang.

Ulasan: 

Jujurly, masalah utama ada pada alur cerita yang terasa nggak konsisten dan penuh ketidaklogisan. 

Misal, saat Dini menghilang, reaksi suaminya, Arya, nggak sesuai dengan situasi yang seharusnya dihadapi. Menghilangnya Dini, lagi hamil pula, secara logis, seharusnya jadi hal sangat serius dan mendesak untuk dicari. Namun, film ini justru seperti mengabaikan urgensinya. Pokoknya bila dibandingkan dengan realita, reaksi si suami dalam film kurang logis. Entahlah, mungkin memang ‘reaksi si suami sengaja dibuat begitu’. Eh. 

Dan entah mengapa, durasi yang singkat itu, sama sekali nggak padat cerita. Kamu paham, kan? Jadi begini, durasi ±90 menit, itu terasa kayak benang layangan yang diulur-ulur terus, sampai akhirnya berhenti di titik jenuh. Ya, film ini sangat terasa dipanjang-panjangkan, dengan cerita yang sebenarnya bisa cuma tiga puluh menit tamat. 

Bahkan ya, penyelesaian teror gaib di babak-babak akhir film terasa seperti dimudahkan. Duh, gini amat naskahnya. Gitu, deh, konflik yang dibangun sepanjang film seolah diselesaikan dengan cara yang terlalu sederhana, mengabaikan kerumitan dan ketegangan sepanjang film.

Pada akhirnya, Film Malam Keramat gagal memenuhi ekspektasiku. Skor: 2/10. Lagi-lagi, penting untuk diingat, pengalaman nonton paling menarik, ya dari diri sendiri, jadi tontonlah bila kamu masih penasaran dengan film ini. Selamat nonton ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Athar Farha