Kiki's Delivery Service telah diangkat ke layar lebar pada tahun 1989 dan 2014. Meskipun memiliki sutradara yang berbeda, kedua film tersebut tetap berjudul sama seperti bukunya. Melalui buku Kiki's Delivery Service, Eiko Kadono, sang penulis, memaparkan bahwa kisah Kiki terinsipirasi dari gambar milik anak perempuannya yang memiliki usia yang sama dengan Kiki yakni 12 tahun saat itu.
Kiki's Delivery Service berkisah tentang Kiki, anak perempuan yang mempunyai darah penyihir yang harus melakukan perjalanan mencari tempat untuk ditinggalinya selama satu tahun dikarenakan ia harus melakukan tradisi penyihir yang ada. Tak sendirian, Kiki bersama dengan Jiji, seekor kucing hitam, mencari kota yang cocok dengan mereka dan mencari cara untuk bertahan hidup di sana. Koriko adalah kota yang mereka pilih. Bukannya mudah, orang-orang kota pada awalnya tidak mempunyai pandangan yang baik terhadapnya dikarenakan dirinya seorang penyihir dengan sapu terbangnya. Namun, setelah bertemu dengan Osono, kehidupannya di Koriko mulai terbangun dengan baik hingga berdirilah usaha miliknya sendiri yang bernama "Kiki's Delivery Service".
Betapa kerennya sang penulis merajut cerita. Dengan suasana dan pembangunan latar tempat yang memiliki kesan "modern" dan asri di benak saya, saya tak menyangka buku ini sudah lama ada atau lebih tepatnya saya tak menyangka sebegitu lamanya. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1985. Namun, yang saya baca ini adalah versi bahasa Inggrisnya yang terbit pada tahun 2020.
Kisah Kiki ditulis dengan indah dan berhasil membuat saya merasa seolah-olah dapat melihatnya. Alih-alih membuat kisah tentang penyihir dengan citra ataupun rupa yang menyeramkan, Eiko Kadono menciptakan yang sebaliknya. Kiki, meskipun dirinya seorang penyihir, dia tidak melakukan hal jahat ataupun memiliki fitur wajah yang menyeramkan. Hal ini juga yang membuat orang-orang kota sadar bahwa Kiki tidaklah berbahaya, ia bahkan membantu banyak orang dengan usaha yang didirikannya.
Konflik di dalam buku ini bukanlah konflik yang membuat saya ikut-ikutan pusing. Konflik berputar pada kendala yang harus dihadapinya saat akan mengantar barang-barang, mengenai sapunya yang hilang di saat-saat ia membutuhkannya dan sedikit kegelisahan mengenai peralihan masa dari anak-anak menuju dewasa pun ikut mewarnai.
Kiki's Delivery Service mengangkat kisah tentang penyihir dan menawarkan para pembaca sudut yang berbeda dalam melihatnya dan ini menjadi pengalaman membaca yang baru buat saya. Buku yang punya kesan ceria ini dapat menjadi pilihanmu akan buku yang ringan di tengah riuh kehidupan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Review Buku Nenek Buta dan Gerilyawan Karya Bunratri: Semangat Kemerdekaan
-
Kisah Pejuang Kebebasan Beragama di Meksiko dalam Buku Jovita Wore Pants
-
Review Buku Ferryman: Pemandu Roh di Padang Kekosongan
-
Review Buku Ular Emas di Beranda: Ketika Harta Bukanlah Segalanya
-
Review Buku Catatan Harian Sang Pembunuh Karya Kim Young-ha
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Hujan Karya Tere Liye: Menemukan Harapan di Tengah Kesedihan
-
Buku Gibran The Next President Bikin Geger Publik, Said Didu: Ini Keinginan yang Sedang Dipersiapkan
-
Ulasan Buku Seni Mencintai Diri Sendiri, Rahasia untuk Sembuhkan Luka Batin
-
Ulasan Buku Seni Memahami Anak: Mendalami Perkembangan Emosional Anak
-
Ulasan Novel Turtles all The Way Down: OCD dan Pencarian Sang Miliarder
Ulasan
-
Ulasan Novel Hujan Karya Tere Liye: Menemukan Harapan di Tengah Kesedihan
-
Ulasan Buku Seni Mencintai Diri Sendiri, Rahasia untuk Sembuhkan Luka Batin
-
Ulasan Buku Seni Memahami Anak: Mendalami Perkembangan Emosional Anak
-
Ulasan Novel Turtles all The Way Down: OCD dan Pencarian Sang Miliarder
-
Ulasan Novel Resign: Kisah Karyawan yang Terjebak dalam Tekanan Pekerjaan
Terkini
-
Film Forrest Gump Tak Memiliki Sekuel, Tom Hanks Justru Merasa Bersyukur
-
BRI Liga 1: Bekuk Bali United, Strategi Khusus PSBS Biak Diungkap Pelatih
-
4 Padu Padan Outfit Simpel ala Lee Min-jae yang Effortless untuk Ditiru!
-
Dua Ganda Putra Indonesia Lolos Babak 16 Besar Korea Masters 2024
-
Timnas Indonesia Tiba di Jepang, Modal Menuju Piala Asia U-20 Makin Matang?