Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Gita Fetty Utami
Buku Lima Mutiara Kehidupan (dok. Pribadi/Gita FU)

Tak bisa dipungkiri hidup itu memang berat. Sebab banyak ujian yang harus dihadapi. Jika kita tidak kuat dan gagal, maka akibatnya bisa fatal. Kita akan terpuruk, bahkan yang lebih parah bisa membuat kita berputus asa. Jika sudah seperti itu, life is over.

Hidup yang hanya sekali ini saja tidak bisa diulang. Maka kita tidak boleh berleha-leha, atau menjadikannya laksana kelinci percobaan saja. Ada banyak hal yang harus kita pikirkan sebelum melangkah. Ada banyak hal yang harus diperhatikan agar tak terpeleset langkah.

Memang tak mudah, namun bukan berarti tak mungkin dijalani. Kita hanya perlu mencari dan mengikuti tuntunan yang valid dan terjamin kebenarannya. Bagi seorang muslim, tuntunan yang valid tentu saja ada pada diri Rasulullah Muhammad SAW. Sebagaimana yang Allah firmankan di dalam Al-Quran, agar kita mengikuti teladan beliau.

Di  dalam buku terbitan Tinta Medina, tahun 2019, ini ada lima tuntunan dari Nabi Muhammad SAW. yang telah diwariskan sejak empat belas abad silam. Oleh para penulisnya, Syaiful Anshor dan Sri Bandiyah, lima tuntunan tersebut diibaratkan mutiara yang berkilau indah. Maksudnya, jika diaplikaskan akan membuat hidup berkilau seperti mutiara.

Lima mutiara kehidupan tersebut adalah:

1. Menjaga Lisan (diam)

Menurut ahli hikmah, alasn Allah menciptakan manusia dengan sepasang mata, sepasang telinga, dan satu mulut, adalah agar kita lebih banyak melihat dan mendengar daripada berbicara (hlm. 2). Senada dengan hal tersebut Rasulullah pun mengajarkan umatnya agar berkata baik atau diam.

Pada bab ini juga dijelaskan mengenai kapan kita harus diam, kapan harus bicara. Penulis juga menerangkan manfaat diam, di antaranya terhindar dari perselisihan, terselamatkan dari perkataan dusta, dan bisa menimbulkan kewibawaan diri. Beberapa kisah berhikmah juga disertakan oleh penulis, sehingga pembaca betul-betul memahami indahnya menjaga lisan.   

2. Sedekah

Masih banyak pendapat keliru, bahkan dari orang Islam sendiri, mengenai sedekah. Salah satu kekeliruan tersebut ialah, sedekah hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Padahal tidak seperti itu menurut tuntunan Nabi Muhammad.

Penulisnya menjabarkan macam-macam amalan yang diajarkan oleh Rasulullah, sebagai pengganti sedekah harta antara lain: membaca tasbih, takbir, dan tahmid seusai shalat sebanyak 33  kali; berkata yang baik; dan menyingkirkan sesuatu di jalan (hlm. 35). Sedekah dimulai dari apa-apa yang paling dekat dengan kehidupan kita.  

Orang  yang rajin bersedekah akan memperoleh keberkahan dalam hidup. Selain itu, sedekah juga berfadilah sebagai penolak bala. Sedekah juga mendatangkan kebahagiaan di hati si pemberi, karena berbagi itu indah.

3. Ikhlas

Mutiara kehidupan yang ketiga adalah ikhlas. Sebuah kata yang mudah diucap tapi berat dijalankan. Karena sejatinya ikhlas adalah proses panjang yang harus diperjuangkan. Terkadang, rasa ikhlas lahir dari keterpaksaan, berat maupun ringan (hlm. 86).

Dikisahkan bahwa hadirnya sumur zam-zam bermula dari keikhlasan Hajar, ketika ditinggal oleh Nabi Ibrahim di padang pasir tandus, hanya berdua bayi Ismail. Di saat tak ada seorang pun manusia di tempat itu, Hajar mutlak berserah diri mengharap pertolongan Allah semata. Lalu Allah kirimkan pertolongan berupa sumur yang tak pernah kering tersebut.

4. Jujur

Rasulullah semenjak muda sudah terkenal kejujurannya di kalangan masyarakat Quraisy. Beliau bahkan  dijuluki Al Amin, yang dapat dipercaya. Sifat itulah yang menjadi bekal penting beliau diangkat  sebagai Nabi di akhir zaman. Lebih ringkasnya, berlaku jujur dan menghiasi diri dengan kemuliaan akhlak, adalah perintah Allah.

Selain itu, sejatinya kita tidak bisa berbohong di atas bumi ini. Karena Allah Maha Melihat, baik lahir maupun dalamnya hati manusia. Maka dengan berlaku jujur justru akan mendatangkan ketenangan jiwa, keberkahan hidup, kepercayaan, serta jalan keluar (hlm. 137).

5. Musyawarah

Allah telah memerintahkan bermusyawarah, di  dalam Al-Quran tepatnya  Surah Ali Imran: 159. Setelah menyepakati hasilnya, kita bertawakal kepada Allah. Maka hasil dari musyawarah itu tidak akan berujung penyesalan.

Di bab ini juga disebutkan contoh-contoh musyawarah yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat. Sebut saja, ketika Perang Badar, Perang Uhud,dan Perang Khandak. Kesemua itu menjadi bukti betapa dahsyatnya hasil yang diperoleh dengan mengikuti perintah Allah.

Demikianlah lima mutiara kehidupan, yang termaktub dalam buku Religi Islam setebal 190 halaman  ini. Menurut saya pemaparannya enak dibaca, dan tidak bikin jenuh pembaca.  Semoga semakin meningkatkan gairah kita untuk membaca, ya.  

 CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Gita Fetty Utami