Road To Happiness akan mengajak kita menyelami ujian hidup dengan bijaksana.
Ujian hidup akan dialami oleh setiap orang. Tak ada seorang pun yang bisa terlepas dari ujian atau cobaan yang begitu beragam. Antara orang atau dengan yang lain memiliki ujian yang berbeda. Hal yang membedakan antara satu dengan yang lain adalah bagaimana cara menyikapinya.
Ujian hidup ada kalanya berupa kesenangan yang melenakan dan ada kalanya berupa sesuatu yang menyebabkan kita sedih atau menderita. Harta benda berlimpah adalah termasuk ujian, apakah si pemilik harta mau menggunakan harta tersebut untuk memperbanyak kebajikan atau malah sebaliknya; menghambur-hamburkannya untuk melakukan kemaksiatan.
Begitu juga saat seseorang ditimpa ujian berupa kesedihan atau penderitaan. Apakah dia mampu bersabar dan rida atas penderitaan tersebut, atau malah menjadi manusia yang merugi: mengeluh setiap hari dan menyalahkan takdir Tuhan?
Dalam buku ‘Road To Happiness’ (Selamat Tinggal Kesedihan) dijelaskan bahwa tidak ada yang aneh dengan ujian dan kesedihan. Beginilah hidup. Beginilah orang-orang di sekitar kita dan sebelum kita melewatinya. Ujian adalah ketentuan Allah yang berlaku atas seluruh manusia. Jadi, sesungguhnya tidak pernah ada konsep “hidup di dunia tanpa ujian”.
Ujian termasuk konsekuensi dari keimanan seseorang kepada Allah. Semakin bertambah imannya, semakin berat pula ujian yang diberikan Allah. Dapat disimpulkan bahwa ketika kita diberi ujian oleh-Nya, itu berarti Allah telah mengakui keimanan kita sehingga memberikan cobaan untuk membuktikan sejauh mana tingkat ketakwaan kita (Road To Happiness, hlm. 36-37).
Lantas, apakah kita tidak boleh bersedih ketika sedang berhadapan dengan ujian hidup? Tentu saja boleh. Sebab, kesedihan itu adalah hal yang sangat manusiawi. Dengan catatan, tidak berlebih-lebihan. Sebagaimana saat kita sedang bahagia, juga tidak diperkenakan bahagia secara berlebihan.
Sudah saatnya kita mengambil langkah konkret yang menghasilkan output kebahagiaan. Ya, kesedihan dapat diubah jadi kebahagiaan. Al-qur’an dan sabda-sabda Rasul telah menunjukkan caranya. Bila kita mengikuti langkah-langkahnya, insya Allah hasilnya akan luar biasa. Sudah saatnya kita menatap kesedihan dengan kacamata dan respons yang bijak (Road To Happiness, hlm. 38).
Salah satu cara merespon kesedihan dengan bijak adalah dengan merenungi kembali bahwa ketika seseorang mendapat ujian dari-Nya, itu artinya Allah memang sangat menyayangi hamba-Nya. Agar dengan ujian tersebut, dia bisa menjadi pribadi yang lebih sabar, ikhlas, rida, dan bijaksana dalam menyikapi hidup, sehingga pada akhirnya kebahagiaan yang hakiki pun akan diraihnya.
Buku Road To Happiness karya Asa Mulchias yang diterbitkan oleh Afra Publishing (Surakarta) ini, bisa menjadi bahan renungan dan introspeksi bersama. Selamat membaca.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Novel Return to the Dallergut Dream Department Store: Misteri di Balik Toko Mimpi
-
Ulasan Film Jurassic World Rebirth: Visual Gila, Cerita Bikin Penasaran!
-
Alunan Piano yang Menghubungkan Rasa Cinta dalam Novel A Song For Alexa
-
Lagu No One Noticed oleh The Marias Bicara Soal Rasa Kesepian, Siapin Tisu!
-
Ulasan Novel Story of My Life: Tawa, Luka, dan Harapan di Pennsylvania
Terkini
-
Tayang 2027, Vin Diesel Ingin Paul Walker 'Muncul' di Fast and Furious 11
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23