Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sam Edy
Ilustrasi buku 'Nasihat-Nasihat Keseharian Cak Nun dan Mbah Tejo' (iPusnas)

Nasihat-Nasihat Keseharian Cak Nun dan Mbah Tejo ditulis oleh Ahfa Waid ini berisi kumpulan nasihat dari dua tokoh ternama, yakni Cak Nun dan Mbah Tejo.

Cak Nun adalah nama panggilan akrab dari Emha Ainun Nadjib, seorang budayawan sekaligus intelektual muslim. Sementara Mbah Tejo adalah panggilan dari Agus Hadi Sudjiwo (Sujiwo Tejo) yang juga seorang budayawan dan pekerja seni.

Nasihat-nasihat atau ungkapan-ungkapan bijak yang disampaikan oleh Cak Nun dan Mbah Tejo dalam buku terbitan Noktah (Yogyakarta) ini memiliki tema yang beragam dan kita bisa mengambil nasihat tersebut sebagai bahan renungan yang berharga atau sarana introspeksi diri.

Salah satu nasihat yang penting dibaca dari sosok Cak Nun misalnya tentang kesuksesan. Menurut Cak Nun, “Kesuksesan adalah ketika kita tidak dimarahi Tuhan, bukan saat mendapatkan atau meraih cita-cita.”

Menurut Cak Nun, hidup sukses merupakan dambaan setiap insan. Hanya saja, terkadang makna sukses sering disalahartikan oleh sebagian orang. Sukses dipahami secara sempit sebagai sekadar memiliki harta yang banyak, rumah yang mewah, kedudukan atau jabatan yang tinggi, dan cita-cita yang tercapai.

Tak ada yang salah anggapan tersebut, hanya saja kurang tepat dengan makna sukses yang sebenarnya. Sebab, sukses tidak bisa diukur melulu melalui harta dan jabatan. Itulah sebabnya, seseorang belum bisa dikatakan seutuhnya sukses bila hanya berhasil dalam urusan dunia, karena ia juga harus sukses dalam urusan akhirat.

Nasihat lain dari Cak Nun yang patut direnungi dalam buku ini adalah perihal pentingnya kita untuk terus belajar atau menimba ilmu. Jangan merasa puas dengan ilmu yang telah kita miliki. Sebanyak apa pun ilmu yang kita punya, masih sangat banyak pengetahuan yang belum kita ketahui.

Benar apa kata Cak Nun, bahwa penting bagi kita untuk selalu menyadari bahwa apa-apa yang kita ketahui, ternyata tak sebanding dengan apa-apa yang tidak kita ketahui.

Oleh karena itu, janganlah kita berhenti untuk terus belajar. Berhenti belajar akan menutup semua pintu kearifan, pintu pengetahuan, dan pintu kesuksesan. Mari, rendahkan hati kita dan terus belajar.

Selanjutnya, kita akan mencoba menyimak nasihat bijak dari Mbah Tejo. Salah satunya yang berkaitan dengan kebiasaan buruk manusia.

Ya, kebiasaan buruk yang dilakukan oleh sebagian dari kita itu memang harus segera diubah agar menjadi kebiasaan yang baik. Karena kebiasaan buruk itu akan merugikan diri kita sendiri.

Menurut Mbah Tejo, kebiasaan buruk yang tetap dipelihara akan menjadi bumerang dalam kehidupan kita. Maka, kita harus mencari cara untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut, dan menyadari keburukan dari kebiasaan buruk itu sendiri.

Nasihat Mbah Tejo lainnya yang patut disimak dalam buku ini terkait pentingnya menumbuhkan rasa cinta kepada Tuhan dan sesama manusia. Bahwa menjalin hubungan baik dengan sesama merupakan konsep kehidupan yang hakiki.

Karena hakikatnya sama, mencintai makhluk berarti mencintai Tuhan. Pun bisa dibalik, mencintai Tuhan dengan cara mencintai makhluk.

Saya berharap, buku ini bisa menjadi bacaan yang akan memperkaya wawasan kita tentang kebijaksanaan hidup. Semoga hadirnya buku ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita untuk berusaha menjadi manusia yang lebih baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sam Edy