Novel 'Book Shamer' karya Asmira Fhea mengisahkan tentang Amy Dhriti, seorang bookfluencer yang aktif membagikan ulasan buku di kanal YouTube-nya.
Suatu hari, setelah mengulas buku 'Antologi Mimpi dan Harapan Kita', Amy mendapat serangan dari netizen. Serangan ini dipicu oleh sebuah akun anonim di Twitter yang memprovokasi publik, hingga memicu kemarahan dan kritik tajam terhadap Amy.
Akibatnya, reputasi Amy sebagai bookfluencer mulai terancam, dan ia harus menghadapi tekanan dunia maya serta dilema moral dalam menyikapi situasi tersebut.
Isu dan tema yang diangkat dalam novel ini sangat relate dengan kondisi di negeri ini. Bagi kalian yang ingin tahu isi novel ini, berikut ulasan singkatnya.
Ulasan Novel 'Book Shamer'
Novel ini menggambarkan tantangan yang dihadapi seorang pembuat konten di dunia literasi, lengkap dengan dinamika dan isu sosial yang terkait.
Novel 'Book Shamer' tampaknya menghadirkan konflik yang relevan dengan dunia perbukuan saat ini, terutama terkait dengan peran seorang book influencer atau bookfluencer dan efek media sosial dalam membentuk opini serta reputasi publik.
Salah satu isu menarik yang diangkat dalam novel ini adalah banyaknya anak di bawah umur yang terpapar novel dewasa di platform online.
Kisah Lili, seorang anak SMP yang membaca novel dengan adegan-adegan dewasa dan menganggap hubungan yang penuh kekerasan sebagai bentuk pengorbanan romantis, memperlihatkan dampak bacaan terhadap pemahaman dan perilaku anak-anak.
Sayangnya, karakter Lili dalam cerita tidak sepenuhnya mendapatkan perhatian untuk diarahkan pada bacaan yang lebih sesuai dengan usianya.
Di sisi lain, novel ini juga menyoroti sisi gelap dunia perbukuan dan media sosial, tokoh Irhei dan pelaku akun anonim yang menjatuhkan reputasi Amy tidak mendapatkan konsekuensi yang setimpal.
Justru Amy, yang menjadi korban provokasi dan hinaan, malah merasa bersalah. Novel ini mengkritisi bagaimana dunia maya bisa menjadi arena tidak adil bagi para kreator konten, khususnya dalam dunia literasi.
Secara keseluruhan, Book Shamer berhasil memberikan kritik terhadap dinamika perbukuan dan dunia maya. Tidak hanya itu, isu-isu yang diangkat juga relate dengan kondisi di negeri ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
The Killer Question: Ketika Kuis Pub Berubah Jadi Ajang Pembunuhan
-
"Bakat Menggonggong", Eksperimen Narasi yang Cerdas dan Penuh Nyinyiran
-
Novel Ada Zombie di Sekolah: Ketika Pesta Olahraga Berubah Jadi Mimpi Buruk
-
Serunai Maut II, Perang Terakhir di Pulau Jengka dan Simbol Kejahatan
-
Serunai Maut: Ketika Mitos, Iman, dan Logika Bertarung di Pulau Jengka
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel With or Without You, Kisah Tunangan yang Nyaris Gagal Menikah
-
Resensi Novel The Beautiful Flaw: Kisah Cinta Unggas Menjelma Angsa Betina
-
BPKH Targetkan Peningkatan Jumlah Pendaftar Haji dari Kalangan Anak Muda
-
Ulasan Novel '7 Malam Kegelapan', Menguak Misteri Kematian di Danau Angker
-
Memaknai Persahabatan nan Tulus dalam Laba-laba dan Jaring Kesayangannya
Ulasan
-
The Killer Question: Ketika Kuis Pub Berubah Jadi Ajang Pembunuhan
-
Film What's Up With Secretary Kim, Semenarik Apa sih Adaptasi Drakor Ini?
-
Raisa Mengubah Pasrah Menjadi Self-Respect Bertajuk Terserah di Ambivert
-
Makjleb! 3 Amanat Satir dalam Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
Terkini
-
Psywar Berujung Petaka: Lamine Yamal Gigit Jari di El Clasico, Real Madrid Tertawa!
-
Respons Ririn Dwi Ariyanti usai Jonathan Frizzy Beri Kode Gelar Pernikahan
-
Bob Odenkirk Main Film Crime Thriller Bertajuk Normal, Ini Sinopsisnya
-
4 Krim Retinol untuk Anti-Aging, Efektif Kurangi Flek dan Kerutan di Wajah
-
Serie A: Jay Idzes Optimis pada Masa Depan Lini Pertahanan Sassuolo