Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Erlita Novitania
Novel The Secret Hospital (Dok. Pribadi/Erlita Novitania)

Novel The Secret Hospital karya Queena mengambil latar belakang masa depan di mana dunia kembali dihantam pandemi yang lebih ganas dari sebelumnya. Jika Covid-19 sudah menciptakan ketakutan mendalam bagi seluruh dunia, Neo-Covid yang hadir dalam novel ini justru menggandakan ketakutan tersebut.

Neo-Covid bukan hanya menimbulkan gejala yang mirip dengan Covid-19, seperti demam dan batuk, tetapi juga membawa efek mengerikan seperti mata yang memerah dan mengeluarkan darah. Efek inilah yang membuat wabah ini terasa jauh lebih menakutkan.

Cerita dimulai ketika bandara internasional ditutup secara mendadak karena penyebaran Neo-Covid. Ara, salah satu karakter utama, terjebak di Bandara Soekarno-Hatta setelah kembali dari perjalanan luar negeri.

Lima sahabat yang menjadi tokoh sentral dalam cerita ini berusaha mencari cara untuk bertemu kembali dengan Ara, yang kini terpaksa harus dikarantina.

Penutupan bandara ini bukan hanya mengingatkan kita pada situasi pandemi Covid-19 di masa lalu, tetapi juga menggambarkan betapa cepatnya sebuah virus dapat menciptakan kepanikan dan kekacauan di seluruh negeri.

Di balik suasana darurat ini, para sahabat mulai curiga bahwa ada yang tidak beres dengan Neo-Covid. Mereka merasakan bahwa virus ini mungkin bukan muncul secara alami, melainkan sengaja diciptakan untuk suatu tujuan tertentu.

Misteri ini menambah ketegangan dalam cerita, membuat pembaca penasaran dan terus bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya yang berada di balik wabah Neo-Covid ini.

Queena berhasil membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan ketakutan. Dengan menggambarkan virus yang jauh lebih mematikan dan dampaknya yang lebih besar daripada Covid-19, novel ini mampu menghidupkan kembali rasa was-was yang pernah kita alami di masa pandemi.

Melalui karakter-karakter yang kuat, terutama lima sahabat yang berusaha mengatasi situasi ini bersama-sama, novel ini juga menekankan pentingnya persahabatan dan solidaritas di tengah krisis.

Hal yang menarik dari novel ini adalah cara Queena menggali pertanyaan besar tentang asal-usul virus dan agenda tersembunyi di baliknya.

Pembaca diajak untuk berpikir lebih dalam, tidak hanya tentang virus itu sendiri, tetapi juga tentang kekuatan yang mungkin ada di balik layar, memainkan peran penting dalam menciptakan kekacauan.

Ada sentuhan misteri yang kuat dalam novel ini, membuat pembaca merasa seolah-olah sedang menyelidiki sebuah konspirasi global.

Menurut saya, The Secret Hospital adalah novel yang tidak hanya menghadirkan ketegangan dan misteri, tetapi juga menggambarkan kembali ketakutan yang pernah kita rasakan selama pandemi.

Persahabatan lima sekawan yang menjadi inti cerita memberikan kehangatan di tengah suasana mencekam, dan misteri di balik virus Neo-Covid membuat novel ini sulit untuk diletakkan begitu saja. Ini adalah bacaan yang memancing rasa penasaran sekaligus menghadirkan refleksi tentang bagaimana kita merespons krisis yang tak terduga.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Erlita Novitania