Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rie Kusuma
Cover novel (Im) Perfect Serenade (Ipusnas)

Apa yang akan kalian lakukan jika mendapati pasangan kalian berselingkuh? Tetap bersetia dan memaafkan kesalahan itu ataukah melakukan perselingkuhan yang sama untuk membalas dendam?

Jika pilihan itu diberikan pada Serenade, tokoh kita dalam novel (Im) Perfect Serenade: Love in Verona karya dari Irene Dyah, ternyata awalnya ia memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

Perselingkuhan suaminya, Bansar dan sekretarisnya, Ayang, sudah diketahui Seren cukup lama. Tapi, ia menyimpan semuanya sendiri, menganggap itu aib yang harus disembunyikan bagi pernikahannya yang sempurna.

Apalagi status Seren sebagai penulis, motivator, writing coach, sampai mengelola portal online SERENdipity.com, membuat dirinya tak ingin menjadi sorotan publik, jika sampai rumah tangganya yang terlihat sempurna ternyata memiliki setitik cacat.

Seren lalu memilih menyibukkan diri dalam dunia literasi untuk melupakan kegundahannya. Ia juga menerima tawaran dari editornya, Mbak M, untuk berpartisipasi dalam project Wisata Kota Cinta ke Verona, Italia.

Di Verona, Seren menjadi sekretaris di Juliet Club untuk membalas surat-surat curahan hati yang dikirimkan dari seluruh dunia. Serena juga berkenalan dengan Aris Zanetti, seorang penulis lokal super tampan dan adik dari Giovanna, senior Seren di Juliet Club.

Apakah Seren bisa menghalau godaan Aris yang humoris, romantis, dan terang-terangan menunjukkan ketertarikan padanya? Bagaimana dengan Bansar yang menghendaki Seren pulang, meskipun hatinya masih menyimpan luka pada suaminya itu?

“Setiap perjalanan pasti butuh kata pulang. Dan pulang bagimu, di dunia ini, adalah kembali kepadaku. Kepada rumah kita, dan semua yang kita bangun enam tahun terakhir.” (Hal. 132)

Menggunakan alur maju mundur, novel terbitan Gramedia Pustaka Utama (2017) ini memberikan kekuatannya pada latar tempat yang sebagian besar berlokasi di Verona, Italia, selain di Jakarta dan Sabang.

Gambaran tentang kota Verona, bangunan-bangunan bersejarah, destinasi wisata, dan sebagainya digarap dengan apik dan terasa filmis.

Kisah Romeo dan Juliet dan sejarah kesusastraannya dalam novel ini, juga masih bersentuhan dengan Serena yang seorang penulis. Beberapa informasi terkait literasi juga diberikan dalam novel ini.

Karakter yang paling menarik menurut saya di novel (Im) Perfect Serenade: Love in Verona ini adalah Aris Zanetti. Meskipun ia mudah mengumbar rayuan maut, tapi Aris ternyata memiliki misi tersendiri terhadap Serena. Perihal itu akan ada kejutan dari Aris di bab bonus.

Aris juga sangat mencintai dunia anak-anak dan bergiat di literasi untuk mereka dengan mendirikan library café Book-Me, kafe yang memiliki spot perpustakaan untuk anak-anak dan kegiatan mendongeng di waktu tertentu. 

Konflik yang disajikan lebih ke konflik batin Seren akibat dari perselingkuhan Bansar. Banyak permenungan yang dilakukan Seren terhadap kegundahan, kesedihan, dan kekecewaannya terhadap sang suami.

Kekurangan novel ini, ada ‘kebetulan’ yang terlalu jauh bagi saya, yaitu ketika Ayang, selingkuhan Bansar, ternyata salah seorang pengirim surat ke Juliet Club di Italia, yang suratnya dibaca dan dibalas oleh Seren. Itu aneh bagi saya, karena ‘bersentuhan’nya terlalu jauh.

Ada juga salah penyebutan nama tokoh, Saima menjadi Chika (Hal. 30) padahal tidak ada tokoh bernama Chika di novel ini.

Kelebihannya, selain keindahan setting cerita yang digarap dengan mendetail, novel ini menyisipkan pengetahuan tentang agama Islam tanpa terkesan menggurui.

Novel (Im) Perfect Serenade: Love in Verona juga memberikan pesan moral bahwa tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini, terutama dalam ikatan pernikahan. Namun, kita bisa belajar untuk memaafkan dan menerima kekurangan pasangan, serta bersama-sama memperbaiki ketidaksempurnaan tersebut.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rie Kusuma