Woman of the Hour adalah film thriller kriminal yang diangkat dari kisah nyata mengenai Rodney Alcala, seorang pembunuh berantai yang muncul di sebuah acara TV bernama The Dating Game pada tahun 1970-an.
Film ini disutradarai oleh Anna Kendrick, yang juga berperan sebagai karakter utama Cheryl Bradshaw, seorang aktris muda yang mengikuti acara tersebut sebagai langkah untuk mengembangkan kariernya.
Ceritanya berfokus pada Cheryl Bradshaw seorang aktris pendatang baru yang sedang berjuang untuk mendapatkan peran dalam dunia hiburan.
Suatu hari Cheryl mendapatkan sebuah tawaran untuk tampil sebagai bintang tamu di acara dating show bernama "The Dating Game"
Cheryl awalnya ragu dan merasa aneh dengan konsep acara "The Dating Game" yang mana nantinya ia akan memilih salah satu dari tiga pria random yang tak diketahui latar belakangnya, untuk dijadikan teman kencan. Namun demi meraih popularitas, Cheryl akhirnya menerima tawaran tersebut.
Dalam acara tersebut, terdapat tiga kontestan pria lajang yang hadir, termasuk Rodney Alcala (Daniel Zovatto).
Pada saat itu, Rodney sudah melakukan banyak kejahatan, termasuk pelecehan dan pembunuhan. Namun, produser dan para kru sama sekali tidak mengetahui hal tersebut.
Tiba saat acara dimulai, ketiga kontestan akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Cheryl dengan sebaik mungkin agar bisa memikat hati Cheryl dan memenangkan dating show tersebut.
Selama show berlangsung, Rodney berhasil menyembunyikan sisi gelapnya dengan menebarkan pesona yang menawan dan karismatik.
Semua pertanyaan dari Cheryl, ia jawab dengan begitu manis dan romantis, sehingga membuat para penonton dalam acara tersebut terpikat dengannya.
Cheryl, yang sama sekali tidak tahu tentang latar belakang Rodney, memutuskan untuk memilih Rodney sebagai teman kencan, meskipun firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dari pria itu. Terlebih lagi, ada kontestan lain yang memperingatkan Cheryl untuk berhati-hati dengan Rodney.
Sebagai pemenang dalam dating game tersebut, Rodney mendapat hadiah untuk melakukan trip ke Carmel, California bersama dengan Cheryl, secara gratis tanpa tanggungan biaya.
Setelah acara selesai, Rodney menemui Cheryl di luar studio dan mengajaknya mampir di sebuah bar, Cheryl yang merasa sungkan untuk menolak, akhirnya menyetujui ajakan tersebut.
Dari sini sisi kelam Rodney terlihat, ia mulai menunjukkan sifat agresifnya pada Cheryl. Merasa semakin tak nyaman dan curiga dengan sikap Rodney, Cheryl memutuskan untuk menjauh dan membatalkan trip mereka ke Carmel.
Tentu saja, Rodney merasa kesal dengan hal tersebut, ia mengancam akan melakukan kekerasan pada Cheryl. Namun, kehadiran kru yang kebetulan keluar dari studio menggagalkan aksinya tersebut, dan akhirnya Cheryl berhasil selamat.
Film ini juga menggambarkan tindakaan Rodney yang memanfaatkan kedok sebagai fotografer untuk menjebak para korbannya. Akhirnya, ada salah satu korban Rodney yang berhasil melarikan diri dan melaporkan tindakannya ke polisi.
Ulasan Film Woman of the Hour
Woman of the Hour adalah film yang benar-benar memikat sekaligus memberikan banyak perspektif baru.
Gaya penyutradaraan Anna Kendrick, sangat efektif dalam menciptakan suasana menegangkan tanpa terlalu mengandalkan kekerasan visual, sebuah pilihan bijak yang membuat penonton lebih fokus pada dimensi psikologis dari kisah ini.
Film ini lebih banyak menggambarkan bagaimana Rodney menggunakan pesona dan kepintarannya untuk membingkai dirinya sebagai pria yang baik. Namun, Anna Kendrick juga menyelipkan detail-detail kecil yang menunjukkan betapa berbahayanya Rodney di balik tampilan luarnya.
Anna Kendrick juga sangat mahir dalam memperlihatkan bagaimana norma-norma sosial dan ekspektasi terhadap perempuan pada masa itu dapat membuat mereka rentan.
Melalui karakter Cheryl, seorang aktris muda,yang digambarkan berusaha menemukan tempatnya di dunia hiburan yang keras. Demi memenuhi ekspektasi dan ambisinya, dia harus terjebak dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan.
Isu-isu sosial lainnya juga diangkat dengan cermat dalam narasi film ini. Misal, ada salah satu adegan, dimana seorang wanita yang menyaksikan "The Dating Show" mulai menyadari latar belakang Rodney sebagai pembunuh berantai.
Merasa khawatir, dia memutuskan untuk melaporkan hal tersebut kepada petugas keamanan studio. Namun, alih-alih mendapatkan respons serius, laporan tersebut justru dipandang sebelah mata dan bahkan dijadikan bahan bercandaaan.
Hal tersebut seolah menggambarkan kesenjangan gender yang nyata, di mana suara wanita sering kali diabaikan.
Secara keseluruhan, Woman of the Hour juga memberikan teguran bagi kita semua untuk tidak mudah terbuai oleh penampilan dan selalu peka terhadap intuisi kita.
Jika kamu penggemar film thriller yang ingin mencari sesuatu berbeda yang tak hanya mengandalkan kekerasan fisik, Woman of the Hour jelas tak boleh kamu lewatkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Film The Peanut Butter Falcon: Kejar Impian di Tengah Keterbatasan
-
Ulasan Film Time Cut: Kembali ke Masa Lalu untuk Gagalkan Pembunuhan
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Finn Wittrock, Terbaru Ada Don't Move
-
Ulasan Film Caddo Lake, Perjalanan Rumit Melintasi Dimensi Waktu
-
Ulasan Film Strange Darling, Thriller Nonlinear dengan Visual yang Memukau
Artikel Terkait
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Sinopsis Film Death Whisperer 2, Aksi Nadech Kugimiya Memburu Roh Jahat
-
JKIND Pamerkan Inovasi Kaca Film dan Paint Protection di GJAW 2024
-
Review Film The Twisters 2024: Perburuan Badai yang Mendebarkan
-
Reaksi Umi Pipik Lihat Abidzar Al Ghifari Beradegan Intim di Film Guna-Guna Istri Muda
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?