Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Fathorrozi 🖊️
Buku Dongeng Nusantara "Cindelaras" (Gramedia)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak boleh berlaku iri atau dengki kepada orang lain. Dilarang terbersit di dalam hati rasa iri di saat melihat orang lain senang dengan kesuksesan dan pencapaian yang telah mereka raih.

Kisah iri dengki ini dapat kita temui di dalam buku dongeng Nusantara bertajuk Cindelaras. Kerajaan Jenggala dipimpin oleh Raden Putra.

Raden Putra didampingi oleh permaisuri dan selir yang jelita. Permaisuri sangat baik hati dan santun. Sementara selir raja mempunyai niat jahat untuk menyingkirkan permaisuri dari kerajaan.

Lalu, disusunlah strategi jahat untuk memfitnah permaisuri. Selir berkomplot dengan tabib istana agar bisa merebut kedudukan permaisuri.

Suatu hari selir berpura-pura sakit perut, lalu datang tabib istana. Setelah memeriksa keadaan selir, tabib berpura-pura menyusuri minuman selir yang terakhir dan ternyata berasal dari permaisuri.

Selir menuduh permaisuri mempunyai niat jahat hingga mencoba meracuni. Sandiwara tabib dan selir berhasil. Raden Putra tiba-tiba marah tak terbendung, lalu membuang permaisuri yang sedang hamil ke sebuah hutan terpencil.

Beberapa bulan hidup sendirian di hutan, kemudian permaisuri melahirkan putra yang cerdas, serta wajahnya sangat tampan. Ia memberinya nama Cindelaras. 

Saat beranjak dewasa Cindelaras mempunyai seekor ayam jantan yang pandai bernyanyi. Ayam itu bernyanyi mengenai kisah permaisuri yang dibuang ke dalam hutan. Cindelaras pun penasaran dengan nyanyian ayam jantannya. Permaisuri akhirnya berkisah dengan sebenar-benarnya.

Suatu hari, Cindelaras berpamitan untuk mengembara mencari ayahnya, Baginda Raja Raden Putra. Melewati tanah dan bebatuan yang kasar, ia bertemu dengan penyabung ayam.

Mereka mengajak Cindelaras untuk ikut mengadu ayam. Ayam jantan Cindelaras yang perkasa itu tak tertandingi. Hingga kehebatan ayam Cindelaras didengar oleh Raden Putra.

Raden Putra akhirnya mengajak Cindelaras untuk mengadu ayam. Sebentar saja, ayam Cindelaras menang. Saat merayakan kemenangannya, ayam jantan Cindelaras bernyanyi di hadapan raja. Ayam itu bernyanyi dengan membawakan kisah asal-usul Cindelaras dan ibunya yang difitnah oleh selir.

Terkuaklah kejahatan selir dan tabib istana. Raden Putra kemudian mengusir keduanya dari kerajaan, lalu menjemput permaisuri di hutan dan membawanya pulang ke istana kerajaan. Di sanalah mereka kembali mengarungi kehidupan yang bahagia.

Dari kisah Dongeng Nusantara Cindelaras ini, pembaca mendapat pelajaran bahwa perbuatan jahat kepada orang lain, sejatinya akan kembali kepada dirinya sendiri. Sepandai-pandainya menyimpan kejahatan, pasti akan mendapatkan balasan karma. Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Seri Dongeng Nusantara, Cindelaras

Penulis: Lilis Hu

Penerbit: Bhuana Ilmu Populer

Cetakan: I, Januari 2017

Tebal: 51 Halaman

ISBN: 978-602-394-425-5

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Fathorrozi 🖊️