EVERGREEN karya Prisca Primasari berkisah tentang Rachel yang dipecat dari pekerjaannya sebagai editor di sebuah penerbitan. Keadaan ini membuatnya harus berbohong pada ibunya agar tidak membuatny kecewa.
Di saat bersamaan, sahabat-sahabatnya juga menjauh dengan alasan yang tidak jelas. Rachel benar-benar patah hati, hancur, dan cuma bisa meratapi keadaanya. Stres membuatnya marah dan meremukkan gelas.
Pada akhirnya, kenalannya menyarankannya untuk datang ke kafe bernama Evergreen. Kunjungan Rachel ke kafe tersebut menjadi titik balik dari kehidupannya.
Evergreen karya Prisca Primasari terasa menarik sejak lihat covernya yang sejuk. Warna hijau dengan motif abstrak jadi buat penasaran sama kisah di dalamnya.
Setelah coba membaca, ternyata novel ini punya tokoh yang unik-unik. Lalu di sisi lain relevan dan manusiawi. Sehingga terasa nyata.
Jadi pasti banyak pembaca yang merasa seperti salah satu tokohnya yang tidak sempurna tapi di sisi lain juga punya kelebihannya sendiri.
Termasuk sifat Rachel yang menyebalkan. Meski bisa buat geregegat tapi sifat ini menggerakkan cerita hingga akhirnya cewek ini berubah.
Seiring berjalannya waktu, berkat andil semua pegawai kafe Evergreen, Rachel yang tengah mengalami masalah hebat dan masa lalu berat pun mulai mengalami perkembangan karakter. Pelan tapi pasti perubahan karakter ini bisa terlihat seiring bertambahnya jumlah bab.
Selain karakter, saya juga suka deskripsi tempatnya yang membuat pembaca seperti sedang berada di Jepang.
Pembaca seolah ikut hanyut dan tenggelam ke dalam sosok Rachel dan semua karakternya di mana pun mereka berada, mulai dari kafe, jalanan, hingga tempat opera.
Tak hanya itu, bahkan keriuhannya juga terasa. Beragam emosinya juga dapet banget, mulai dari sedih, bahagia, hingga luka.
Novel ini ngajak pembacanya untuk melihat ke sekitar saat sedang merasa paling menderita di dunia. "Evergreen" terasa sangat menyentil dengan pesan tersirat di akhir kisahnya.
Intinya, saya merekomendasikan kisah Rachel dan pemilik kafe Evergreen untuk kalian. Novel ini cocok buat hiburan tapi sekaligus jadi baham renungan di saat semuanya terasa berat. Semoga bacaan ini juga cocok untuk kalian.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Tak Hanya Sesama Teman, Saat Guru dan Dosen Juga Jadi Pelaku Bully
-
Kisah Relawan Kebersihan di Pesisir Pantai Lombok
-
Viral Tumbler KAI: Bahaya Curhat di Medsos Bagi Karier Diri dan Orang Lain
-
Ricuh Suporter Bola hingga War Kpopers, Saat Hobi Tak Lagi Terasa Nyaman
-
Budaya Titip Absen: PR Besar Guru Bagi Pendidikan Bangsa
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Troll 2: Sekuel Monster Norwegia yang Epik!
-
Review The Great Flood: Kisah Kim Da Mi Selamatkan Anak saat Banjir Besar
-
Hada Cable Car Taif: Menyusuri Pegunungan Al-Hada dari Ketinggian
-
Ulasan Novel Janji, PerjalananTiga Santri Menemukan Ketulusan Hati Manusia
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
Terkini
-
5 Drama Korea Berlatar Musim Dingin yang Cocok Ditonton saat Akhir Tahun
-
Rilis Teaser, Serial Young Sherlock Hadirkan Masa Muda Detektif Legendaris
-
Tanam Mangrove dan Berkarya, Kolaborasi Seniman dan Penulis di Pantai Baros
-
Isu Simpanan Pejabat Mencuat, Karier Panjang Shandy Aulia Kembali Dibahas
-
Anti Overdressed! 4 Inspirasi OOTD Simpel tapi Chic ala Lee Je Hoon