"Hate Mail" karya Donna Marchetti membawa kita pada kisah yang sangat manusiawi tentang persahabatan dan perasaan yang berkembang di antara dua orang, Naomi dan Luca, yang sejak kecil telah saling berbagi cerita lewat surat.
Mereka bertemu pertama kali di sekolah dasar, dan mulai bertukar surat yang awalnya penuh ejekan dan lelucon khas anak-anak.
Walau keduanya sering saling mengejek, ada ikatan yang tumbuh perlahan, yang terjalin lewat kata-kata mereka. Surat-surat itu menjadi cara mereka untuk berbagi pikiran, meski jarak memisahkan mereka.
Namun, seperti kebanyakan persahabatan masa kecil, waktu membawa perubahan. Setelah bertahun-tahun tidak ada kabar, Naomi pun mulai menjalani hidupnya tanpa lagi mendengar dari Luca.
Namun, suatu hari, ia menerima surat dari Luca setelah dua tahun tanpa komunikasi. Surat itu datang seperti angin segar, dan membuka kembali kenangan lama.
Bagi Naomi, surat itu bukan sekadar kata-kata, tapi pengingat akan hubungan yang pernah ada, dan juga tantangan baru dalam menghadapi perasaan yang mungkin pernah terlupakan.
Dari cerita ini, kita diajak untuk melihat bagaimana hubungan yang terjalin sejak kecil bisa bertahan meski banyak rintangan. Tidak hanya tentang seberapa besar perasaan cinta bisa tumbuh antara dua orang, tetapi juga bagaimana mereka belajar menerima kekurangan dan kesalahan satu sama lain.
Naik turunnya emosi antara keduanya menggambarkan bahwa hubungan apapun, baik itu persahabatan atau percintaan, tidak selalu mulus, tapi tetap bisa bertahan bila ada kejujuran dan keterbukaan.
Kisah ini juga memberikan pelajaran tentang bagaimana waktu bisa mengubah seseorang, dan bagaimana kita sebagai manusia seringkali harus berani menghadapi masa lalu kita, meski itu menyakitkan.
Naomi dan Luca bukan hanya belajar tentang satu sama lain, tetapi juga belajar tentang diri mereka sendiri. Mereka belajar bahwa tidak ada yang sempurna, dan kadang-kadang, yang kita butuhkan hanya kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya.
"Hate Mail" bukan hanya soal surat dan kata-kata, tetapi tentang bagaimana manusia berusaha untuk saling mengerti, menyembuhkan luka, dan membuka diri untuk kebahagiaan yang lebih besar.
Ini adalah cerita tentang bagaimana hubungan, walau dimulai dengan cara yang sederhana, bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih berarti ketika kita memberi ruang untuk tumbuh bersama.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Novel 'Three Sisters', Drama Keluarga dan Refleksi Hidup yang Relate
-
5 Milk Cleanser yang Ampuh Menghapus Makeup Waterproof, Tanpa Ribet!
-
3 Krim Malam untuk Kulit Meradang, Tenangkan Iritasi dengan Lembut
-
4 Lip Balm Korea Terkini, Pilihan Tepat untuk Bibir Lembap Seharian
-
Membuka Mata Tentang Kehidupan dari Buku '100 Things I Wish I Knew Earlier'
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The Camarro: Lingkaran Dendam yang Tak Pernah Usai
-
Ulasan Novel Dari Hava: Surat Kedua Belas Karya Alea
-
Ulasan Novel Wandering Star: Pentingnya Peran Sosok Ayah dalam Kehidupan
-
Ulasan Novel Sunset Bersama Rosie: Saat Perasaan Tidak dapat Dibohongi
-
Kriminalitas yang Tak Biasa dalam Buku Cerpen Berhala Karya Danarto
Ulasan
-
Review Series 'Squid Game 2', Lebih Kompleks namun Kurang Menegangkan?
-
Review Only Hope, Orang Tua Toksik Menjadikan Anak Psikopat Problematik!
-
Film Sorop yang Isinya Jumpscare dengan Plot Bikin Mumet!
-
Review Novel 'Three Sisters', Drama Keluarga dan Refleksi Hidup yang Relate
-
Ulasan Buku Bila Kau Cinta, Datanglah pada Orang Tuaku: Jaga Marwah Wanita!
Terkini
-
Esensi Makna Nama Maya dalam Bahasa Jawa. Unik dan Filosofis Abis!
-
Catat Tanggalnya! IVE Bagikan Jadwal Teaser Comeback Album 'IVE EMPATHY'
-
Dari Self-Love ke Overconfidence: Apakah Kita Sudah Kebablasan?
-
Pesawat Jeju Air dengan 181 Penumpang, Jatuh di Bandara Muan Korea Selatan
-
3 Varian Serum Nuface untuk Anti-Aging, Bikin Kulit Kenyal Tampak Awet Muda