Lewat novel Haji Backpacker ini, Aguk Irawan M.N. seakan ingin berbagi pengalaman mengenai perjalanannya menuju ke Tanah Suci saat ia tercatat sebagai mahasiswa di sebuah universitas paling tua sedunia, yaitu Universitas Al-Azhar yang berada di jantung kota Kairo, Mesir.
Melalui novel ini pula Aguk sekaligus memotret aktivitas mahasiswa Indonesia yang begitu berjiwa petualang dalam kemandiriannya. Meski tidak semua, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang hidup dalam pengasingan yang tidak menggantungkan hidupnya dari kiriman orang tua.
Semangat menuntut ilmu dan bertahan hidup sama besarnya, hingga prioritas yang mereka jalani adalah petualangan itu sendiri. Entah karena keterpaksaan atau dibenturkan oleh kondisi yang pas-pasan.
Dalam novel dengan tebal 408 halaman ini, Aguk mengungkapan dua permasalahan yang sangat nyata yang kerapkali dialami oleh para mahasiswa Indonesia di negeri Mesir. Pertama, masalah akademis, karena niat awal datang ke Mesir memang untuk belajar, dan perkuliahan di Al-Azhar bukanlah kuliah yang bisa dibayangkan, tapi perkuliahan yang harus dilaksanakan, dirasakan, serta dinikmati kesulitan-kesulitannya.
Kedua, masalah mental bertahan hidup. Mahasiswa perantauan yang jauh seperti Aguk tidak hanya menghadapi kendala perkuliahan, namun juga harus memikirkan biaya makan dan tempat tinggal untuk memperpanjang hidup dalam jangka waktu yang tidak pendek.
Seiring bergulirnya waktu, saat perbekalan sedang tidak baik-baik saja di tanah rantauan, Aguk yang memakai nama tokoh Mada itu mencari peluang untuk kerja musiman di Saudi Arabia, yaitu saat musim haji tiba sebagai Tenaga Musim Haji. Sayangnya, celah untuk itu sangat sulit.
Akhirnya, Mada menghubungi ibunya di Indonesia agar dikirim uang. Ia sebutkan bahwa dirinya sangat ingin naik haji. Ingin berdoa di depan Kakbah agar semua cita-cita dapat digapai. Tapi, apalah daya, ekonomi ibunya saat itu pas-pasan. Untuk memberangkatkan Mada ke Mesir saja, ibunya sudah melayangkan sebagian tanah perkebunannya.
Mada sudah terlanjur sangat ingin ziarah ke Makkah dan Madinah. Maka, lewat pesawat telepon itu, ia hanya meminta doa dari sang ibu. Tak lama kemudian, datanglah Rini Agustin, seorang mahasiswi Indonesia asal Padang yang sama-sama menuntut ilmu di Al-Azhar, Kairo. Ia berkenan meminjamkan uangnya kepada Mada untuk berhaji dengan syarat Mada harus menemani ia selama di Makkah.
"Kak, begini, aku kan mau haji. Soalnya orang tuaku tahun ini haji. Aku perlu teman untuk pergi ke sana..." (Halaman 15).
Atas bantuan teman-temannya Mada dan Rini lalu buat data palsu. Karena agar bisa berangkat haji berdua, Mada dan Rini harus satu Kartu Keluarga (KK). Kisah berlanjut saat mereka sampai ke Makkah. Keduanya tinggal di pondokan yang sesak, dan sekali-kali Mada tidur di teras hotel berbantal ransel, kemudian bangun dan seketika lari ketika mendengar suara askar.
Membaca novel ini, kita seolah ikut dalam perjalanan sosok Mada, yang semangat mencari ilmu, semangat ingin berhaji, dan terus berjuang untuk bisa bertahan hidup di negara rantauan.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Haji Backpacker
Penulis: Aguk Irawan M.N.
Penerbit: Imania
Cetakan: I, Oktober 2014
Tebal: 408 Halaman
ISBN: 978-602-7926-18-9
Baca Juga
-
4 Rekomendasi Tablet Layar 12 Inci Paling Worth It untuk Kerja Harian, Produktivitas Naik 10 Kali
-
Vivo X200T Siap Meluncur Awal Tahun 2026, Ukuran Compact dan Performa Kencang
-
4 Rekomendasi HP Terbaik 2025 dengan Harga Rp 2 Jutaan, Chipset Kencang dan Baterai Awet
-
4 Perangkat HP Murah Bawa Chipset MediaTek Helio G99, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Advan Macha Resmi Rilis, HP dengan Chipset Dimensity 7060 Pertama di Indonesia
Artikel Terkait
-
Teroris dalam Sudut Pandang Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi)
-
Menguak Emosi Tersembunyi: Ulasan 'Kita Pergi' yang Menyentuh Jiwa
-
Ulasan Novel The Camarro: Lingkaran Dendam yang Tak Pernah Usai
-
Ulasan Novel Wandering Star: Pentingnya Peran Sosok Ayah dalam Kehidupan
-
Ulasan Novel Sunset Bersama Rosie: Saat Perasaan Tidak dapat Dibohongi
Ulasan
-
7 Our Family: Luka Keluarga dari Sudut Anak Paling Terlupakan
-
Ahlan Singapore: Rebecca Klopper Terjebak di Antara Kiesha Alvaro dan Ibrahim Risyad
-
Ulasan Novel Timun Jelita: Bukti Mengejar Mimpi Nggak Ada Kata Terlambat!
-
Ulasan Novel The Mint Heart: Romansa Gemas Reporter dengan Fotografer Cuek
-
Review Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Potret Realistis Kehidupan Mahasiswa Indonesia
Terkini
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Cerita Ruangkan, Solusi dari Bayang-Bayang Burnout dalam Hustle Culture
-
Sinopsis dan Kontroversi Drama China Love dan Crown, Layakkah Ditonton?
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Indonesia di Mata Ji Chang Wook: Perjalanan Healing yang Penuh Makna