Terletak tak jauh dari Alun-Alun Kota Jember, Toko Sentral bukan sekadar toko biasa. Warung roti legendaris itu telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Kota Seribu Gumuk, dengan usia yang hampir mencapai satu abad.
Meski tidak tampak mencolok bangunannya karena jauh dari kesan mewah, toko ini menyimpan cerita panjang yang tak lekang oleh waktu mengenai kuliner roti.
Toko Sentral berada di Jalan Sultan Agung Nomor 47, Lingkungan Tembaan, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, Jember.
Tempat itu sudah menjadi destinasi kuliner bagi warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Jember, terutama mereka yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Kota Seribu Gumuk.
Lokasi toko yang tidak jauh dari Alun-Alun Kota Jember menjadikannya mudah dijangkau, bahkan menjadi salah satu tujuan kuliner setelah menikmati suasana pusat Kota Jember.
Usia toko yang hampir mencapai seratus tahun itu menjadikannya satu toko roti tertua yang masih bertahan sehingga sangat dikenal di Jember.
Begitu masuk, pengunjung akan disambut dengan nuansa vintage yang masih terasa kental. Tidak ada kesan mewah, hanya kesederhanaan yang membuat suasana semakin nyaman. Bangunan toko yang sudah berusia puluhan tahun itu tetap bertahan dengan pesona klasik yang tak lekang oleh zaman.
Kuliner Keluarga yang Tetap Terjaga Sejak 1928
Toko Sentral menjadi salah satu usaha kuliner legendaris yang telah bertahan hampir satu abad, menawarkan cita rasa khas yang sulit ditemukan di tempat lain.
Berdiri sejak 1928, toko roti ini tidak hanya terkenal karena kualitas produknya, tetapi juga karena sejarah panjang yang menyertainya.
Kini, Toko Sentral dikelola oleh Hendra Tirta Wijaya, generasi ketiga yang melanjutkan warisan keluarga dalam mengelola bisnis roti yang sudah dikenal luas di Jember dan sekitarnya.
Menilik sejarahnya Toko Sentral pertama kali didirikan pada tahun 1928 sebagai usaha keluarga yang bermula dari sebuah toko kecil yang menjual roti untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar.
Tentu saja dengan menggunakan resep tradisional yang diturunkan secara turun-temurun dan tetap dipertahankan hingga saat ini.
Pada awalnya, Toko Sentral terletak di Jalan Gatot Subroto, sebuah kawasan yang kala itu lebih lengang dan jauh dari keramaian. Namun, seiring berkembangnya Kota Jember, toko itu akhirnya pindah ke lokasi yang lebih strategis di Jalan Sultan Agung, Jember.
Keputusan untuk pindah itu tetap mempertahankan ciri khasnya baik dari segi produk maupun suasana toko yang masih terasa klasik dan tradisional.
Generasi Ketiga yang Tetap Menjaga Segalanya
Saat ini, Toko Sentral berada di tangan Hendra Tirta Wijaya, yang menjadi generasi ketiga yang mengelola usaha keluarga itu. Memiliki pengalaman dan niatan menjaga cita rasa roti, Hendra terus mempertahankan kualitas produk dan menjaga tradisi memasak roti yang telah ada selama hampir satu abad.
Menurut saya, sebagai pelanggan toko roti ini yang menjadi hal tidak terpisahkan dengan cita rasa rotinya ialah penggunaan tungku pembuatan roti yang tidak berubah, sehingga tidak ditemui rasa roti ini di toko lain.
Selain itu daya tarik utama Toko Sentral adalah bangunannya yang memiliki arsitektur klasik, yang masih tetap dipertahankan hingga kini.
Meski bangunan di sekitar toko itu telah mengalami berbagai perubahan, Toko Sentral yang mempertahankan bangunan asli yang sederhana namun elegan tetap dipertahankan.
Melihat dari luar, pengunjung dapat merasakan suasana nostalgia yang seolah mengajak mereka untuk melangkah mundur ke masa lalu, ke zaman ketika Toko Sentral pertama kali ada di Jember.
Arsitektur toko yang vintage itu menjadi salah satu ciri khas yang membuat Toko Sentral begitu dikenang. Tidak hanya pengunjung lokal, tetapi juga banyak wisatawan yang datang ke Jember mengunjungi toko itu, bukan hanya untuk membeli roti, tetapi juga untuk merasakan atmosfer sejarah yang masih terasa di dalam toko.
Jadi, jika kamu berencana mengunjungi Kota Jember, pastikan untuk menyempatkan diri mampir ke Toko Sentral. Nikmati roti legendaris dan rasakan suasana nostalgia yang hanya bisa kamu temukan di tempat ini!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Stasiun Balung, Jejak Warisan Kolonial yang Pernah Ramai Kini Terbengkalai
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Mimpi Naik Kereta dari Situbondo ke Jember: Mungkinkah Jalur Panarukan-Kalisat Segera Aktif?
-
Surat Cinta untuk Prabowo, Tolong Selamatkan Pariwisata Jember, Pak!
-
Dear Prabowo Subianto, Kembalikan Semangat Sumpah Pemuda di Era Digital
Artikel Terkait
-
Lezat dan Lumer! Ini 3 Rekomendasi Tempat Makan Cheesecake Enak di Jogja
-
Angkat Tema Kuliner Indonesia, Ini First Look Film 'Rahasia Rasa'
-
Cafe Teko Kopi, Tempat Nongkrong Bernuansa Joglo di Pekanbaru
-
Mencicipi Kuliner Pedas, Warung Gopek Pekanbaru Sambalnya Bikin Nagih
-
Sarapan Roti Canai dan Teh Tarik Khas Malaysia di Warung Ahbab Pekanbaru
Ulasan
-
Ulasan Buku Cerita dari Tanah Sufi: Tidak Boleh Meremehkan Orang Lain
-
Lezat dan Lumer! Ini 3 Rekomendasi Tempat Makan Cheesecake Enak di Jogja
-
Ulasan Buku Batu Sandungan, Kenali Berbagai Macam Hambatan dalam Hidup
-
Ulasan Anime Hitoribocchi no Isekai Kouryaku: Hidup Sendirian di Dunia Lain
-
Review Buku Sirkus Pernikahan, Menyingkap Realitas Pernikahan Melalui Lensa Humor
Terkini
-
Final AMEC 2024 Leg Kedua, Rekor Manis Nguyen Xuan Son Bakal Berlanjut di Kandang Thailand?
-
3 Pelembab Korea Berbahan Snail Mucin, Bikin Wajah Plumpy dan Awet Muda
-
Trengginas di Piala AFF, Nguyen Xuan Son Bakal Jadi Lawan yang Setara bagi Jay Idzes?
-
Selamat! Rizky Febian dan Mahalini Umumkan Kehamilan Anak Pertama
-
4 Rekomendasi Film Song Hye Kyo yang Wajib Ditonton, Terbaru Ada Dark Nuns!