Ketika mendengar nama Yaman, ingatan kita langsung tertuju kepada sosok ulama kharismatik yang beberapa tahun ini mencuri perhatian lewat berbagai tayangan. Beliau adalah Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, yang populer disapa Habib Umar bin Hafidz.
Beberapa kali Habib Umar bin Hafidz hadir ke Indonesia. Kehadiran beliau dan popularitasnya pada sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia masih menjaga tradisi hubungan keilmuan dengan ulama-ulama Tarim, Hadramaut, Yaman. Di samping itu, banyaknya pelajar yang menimba ilmu, terlebih di lembaga binaan Habib Umar bin Hafidz, Darul Mushthafa, semakin memberikan angin segar bagi masa depan keilmuan kita.
Buku Habib Umar bin Hafidz ini mengupas tuntas biografi Habib Umar bin Hafidz, termasuk strategi dakwahnya, gagasan-gagasannya yang cemerlang, intisari karya-karyanya, fatwa-fatwanya yang meneduhkan, karamahnya yang menakjubkan, dan lain sebagainya.
Mengingat, pada tahun 2009, Habib Umar bin Hafidz menempati urutan ke-36 sebagai ulama yang sangat berpengaruh di dunia. Sepuluh tahun kemudian, yakni pada 2019, beliau menempati urutan ke-8 sebagai ulama yang sangat berpengaruh di dunia.
Tiada lain, hal ini dikarenakan gerak-gerik, pergaulan, keteduhan, dan sikap bersahabat beliau dalam berdakwah yang menyebabkan umat Islam merasa senang dengan kehadiran beliau. Bahkan, tidak hanya umat Islam, orang-orang di luar Islam juga turut bersimpati dan kagum atas sikap salah satu putra terbaik Tarim ini.
Secara umum, dakwah yang dijalankan oleh Habib Umar bin Hafidz, mengikuti strategi dakwah para salafus salih. Bahkan, dapat dikatakan bahwa strategi dakwah Habib Umar bin Hafidz cenderung mempertahankan metode dakwah para ulama terdahulu.
Buku ini menyebut beberapa ciri dakwah salafus salih yang masih dipertahankan oleh Habib Umar bin Hafidz dalam dakwah-dakwahnya.
Pertama, berdakwah dengan menonjolkan akhlak yang mulia. Artinya, dalam menyampaikan dakwah, Habib Umar bin Hafidz lebih banyak menunjukkan sikap dan perilaku yang santun dan ramah yang merupakan cerminan dari keluhuran ajaran akhlak Islam yang beliau pahami. Sikap ini sangat sejalan dengan sabda Rasulullah yang menjelaskan bahwa salah satu misi dakwah beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak.
Kedua, menghindari sikap konfrontatif yang berlebihan dengan pihak-pihak yang tidak sejalan dengan pandangannya. Sebagai ulama yang memiliki umat di seluruh dunia, Habib Umar bin Hafidz sadar betul bahwa di antara umat Islam terdapat perbedaan-perbedaan pemahaman, termasuk perbedaan mazhab. Namun, beliau tidak mempersoalkan perbedaan yang ada, bahkan melarang para santri dan jamaahnya untuk mengkritik keras orang-orang yang
berbeda haluan mazhab dengannya. Sikap ini banyak ditunjukkan oleh para ulama salaf, sehingga melalui perbedaan itulah justru muncul mazhab yang bermacam-macam yang melahirkan berbagai kekayaan disiplin keilmuan.
Ketiga, menghindari sikap-sikap yang dapat memunculkan perpecahan apalagi pertumpahan darah di antara sesama umat Islam. Sikap ini sangat tampak dalam diri Habib Umar bin Hafidz dan tertuang antara lain dalam peraturan di lembaga pendidikan yang ia dirikan di mana para santrinya dilarang mengikuti demonstrasi. Kita tahu bahwa demonstrasi seringkali menyebabkan pertumpahan darah dan kematian.
Bukan lagi hal baru apabila dalam sebuah gerakan demonstrasi kerap terjadi bentrokan yang menyebabkan tumpahnya darah bahkan hilangnya nyawa. Padahal, tidak sedikit di antara korban-korban itu adalah orang-orang Islam sendiri. Karena itu, ketika menghadapi suatu pertentangan, cara yang ditempuh Habib Umar bin Hafidz justru adalah dengan melakukan musyawarah sebagaimana yang pernah dilakukannya ketika muncul banyak protes atas salah seorang warga Jerman yang menghina Rasulullah.
Selain beberapa ciri tersebut di atas, ciri dakwah para salafus salih yang juga diterapkan oleh Habib Umar bin Hafidz adalah selalu memberikan harapan bagi kemungkinan datangnya hidayah bagi setiap orang, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar dengan cara yang ma'ruf, dan selalu menyerukan pentingnya memahami al-Qur'an dan hadits Nabi Saw serta meneladani akhlak Rasulullah.
Inilah ulasan buku biografi Habib Umar bin Hafidz yang insya Allah bisa menjadi teladan kita dalam bersikap, bergaul dengan sesama, berdakwah, dan melahirkan karya-karya.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Habib Umar bin Hafidz - Menabur Cinta dari Tarim
Penulis: Almas Isa Muazzam
Penerbit: Laksana
Cetakan: I, 2021
Tebal: 188 Halaman
ISBN: 978-623-327-210-0
Baca Juga
-
4 Rekomendasi HP Bertenaga Dimensity 9400 Terbaik di 2025, Harga Murah dengan Performa Terbaik
-
Kuasa Hukum Mawa Tegaskan Video CCTV Inara Rusli dan Insanul Fahmi Bukan Didapat dari Virgoun
-
Sepatu Gubernur Aceh Disorot saat Jemput Prabowo Menuju Lokasi Banjir
-
Infinix Siapkan Tiga Model Note 60 Series di Indonesia, Bodi Tipis dan Chipset Lebih Kencang
-
POCO C85 5G Debut Hari Ini, Usung Layar 6,9 Inci dan Baterai 6000 mAh
Artikel Terkait
-
Perjalanan Cinta Seperti Arus Laut: Sebuah Retrospeksi dalam Thallasophile
-
Mengingat Nasihat Ibu di Setiap Kata: Kilas Balik Buku Sebelum Bunda Tiada
-
5 Rekomendasi Buku Anak yang Dapat Dibaca Gratis di Repositori Kemendikbud
-
Serba-serbi Harlah ke-102 NU: Lokasi, Logo, Makna hingga Tema Perayaan Tahun Ini
-
Ketika Kehilangan Menuntun pada Harapan: Review Novel 'Janji untuk Ayah'
Ulasan
-
Review Film Sisu: Road to Revenge, Pahlawan Tua yang Tak Terkalahkan!
-
Ulasan Drama Korea The Manipulated: Ketika Kasus Kriminal Bisa Dimanipulasi
-
Ulasan Film Eleanor The Great: Kisah Pilu di Tengah Kebohongan
-
Ulasan Novel Kala Langit Abu-Abu: Rasa Tetap Sama, Kenyataan yang Berubah
-
Menyantap Sunyi dalam Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati
Terkini
-
Waspada! Ini 5 Cara Kenali Rekan Kerja yang Punya Crab Mentality
-
4 Rekomendasi HP Bertenaga Dimensity 9400 Terbaik di 2025, Harga Murah dengan Performa Terbaik
-
Anti Pecah-Pecah! 5 Lipstik Mengandung Jojoba Oil untuk Bibir Kering
-
Komunitas Tukang Cukur Galang Donasi Lewat Jasa Cukur Berbayar Sukarela
-
Waspada, 10 Kebiasaan Ini Bisa Mengganggu Penglihatan dan Rusak Kesehatan Mata Anda