Buku kumpulan cerita pendek Reruntuhan Musim Dingin adalah kumpulan cerpen yang memukau dari penulis berbakat Sungging Raga, yang diterbitkan oleh Diva Press pada tahun 2016.
Buku ini berisi 22 cerita pendek yang menyelami tema cinta, perpisahan, absurditas kehidupan, dan filosofi eksistensial. Dengan gaya bahasa yang khas. Sungging Raga berhasil menyuguhkan kumpulan cerita yang penuh kejutan dan makna.
Sungging Raga memiliki keunikan dalam merangkai kata. Kalimat-kalimatnya tidak hanya indah, tetapi juga memiliki kedalaman yang memikat kita sebagai pembaca setia untuk terus merenungi setiap detailnya.
Gaya bahasanya bernuansa puitis namun tetap mudah dipahami oleh pembaca awam sekalipun. Meski tema cinta mendominasi buku ini, Sungging Raga tidak menghadirkannya dalam bentuk yang klise.
Ia mengemasnya melalui alur cerita yang penuh liku, menyingkap sisi-sisi lain dari cinta yang jarang dieksplorasi: perpisahan, harapan yang pupus, cinta yang terhalang restu, hingga absurditas hubungan antar manusia.
Tema lain yang kerap muncul adalah absurditas dan realisme magis. Sungging Raga menggiring pembaca ke dalam dunia yang penuh kejutan, di mana logika terkadang terdistorsi. Namun, setiap cerita tetap menghadirkan pesan yang relevan dengan kehidupan nyata.
Beberapa cerita dalam buku ini memiliki daya tarik yang kuat. Salah satunya adalah "Selebrasi Perpisahan" (hal. 25), yang mengisahkan pasangan kekasih yang berpisah di Terminal Tawang Alun, di kota Jember.
Tanpa adegan melodramatis, cerita ini menyuguhkan dialog yang sarat emosi dan makna. Perpisahan digambarkan sebagai selebrasi—bukan tragedi—yang mengajarkan pembaca bahwa cinta tidak selalu berakhir dengan kebersamaan.
Cerita lain yang menonjol adalah "Rayuan Sungai Serayu" (hal. 80), dalam kisah ini, Sungai Serayu digambarkan sebagai sosok gadis cantik yang menggoda seorang pemuda.
Cerita ini mengandung unsur mitologi lokal yang dipadukan dengan realisme magis. Sungging Raga mengajak kita untuk merenungi hubungan manusia dengan alam, sekaligus menghadirkan sisi absurd dari cinta yang melibatkan dunia yang tidak biasa.
Cerita "Melankolia Laba-Laba" (hal. 40), juga patut diangkat. Cerita ini mengisahkan seekor laba-laba yang jatuh cinta pada seorang manusia. Uniknya Sungging Raga yang mengangkat kisah cinta yang tak biasa namun dikemas dengan cerita yang indah dan tidak membosankan.
Kekuatan utama buku ini adalah kemampuan Sungging Raga bermain dengan kata-kata. Ia menciptakan frasa-frasa indah yang mengalir seperti puisi. Di sisi lain, penulis juga piawai membangun plot twist di akhir cerita, sehingga setiap kisah terasa segar dan tidak mudah ditebak.
Selain itu, kemampuan penulis dalam menghadirkan refleksi membuat kita tidak hanya menikmati cerita, tetapi juga merenungi realitas kehidupan.
Tema-tema yang diangkat terasa dekat, meski cara penyampaiannya sering kali tidak konvensional. Ini membuat buku ini cocok untuk kita yang menyukai eksplorasi emosional dan intelektual.
Meski begitu, beberapa cerita dalam kumpulan cerpen ini mungkin terasa terlalu filosofis atau abstrak bagi sebagian kita. Hal ini membuat beberapa bagian terkesan berat, sehingga tidak semua cerita dapat dinikmati dengan mudah.
"Reruntuhan Musim Dingin" adalah sebuah mahakarya yang menggabungkan keindahan bahasa, kedalaman tema, dan kekuatan narasi.
Buku ini layak dibaca oleh pecinta sastra yang ingin menyelami cerita cinta yang berbeda dari biasanya. Dengan gaya penulisan yang nyastra namun tetap relevan, Sungging Raga berhasil menciptakan kumpulan cerita yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pemikiran.
Dan buku ini juga menjadi bukti bahwa cinta bisa dihadirkan dalam berbagai wujud, tidak melulu tentang kebahagiaan, tetapi juga kehilangan, harapan, dan absurditas kehidupan. "Reruntuhan Musim Dingin" adalah kumpulan cerpen yang layak untuk direkomendasikan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Menyelami Kesederhanaan yang Absurd Lewat Kumpulan Cerpen Sarelgaz
-
Kisah Menginspirasi yang Sarat Makna, Ulasan Novel Tentang Kamu
-
Menguak Sisi Gelap Cinta Seorang Ibu, Ulasan Novel Holly Mother
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Artikel Terkait
-
Bertemu Bung Karno di Perempatan Jalan dalam Buku Plot Karya Putu Wijaya
-
Menyelami Kesederhanaan yang Absurd Lewat Kumpulan Cerpen Sarelgaz
-
Mengungkap Sisi Lain Jakarta dalam Novel Cerita-Cerita Jakarta
-
Refleksi Kehidupan Perempuan dalam Kumpulan Cerita Pendek 'Mimi Lemon'
-
Berdansa Bersama Hujan dalam Buku Bertajuk Cerpen Antologi Cinta
Ulasan
-
Ulasan Buku Sang Juara, Pentingnya Membangun Kecerdasan Emosional Anak
-
Review Film Troll Factory: Bahayanya Manipulasi Informasi di Era Digital
-
Ulasan Buku Memberikan Keteladanan pada Anak, Menanamkan Karakter Baik
-
Merasakan Pengalaman Seru Bermain River Tubing di Sumber Maron Malang
-
Perjalanan Hidup 16 Sahabat Nabi dalam Buku Anak-Anak Muda Kader Rasulullah
Terkini
-
Sinopsis Game Changer, Film Action India yang Dibintangi Ram Charan
-
Catat! 3 Rekomendasi Thermal Water yang Ampuh Meredakan Sunburn dan Kulit Iritasi
-
Kluivert Jadi Pelatih, Marc Klok Harap Bisa Kembali Dipanggil ke Timnas Indonesia
-
Self-Reward ala Gen Z, Motivasi atau Pemborosan?
-
Ampuh Lawan Jerawat! Ini 5 Spot Treatment dengan Benzoyl Peroxide Terbaik