Apres La Pluie: Setelah Hujan adalah novel karya Leni Winarni. Novel ini telah diterbitkan pada tahun 2005. Walaupun sudah lama terbit, novel ini tidak kalah menarik dengan novel-novel terbitan sekarang.
Apres La Pluie: Setelah Hujan menceritakan seorang fotografer bernama Nima yang hidup bebas. Nima dengan rekan timnya sedang melakukan perjalanan ke pedalaman Afrika untuk mengerjakan sebuah proyek penelitian.
Rekan Tim Nima tidak suka dengan kelakuan Nima yang selalu seenaknya dan terlihat sombong bukan main. Padahal dalam hati Nima, dia sedang dilanda kegalauan dan sifatnya itu seperti membentengi dirinya.
Nima sedang mencari makna hidup dan galau mengenai perceraiannya bersama seorang diplomat bernama Armand. Mereka saling mencintai seolah dunia hanya milik mereka. Namun, komunikasi yang buruk membuat semuanya berantakan. Armand memilih untuk mengajukan perceraian walaupun dia sangat mencintai Nima.
Laki-laki itu hanya merasa bahwa walaupun keduanya saling mencintai tapi jalan ini adalah yang terbaik bagi mereka. Nima ingin sekali agar mereka tidak bercerai tapi dia tidak kuasa mengatakannya. Mulutnya tertutup rapat dan hanya bisa menangis dalam diam.
Dan perjalanan menuju pedalaman Afrika membuat Nima mencari makna hidup dan kebebasan yang dicarinya. Di sana, dia bertemu dengan Alan, rekan tim perjalanan yang sama-sama berasal dari Indonesia. Alan membawa banyak pelajaran dalam hidup Nima. Seperti tersihir dengan perlakuannya yang hangat, Nima merasa nyaman dan aman saat bersamanya.
Sayangnya, Alan memiliki tunangan yang menunggunya di Indonesia. Tunangan Alan sangat cantik, baik, dan pintar. Ibarat kata, tunangan Alan adalah perempuan sempurna. Alan mencintainya dan berpikir pulang dari pedalaman Afrika, dia akan menikahinya.
Namun, setelah bertemu dan menghabiskan perjalanan bersama Nima, keraguannya muncul mengenai perasaannya. Begitupun dengan Nima, setelah melewati penyekapan bersama Alan yang dilakukan oleh penjahat saat di hutan, Nima bingung akan perasaannya? Benarkah dia mulai menyukai Alan? Atau dia akan kembali pada Armand saat laki-laki itu datang untuk mengajaknya membangun kehidupan bersama lagi?
Dalam novel ini, penggunaan bahasa yang dipakai adalah baku. Siapapun yang membacanya akan mempelajari bahasa baku yang disuguhkan. Sayangnya, alur cerita masih termasuk lambat. Penceritaan tentang Alan dan Nima masih kurang untuk dapat dikatakan cocok menjadi pasangan.
Istilah-istilah asing juga banyak terdapat dalam novel ini. Beberapa dijelaskan artinya dan beberapa tidak dijelaskan maksud dari istilah asing tersebut, membuat pembaca harus melakukan pencarian sendiri tentang istilah yang dipakai.
Secara keseluruhan, novel ini akan lebih cocok dibaca oleh orang yang sudah bekerja atau orang yang sedang mencari makna hidup setelah ditinggalkan oleh pasangan. Novel ini bisa menjadi obat bagi siapa saja yang sedang dilanda kegalauan.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Three Sisters: Perempuan di Pasca-Revolusi Kebudayaan Tiongkok
-
Kalau Cari Uang Jangan Jadi Guru, Benarkah Sesederhana Itu?
-
Ulasan Novel Sorge: Memberi Ruang untuk Mendengar Suara Hati
-
Ulasan Novel Eternal Memories: Perang Sepi antara Nyata dan Terasa Nyata
-
Ulasan Novel Back to You: Menyelesaikan Masa Lalu yang Belum Usai
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
-
Ali Band dan Perayaan Musik Dansa dari Timur Tengah ke Jakarta
Terkini
-
Futsal Zaman Now: Ekspresi Diri, Kepribadian, dan Gaya Hidup Anak Muda
-
4 Daily Look Minimalis ala Mina TWICE, Cocok untuk Banyak Momen!
-
Daftar Lengkap Reshuffle Kabinet: Prabowo Tunjuk 5 Menteri Baru dan Bentuk Kementerian Haji
-
Delpedro Marhaen, Kriminalisasi Aktivis dan Cermin Demokrasi yang Retak
-
Kronologi Wafatnya Encuy 'Preman Pensiun': Ditemukan Istri, Langsung Dimakamkan Malam Itu Juga