Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rana Fayola R.
Yardan Yafi, bintang muda Timnas Indonesia U-23 yang mengidolakan Bambang Pamungkas. (kitagaruda.id)

Bintang muda Timnas Indonesia, Yardan Yafi tengah mencuri perhatian berkat penampilan impresifnya di ajang Piala AFF U-23 2025. Di balik skill dan kecepatannya sebagai winger, terselip cerita inspiratif yang memperlihatkan bahwa mimpi besar bisa diraih siapa pun. Asalkan dibarengi dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah.

Merujuk kitagaruda.id, Yardan mengungkapkan sosok yang menjadi inspirasinya di dunia sepak bola. Nama yang disebut bukan pemain luar negeri seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo, melainkan legenda Indonesia, yakni Bambang Pamungkas.

“Untuk idola, saya mengagumi Bambang Pamungkas. Posturnya khas orang Indonesia, tapi dengan tubuh seperti itu dia bisa menjadi striker top. Cara mainnya juga sangat menginspirasi saya,” ujar Yardan, Rabu (23/7/2025).

Pernyataan tersebut seakan menegaskan bahwa bagi Yardan, keberhasilan tak hanya ditentukan oleh tinggi badan atau kekuatan fisik, melainkan oleh kecerdasan bermain, disiplin, dan determinasi.

Perjalanan karier Yardan Yafi sendiri dimulai dari tempat yang sangat sederhana. Ia tumbuh di lingkungan padat di Tangerang, bermain bola di gang-gang kecil bersama teman-teman sebaya. Sepak bola bagi Yardan kala itu hanya sekadar hiburan.

Namun, segalanya berubah ketika sang ayah melihat potensi dalam diri Yardan. Ia kemudian dimasukkan ke Sekolah Sepak Bola (SSB) Tangerang FC, lalu melanjutkan ke SSB Benteng Muda. Dari sinilah fondasi karier Yardan dibentuk secara lebih serius dan terarah.

Perjalanan panjang itu tentunya tidak selalu mulus. Ada banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Namun bagi Yardan, impian untuk membela Timnas Indonesia menjadi motivasi terbesar. Ia terus berlatih, belajar dari setiap kekalahan, dan meningkatkan kualitas permainan dari waktu ke waktu.

Kesempatan emas datang saat ia dipanggil mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23 di bawah asuhan pelatih Gerald Vanenburg. Di sinilah Yardan mengaku banyak belajar, terutama soal kedisiplinan, komunikasi, dan pengambilan keputusan cepat saat bertanding.

“Bergabung dengan Timnas U-23 adalah pengalaman yang luar biasa. Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan, mulai dari pola makan, kedisiplinan hidup, hingga peningkatan level permainan. Di posisi saya sebagai winger, pelatih banyak membantu untuk mengasah kemampuan teknis maupun taktis,” ungkapnya.

Yardan juga tak ingin sekadar menjadi pelengkap di skuad, lantaran datang dengan tekad dan target besar untuk membuktikan kapasitas dirinya sebagai pemain penting.

Sang pemain menambahkan, “Target saya bersama timnas tentu ingin membantu Indonesia meraih prestasi, membawa sepak bola kita lebih maju, dan memberikan yang terbaik. Ke depan, saya ingin terus berkembang hingga bisa menjadi pemain terbaik, memperkuat timnas senior, dan Insya Allah berkontribusi membawa Indonesia ke ajang-ajang besar seperti Piala Dunia."

Masih Muda, Yardan Yafi Punya Masa Depan Cerah?

Kini di usianya yang baru menginjak 21 tahun, Yardan Yafi menjadi salah satu nama muda yang digadang-gadang memiliki masa depan cerah dalam dunia sepak bola Indonesia. Usia mudanya membuka banyak peluang untuk berkembang lebih jauh.

Kepercayaan pelatih Gerald Vanenburg yang memasukkannya ke skuad untuk dua ajang besar sekaligus, yakni Piala AFF U-23 2025 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Yardan bukan pemain sembarangan. Ia dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan Timnas.

Namun seperti yang kerap ditekankan oleh banyak pelatih, usia muda bukanlah jaminan mutlak. Konsistensi, performa di kompetisi Liga, dan kemampuan adaptasi terhadap berbagai strategi permainan juga akan menentukan apakah Yardan bisa bertahan di level tinggi.

Penampilannya yang menonjol dalam laga melawan Brunei di fase grup AFF U-23 2025 menjadi awal yang menjanjikan. Ia menunjukkan keberanian, visi permainan, dan kecepatan yang bisa diandalkan untuk membongkar pertahanan lawan.

Rana Fayola R.