Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Poster Film Bayang-Bayang Anak Jahanam (IMDb)

Horor ketemu budaya lokal, hasilnya adalah pengalaman sinematik yang nggak hanya menakutkan tapi juga menarik. Hal inilah yang coba dihadirkan ‘Bayang-Bayang Anak Jahanam’, film terbaru dari Anami Films yang disutradarai AMR. Film ini dibintangi Taskya Namya, Ali Fikry, Rizky Hanggono, dan masih banyak lagi para bintang pendukungnya. 

Sinopsis Film Bayang-Bayang Anak Jahanam

Berbeda dari film horor kebanyakan, Film Bayang-Bayang Anak Jahanam memperlihatkan elemen kejawen—kepercayaan tradisional Jawa yang berakar pada hubungan harmonis antara manusia dan alam gaib. Dalam ceritanya, mengisahkan Gina (Taskya Namya) dan Gani (Rizky Hanggono) berhadapan dengan kenyataan pahit, putra mereka, Agni (Ali Fikry), mendapatkan sebuah energi misterius—energi dari hal-hal nggak kasat mata. Gina dan Gani pun mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi sama Agni. 

Review Film Bayang-Bayang Anak Jahanam

Film ini punya perjalanan panjang sebelum sampai ke layar lebar, apalagi produksinya sempat tertunda karena pandemi. Kok bisa selama itu ya? Entahlah.

Set-nya yang dibangun secara khusus, terasa jadi kayak bukan sekadar latar, tapi benar-benar jadi bagian dari cerita. Para pemain terlihat begitu menyatu dengan lingkungan di sekitarnya, yang membuat suasana terasa lebih hidup.

Cerita yang dihadirkan juga lumayan. Dan ketegangannya pun terasa, tapi nggak terlalu terasa dipaksakan. Justru, ritme film terasa pas—ada momen untuk bernapas, tapi ada juga adegan yang benar-benar bikin bulu kuduk berdiri.

Akting para pemain juga mantap-mantap. Ali Fikry ngasih penampilan yang sangat memikat. Serius ya, suka banget sama akting dan cara dia memainkan perannya. Ya, dia mampu menggambarkan karakter yang kompleks. Jujur saja, chemistry antar pemain pun terbangun dengan baik. 

Bagi pecinta horor, film ini menawarkan sesuatu yang berbeda. Kengerian yang dihadirkan nggak melulu bergantung pada jumpscare, tapi dari atmosfernya, cerita, dan misteri yang dibangun perlahan-lahan. Yang menarik, film ini juga ngasih pesan buat penonton. Setelah menontonnya, ada pesan tersirat yang terus terngiang di kepala, terutama soal menghormati hal-hal yang nggak terlihat.

Sayangnya ….

Alur ceritanya terasa kayak jalanan rusak—kurang rapi gitu. Adegan pindah begitu saja tanpa penjelasan, bikin aku duduk sambil mikir, “Eh, kok tiba-tiba sudah di sini? Hmmm ….”

Rasanya kayak lagi nyusun puzzle, tapi potongannya nggak lengkap. Kalau alurnya lebih rapi, mungkin ceritanya bakal lebih gampang dinikmati. Bagian membosankan juga lumayan terasa. Ada beberapa adegan yang kayak nggak penting bangeti. 

Nah, soal reaksi karakter, ini yang paling bikin aku gregetan. Ada momen mereka seperti ‘kurang tepat’ dalam ngasih tanggapan reaksi atas apa yang terjadi. Sayang banget, sebenarnya ceritanya punya potensi. Kalau alur, ritme, dan reaksi karakter dibenahi, film ini bisa jadi jauh lebih seru!

Tontonlah mumpung masih tayang di bioskop. Selamat nonton ya. 

Skor: 2,6/5

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Athar Farha