Membangun rumah tangga tak pernah dianggap mudah sebab pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang semata. Namun, harus upaya mengawinkan kedua keluarga agar tercipta satu hubungan yang harmonis. Tidak heran jika seringkali ditemukan keluarga yang begitu memerhatikan bibit, bebet, bobot calon besannya.
Lalu bagaimana jika pernikahan terjadi antara anak pengusaha sekaligus mantan lurah dengan anak dari pembantu keluarga. Duh, dapat dibayangkan intrik apa yang akan menghiasi perjalanan bahtera rumah tangga mereka.
Hubungan yang menarik itu diangkat Fissilmi Hamida dalam novel Canting. Novel ini berkisah tentang pria bernama Hadi, seorang anak tunggal pengusaha batik dan berpendidikan mentereng dengan wanita bernama Sekar yang merupakan anak rewang keluarga.
Kisah cinta beda kasta ini tidak serta-merta langsung sah. Pada mulanya, Sekar tidak mau menikah karena khawatir akan nasibnya nanti hanya menjadi wanita yang mengurus urusan dapur, sumur, dan kasur saja.
Namun ibunya lantas meyakinkan Sekar melalui filosofi perempuan dalam budaya Jawa. Perempuan adalah sosok yang melayani suami, tetapi memiliki hak dan peran tersendiri sebagai istri sekaligus menjadi pendidik anak-anak.
Meski memiliki latar keluarga yang berbeda, ibu Hadi tetap menyetujui pernikahan mereka sebab Sekar adalah wanita yang tekun dan pandai. Nilai plus Sekar juga terlihat dari kelihaiannya menggambar pola batik yang menawan.
Maka, keduanya pun akhirnya menikah meski dengan umur yang berpaut cukup jauh. Saat melamar, Hadi mengucapkan dialog menarik, yaitu sepotong tembang asmaradhana. Kutipan tembang itu bermakna bahwa Hadi memilih Sekar sebagai pasangan hidup bukan karena status sosial, harta, atau rupa, tetapi karena pancaran hatinya.
Sayangnya dalam setiap perjalanan hidup, manusia pasti akan sesekali menemukan kesulitan. Konflik dalam novel ini terlihat saat seorang dari masa lalu Hadi kembali muncul di tengah rumah tangga yang baru terjalin. Ditambah suatu hari Hadi mengalami kecelakaan.
Terpaan badai rumah tangga berhasil mereka lewati layaknya sebuah kain. Untuk menjadi kain utuh, butuh proses yang sangat panjang seperti memintal benang, memotongnya, hingga bisa menjadi pakaian yang indah. Begitulah hubungan perlu melewati proses panjang agar menjadi jalinan yang harmonis.
Lewat narasi dan dialog tokoh, pembaca akan disuguhkan banyak filosofi kebudayaan Jawa, seperti ungkapan Jawa dan tembang-tembang macapat yang pastinya saran akan pesan kehidupan. Selain itu, ada pula filosofi berbagai benda, seperti alat pembuat batik, kopi, hingga sumpit yang menggambarkan keselarasan hidup berkeluarga.
Misalnya saja, ada filosofi sumpit yang bermakna hidup berpasangan haruslah merasakan getir dan pahitnya kehidupan bersama-sama.
Pada akhirnya, novel ini bisa menjadi salah satu cara memahami upaya membangun rumah tangga impian.
Identitas buku
Judul: Canting
Penulis: Fissilmi Hamida
Penerbit: KMO Publishing
Cetakan pertama: Desember 2018
Tebal buku: 360 halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel Salah Pilih: Peliknya Pilihan Cinta dan Tuntutan Adat Istiadat
-
Ulasan Novel Atheis: Polemik Kepercayaan Agama dan Kebebasan Berpikir
-
5 Rekomendasi Novel Terbaik Karya Perempuan Penulis Indonesia
-
Potret Panggung Politik dalam Novel Tangan Kotor di Balik Layar
-
Menilik Duka Batin Mantan Serdadu Heiho dari Novel Pulang Karya Toha Mohtar
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Green Dot: Cinta Obsesif dan Pencarian Jati Diri
-
Hari-Hari Bersama Miyu, Kisah Sedih dan Harapan dari Kehidupan Kucing Oren
-
Ulasan Novel Really Good, Actually: Kehidupan Usai Perceraian di Usia Muda
-
Ulasan Buku Kebiasaan Sella, Pentingnya Mengajarkan Kemandirian pada Anak
-
Ulasan Buku The Simple Dollar: Membuka Mata Tentang Arti Keuangan Sejati
Ulasan
-
Malino Highlands, Objek Wisata Alam dengan Ragam Aktivitas Seru
-
Atmosfer Horor 70-an dalam Film Late Night with the Devil
-
Novel Tell Me Everything: Kisah Sukses Seorang Pengacara Lanjut Usia
-
Taman Kambang Iwak, Pesona Wisata Gratis di Tengah Kota Palembang
-
Ulasan Film 'Primbon', Horor Mitologi Jawa yang Gak Ramai Penampakan
Terkini
-
Bayang-bayang Dunia Pendidikan: Antara Tugas Mengajar vs Tugas Administrasi
-
Daftar Negara Pencetak Gelar Juara BWF World Tour Finals, Didominasi China!
-
Indonesia Masters 2025: Ana/Tiwi Bersiap Hadapi Mantan Peringkat Satu Dunia
-
Tolak Kembali, NewJeans Gandeng Firma Hukum Siap Lawan ADOR
-
Bojan Hodak Ingin Pulang dari Kandang Arema FC dengan Hasil Menggembirakan