Kisah Seribu Satu Malam adalah salah satu dongeng populer asal Timur Tengah yang tak lekang oleh waktu. Meskipun naskahnya pertama kali dikumpulkan pada abad ke-6, namun hingga hari ini, dongeng Seribu Satu Malam tetap eksis dan telah diterjemahkan dalam banyak bahasa di seluruh dunia.
Salah satu adaptasi yang cukup menarik dari dongeng ini adalah karya dari Kyowon Co berjudul 'Karpet Terbang' yang menyadur sebuah cerita dari dongeng Seribu Satu Malam.
Hal yang membuat buku ini menarik adalah desainnya yang berbentuk dongeng animasi 3D yang tampak lebih realistis.
Adapun dari segi cerita, kisah ini bermula dari sayembara yang dilakukan oleh seorang raja di India untuk menentukan siapa yang berhak menikahi keponakannya, Putri Nur Al Nihar.
Sayembara tersebut melibatkan tiga pangeran bersaudara, yakni pangeran Hussein, Ali, dan Ahmed. Sang raja memutuskan bahwa yang berhak menikahi putri adalah pangeran yang berhasil menemukan harta karun yang paling berharga.
Maka berangkatlah ketiga pangeran tersebut untuk mencari harta karun. Di perjalanan, pangeran Hussein menemukan sebuah karpet terbang, pangeran Ali menemukan teropong sakti, sementara pangeran Ahmed menemukan apel ajaib.
Ketiga pangeran tersebut ternyata berimbang dalam sayembara tersebut karena masing-masing dari mereka menemukan harta karun berharga.
Maka raja mengadakan sayembara kedua, dan pemenangnya adalah pangeran Ali. Meskipun pangeran Ali berhasil menikahi sang putri, pangeran Hussein dan Ahmed tetap rukun dan tidak saling iri hati karena telah menemukan kebahagiaannya masing-masing.
Secara umum, kisah di atas sebenarnya sangat seru untuk disimak. Sekilas terlihat klise, tapi perjalanan ketiga pangeran dalam mencari harta karun, mengikuti sayembara, dan berbagai intrik yang terjadi di antara mereka dipenuhi dengan hal-hal yang membuat penasaran.
Selain itu, desain animasi dalam format 3D juga sangat memanjakan mata. Sebagai dongeng anak, perpaduan antara cerita yang menarik dan ilustrasi yang eye-catching bisa menjadi bacaan seru dan page-turning.
Hanya saja, judul buku tentang Karpet Terbang ini rasanya kurang mewakili keseluruhan isi cerita. Sebab, poin utama yang diangkat justru tidak terpaku pada karpet terbang itu sendiri. Melainkan dinamika yang terjadi antara hubungan raja dan ketiga pangeran.
Namun, terlepas dari hal tersebut, buku ini penuh dengan hal yang bisa memantik imajinasi. Secara pribadi, saya menilai buku ini tidak hanya menarik bagi anak-anak, tapi juga orang dewasa yang mencari bacaan ringan yang menghibur.
Baca Juga
-
Pengen Cuan? Simak Caranya di Buku Sukses Mengubah Waktu Luang Menjadi Uang
-
Ulasan Buku Kulit Kacang dan Isinya, Inspirasi dari Ragam Analogi Kehidupan
-
Ulasan Buku 'Yakin Selamanya Mau di Pojokan?', Berani Menggali Potensi Diri
-
Ulasan Buku Seni Mengubah Nasib, Memperbaiki Mindset tentang Keuangan
-
Ulasan Buku Ketika Alina Marah, Melatih Anak untuk Meregulasi Emosi
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The Frozen River: Kisah Wanita Kuat Pada Abad ke-18
-
Ulasan Novel The Holiday Games, Cerita Cinta di Reality Show Natal
-
Prabowo Pamer Mampir ke Toko Buku Langganan, Publik Beri Sindiran: Kok Wapresnya Nggak Suka Baca, Pak?
-
Catatan-Catatan Bandung Mawardi Sarat Sejarah dalam Buku 'Berumah di Buku'
-
Misteri Berbahaya dalam Novel "The Crash" yang Mengguncang Kepercayaan
Ulasan
-
Misteri Hei, Bodyguard! (A Secret): Bayang-Bayang Trauma yang Mengerikan
-
Bird and Bromelia Pavilion, Wisata Edukasi Mengenal Ragam Jenis Burung
-
Sensasi Keliling Dunia dalam Waktu Satu Hari di Sarae Hills Lembang
-
Ecopark Curug Tilu, Tempat Glamping Sekaligus Melihat Keindahan Air Terjun
-
Ulasan Novelet Surabaya: Sisi Lain Nasib Rakyat di Masa Pertempuan Surabaya
Terkini
-
Termurah Rp 1,3 Juta, Ini Daftar Harga Tiket Konser NCT Wish LOG in Jakarta
-
Media Jerman: Kevin Diks Tiba, Borussia Monchengladbach Rombak Total Skuad!
-
BIBI Ungkap Sempat Menentang Adiknya Debut Sebagai Idol, Ini Alasannya
-
5 Rekomendasi Film yang Dibintangi Jack Quaid, Terbaru Ada Novocaine
-
4 Hybrid Sunscreen yang Cocok untuk Semua Jenis Kulit, Nyaman Seharian!