Novel Hikayat The Da Peci Code ini mengisahkan seorang anak bernama Rosid berambut kribo yang terusir dari rumahnya gara-gara perseteruan soal peci dengan ayahnya, Mansur. Mansur sudah beberapa kali mengganti panggilan untuk anaknya itu.
Pertama ia memanggilnya Sarang Kutu, kemudian Sarang Tawon, Rambutan Kering dan Anak Syaiton. Tapi, panggilan yang terakhir itu tak bertahan lama. Sejak kecil Rosid sering diajak ayahnya ke masjid untuk menunaikan salat jamaah, salah Jumat, salat Tarawih, dan acara-acara keagamaan lainnya.
Selain itu, Rosid juga selalu diajari untuk memakai sarung, baju koko, dan peci putih. Namun, akhirnya berbeda. Rosid memandang busana untuk ibadah, seperti peci, dengan sudut pandang yang berbeda.
Sejak seminggu yang lalu Rosid memang mempunyai masalah dengan peci putih; busana yang selama berabad-abad dengan aman bertengger di atas kepala. Hal itu kemudian mendorong Rosid melakukan sebuah upaya bersejarah; menggugat peci sebagai sebuah simbol agama. Akibat dari semua itu, Rosid harus terusir dari rumahnya. (Halaman 3).
Novel karya Ben Sohib ini sebenarnya adalah buku plesetan dari The Da Vinci Code versi kocak. Bukan cuma sisi kocak yang ditawarkan penulis, tapi sisi moral, pengetahuan, budaya dan agama diramu hingga menjadi tulisan yang menarik dan segar.
Tak perlu baca isi di dalamnya jika ingin mengetahui bahwa buku ini genre komedi. Dari cover saja sudah tampak jelas. Terdapat teks kutipan dari Majalah Aneka Yess yang menilai bahwa novel ini "Kritis, kocak, dan tidak mengguncang iman" dan "Misteri Tak Berbahaya di Balik Tradisi Berpeci".
Ben Sohib mengemas semua permasalahan dengan bahasa yang gokil dan sedikit nakal dengan percakapan khas Betawi. Bagi Abahnya Rosid (Mansur) peci adalah tradisi islami Bani Gibran yang patut dirawat dan dilestarikan, sedangkan bagi Rosid yang merupakan seorang aktivis di Sanggar Banjir Kiriman di Condet, peci hanyalah sebuah tradisi, dan nilai-nilai islami tidak bisa begitu saja disimpulkan dari akar budaya.
Lewat buku yang ditulis dengan bahasa ringan dan asyik ini, Ben Sohib ingin membawa para pembaca untuk berpikir ulang mengenai tradisi dan tuntutan agama. Cerita meliputi pertengkaran ayah dan anak yang ribut gara-gara si anak tidak mau memotong rambutnya yang kribo. Sedangkan Mansur, abahnya, ngotot ingin membawa anaknya ke seorang ustaz agar mau potong rambut dan bersedia pakai peci putih.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Hikayat The Da Peci Code
Penulis: Ben Sohib
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan: I, Mei 2010
Tebal: 186 Halaman
ISBN: 978-602-8811-06-4
Tag
Baca Juga
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
-
Samsung Segera Kenalkan Galaxy S25 FE, Dibekali Prosesor Exynos 2400 dan CPU 10 Core
-
Vivo X Fold 5 Resmi Masuk Indonesia, HP Lipat dengan Durabilitas Tinggi serta Engsel Kuat dari Baja
-
Menganalisis Ideologi Negara dalam Buku Ragam Tulisan Tentang Pancasila
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The Purple Ribbon: Ketabahan Manusia dalam Menghadapi Cobaan
-
Ulasan Novel Elevator Pitch, Romansa Lucu dengan Pelatih Baseball Idaman
-
Prabowo Mampir ke Toko Buku Favorit saat di New Delhi, Gibran Rakabuming Kena Sentil
-
Ulasan Novel The Frozen River: Kisah Wanita Kuat Pada Abad ke-18
-
Prabowo Pamer Mampir ke Toko Buku Langganan, Publik Beri Sindiran: Kok Wapresnya Nggak Suka Baca, Pak?
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
Kode Keras di Medsos! 5 Tanda Kuat Pratama Arhan dan Azizah Salsha akan Rujuk
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Gratis dan Gampang! Cara Ubah Foto Jadi Action Figure Super Realistis dengan AI
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
-
Adrian Wibowo Jadi Aset Berharga Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Setuju?