Kebebasan bukan hanya tentang pergi sejauh mungkin, tetapi juga tentang memahami diri sendiri dalam perjalanan tersebut. Di era 1970-an, dunia dipenuhi dengan gelombang anak muda yang menolak aturan kaku dan memilih jalan mereka sendiri.
Banyak yang meninggalkan kehidupan yang mapan demi menjelajahi dunia, mencari pengalaman, dan menemukan makna yang lebih dalam.
"Hippie", sebuah novel karya Paulo Coelho, menangkap semangat zaman itu—bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga pencarian jati diri yang penuh dengan pergolakan batin.
Diterbitkan pada tahun 2018, novel ini terinspirasi dari pengalaman pribadi sang penulis. Sebagai bagian dari generasi hippie, Coelho pernah bepergian ke berbagai negara dengan cara yang sama seperti yang digambarkan dalam kisahnya.
Perjalanan tersebut membentuk pemikirannya tentang kebebasan, cinta, dan pencarian makna hidup. Latar cerita dalam novel ini membawa kita ke berbagai tempat di Eropa hingga Asia, mengikuti jejak para pencari kebebasan yang meninggalkan kehidupan konvensional untuk menemukan sesuatu yang lebih berarti.
Tokoh utama dalam kisah ini adalah Paulo, seorang pemuda Brasil yang bermimpi menjadi penulis. Dalam perjalanannya ke Amsterdam, ia bertemu dengan Karla, seorang perempuan Belanda yang memiliki kegelisahan serupa.
Karla mengajak Paulo untuk bergabung dalam perjalanan menuju Nepal dengan Magic Bus, sebuah kendaraan yang membawa para petualang dari berbagai negara.
Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan banyak orang yang memiliki latar belakang berbeda, masing-masing dengan tujuan dan pencarian mereka sendiri.
Perjalanan dalam "Hippie" bukan hanya tentang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga tentang perubahan dalam diri setiap tokohnya.
Setiap kota yang disinggahi menghadirkan pengalaman baru, mulai dari pertemuan dengan orang-orang bijak, tantangan yang menguji keyakinan, hingga momen-momen refleksi mendalam. Kebebasan yang dicari tidak selalu ditemukan di tempat tujuan, tetapi justru dalam proses perjalanan itu sendiri.
Meskipun berlatar di era 1970-an, tema dalam novel ini tetap relevan hingga saat ini. Banyak orang masih merasakan kegelisahan yang sama—perasaan terjebak dalam rutinitas, keinginan untuk menemukan sesuatu yang lebih bermakna, dan dorongan untuk melepaskan diri dari ekspektasi sosial.
Kisah ini menggambarkan bahwa pencarian makna hidup adalah pengalaman yang universal dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Gaya penceritaan khas Paulo Coelho dalam "Hippie" menghadirkan kisah yang mendalam dan reflektif. Di dalamnya mengandung perjalanan batin yang mengajarkan bahwa kebebasan sejati bukanlah soal seberapa jauh seseorang pergi, melainkan seberapa dalam ia mengenal dirinya sendiri.
Novel ini mengingatkan bahwa dalam setiap langkah yang diambil, selalu ada pelajaran yang bisa membawa seseorang lebih dekat pada pemahaman tentang hidup dan maknanya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ketika Pekerjaan Sulit Dicari, tapi Janji Politik Mudah Diberi
-
Review Novel 'Kotak Pandora': Saat Hidup Hanya soal Bertahan
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Review Novel 'Jane Eyre': Ketika Perempuan Bicara soal Harga Diri
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Vermilion Rain: Misteri Kejadian Alam Tak Biasa di Desa Bokudi
-
Novel Misteri Patung Garam: Misteri di Balik Karya Seni yang Menakjubkan
-
Novel Baswedan Ungkap Percakapan Rahasia dengan Hasto Soal Pelemahan KPK
-
Review Novel 'Suara Benda Berjatuhan', Jejak Luka dan Rahasia Kelam
-
Ulasan Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati: Keinginan Ditengah Keputusasaan
Ulasan
-
Komedi Kriminal Penuh Tawa Ada di Sini! Film Deep Cover dari Prime Video
-
Ulasan Novel Celebrity Wedding: Pernikahan Palsu Akuntan dan Artis Terkenal
-
Review Film Fear Street: Prom Queen, Misteri Teror Pembunuhan di Malam Prom
-
Review Film Junk Head: Memukaunya Petualangan Stop-Motion di Dunia Distopia
-
Memaknai Kesederhanaan Hidup Lewat Drama When Life Gives You Tangerines
Terkini
-
Panggil 30 Nama untuk TC Timnas Indonesia U-23, Hanya Ada 1 Pemain Naturalisasi!
-
Menjelang Tamat, The Beginning After the End Umumkan Season 2 Tayang 2026
-
Mengubah Budaya, Menyalakan Semangat Kerja
-
Tampil GIrly Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Stylish ala Syifa Hadju
-
Rekap Kejuaraan Kelas Atas BWF, Indonesia Nol Gelar Juara!